Berita

Waskita Karya Incar Kontrak Baru Hingga Rp 30 T di Tahun 2022

Sumber: Pexels

Ajaib.co.id – Emiten konstruksi plat merah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) optimis bahwa kontrak baru akan meningkat pada tahun 2022 mendatang. Waskita Karya membidik nilai kontrak baru sekitar Rp 25 triliun – Rp 30 triliun sepanjang tahun 2022.

Jika merujuk dari target tahun ini yang berkisar di angka Rp20,45 triliun, maka tahun depan Waskita Karya akan menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 22,24% hingga 46,69% dibandingkan pada tahun 2021.

Ratna Ningrum, selaku Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, mengungkapkan bahwa target kontrak baru tersebut mayoritas akan berasal dari proyek pemerintahan, anak perusahaan, serta yang bersumber dari swasta. Ratna menekankan bahwa emiten WSKT akan fokus dalam menyelesaikan ruas-ruas jalan tol eksisting, serta akan lebih selektif dalam memilih proyek yang akan dikerjakan.

“Hal ini seiring dengan program transformasi bisnis Waskita, dimana ke depannya Waskita akan melakukan refocusing bisnis dengan kembali ke kompetensi intinya sebagai kontraktor.” ungkap Ratna kepada Kontan.co.id, pada Jum’at (24/12).

Hingga memasuki akhir tahun 2021, WSKT telah mencatatkan nilai kontrak baru senilai Rp 15,23 triliun. Dengan demikian, WSKT telah merealisasikan 74,48% dari target akhir tahun sebesar Rp20,45 triliun.

Meskipun akhir 2021 sudah menghitung hari, namun manajemen Waskita Karya tetap meyakini bahwasanya target tahun ini bisa tercapai.

“Sampai dengan akhir tahun ini, Waskita optimis untuk mencapai target nilai kontrak baru, dimana Waskita menargetkan untuk mendapatkan tambahan nilai kontrak baru dari proyek jalan, gedung dan bendungan,” jelas Ratna.

Sementara itu, WSKT menargetkan untuk dapat mencatatkan nilai kontrak baru dari proyek jalan di Sudan Selatan pada bulan Desember ini. Estimasi proyek tersebut dapat mencapai hingga Rp 8 triliun.

“Saat ini Waskita masih menunggu jaminan untuk proyek tersebut,” tutur Ratna.

Sumber: Tahun Depan, Waskita Karya (WSKT) Incar Kontrak Baru Hingga Rp 30 Triliun, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait