Investasi, Obligasi

Utang Obligasi untuk Investasi? Kenali Dulu Profil Risikonya

Ajaib.co.id – Investasi di pasar modal tidak hanya berupa saham. Obligasi atau surat utang juga menjadi opsi lain berinvestasi di pasar modal. Obligasi sebagai investasi menawarkan berbagai kelebihan daripada jenis-jenis investasi lainnya. Tapi, sama seperti jenis risiko lainnya, obligasi juga memiliki sejumlah risiko.

Obligasi adalah surat utang dengan nominal tertentu. Surat utang ini berfungsi sebagai kontrak antara pemberi dana atau investor dan pihak penerbit obligasi atau biasanya disebut  emiten. Pada umumnya, emiten adalah badan usaha pemerintah maupun swasta. Emiten memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang dipinjamkan dalam jangka waktu tertentu sesuai kontrak beserta dengan bunganya secara reguler.

Cara berinvestasi obligasi adalah dengan meminjamkan dana kepada perusahaan negeri atau swasta yang memerlukan dana. Investor bisa berinvestasi dalam jangka waktu tertentu sampai dana yang ditanamkannya tersebut kembali penuh. Investor juga akan mendapat bunga secara periodik dari pihak emiten, setidaknya tiap tiga bulan.

Nah, memahami risiko investasi sama pentingnya dengan memahami potensi keuntungan yang bisa kamu peroleh dari suatu jenis investasi. Kamu mungkin pernah mendengar istilah high risk, high return. Artinya, suatu investasi yang memiliki tingkat keuntungan atau pengembalian tinggi, biasanya memiliki risiko yang tinggi pula. Begitu pun sebaliknya.

Dengan kata lain, tingkat keuntungan atau pengembalian dan risiko merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan dalam berinvestasi.

Sebagai investor, kamu harus melakukan riset cukup mendalam mengenai jenis investasi yang menarik perhatian kamu. Riset ini termasuk menganalisa risiko-risikonya. Kamu memang tidak bisa menghilangkan risiko dalam berinvestasi. Tapi, setidaknya kamu dapat meminimalisir risikonya. 

Berikut adalah risiko-risiko utang obligasi, antara lain:

Risiko Gagal Bayar

Risiko gagal bayar timbul ketika penerbit obligasi tidak dapat membayarkan kembali utang kepada kamu sampai waktu jatuh tempo sesuai kesepakatan. Biasanya, risiko gagal bayar bersumber dari perusahaan yang menerbitkan obligasi. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayarkan nilai obligasi yang menjadi tanggung jawabnya ini disebut sebagai default.

Yang perlu diperhatikan lebih seksama adalah bila kamu hendak berinvestasi obligasi di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini. Tidak sedikit perusahaan yang kesulitan mengelola arus kas (cash flow) karena pendapatan yang berkurang drastis. Tekanan likuiditas ini berdampak pada meningkatnya risiko gagal bayar bagi emiten yang memiliki surat utang jatuh tempo.

Namun, beda halnya bila negara yang menerbitkan obligasi. Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah tidak mengandung risiko gagal bayar. Hal ini karena obligasi negara telah diatur dan dilindungi oleh Undang-Undang.

Dalam Undang-Undang, tertera bahwa negara akan menjamin pembayaran pokok dan kupon obligasi sampai dengan jatuh tempo. Selain itu, dana yang akan dikeluarkan negara telah dialokasikan dalam APBN setiap tahun.

Oleh sebab itu, pemeringkat efek mempunyai peranan krusial dalam memberikan analisa fundamental untuk setiap obligasi yang diterbitkan. Ringkasnya, pemeringkatan efek menekankan pada penilaian kemampuan emiten dalam memenuhi seluruh tanggung jawab atau kewajibannya.

Risiko Pasar

Risiko pasar terkait erat dengan yang namanya capital loss. Capital loss merupakan kondisi, di mana harga obligasi akan lebih rendah saat investor menjualnya di pasar sekunder sebelum jatuh tempo bila dibandingkan dengan harga pada saat perusahaan menerbitkan obligasi.

Capital loss terjadi akibat faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor ini bisa mempengaruhi pasar keuangan, seperti perubahan suku bunga, inflasi atau kondisi ekonomi dan politik yang tidak stabil. 

Harga obligasi, misalnya, sangat ditentukan oleh naik-turunnya inflasi dan suku bunga. Bila inflasi dan suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Sebaliknya, penurunan inflasi dan suku bunga membuat harga obligasi akan naik. Kalau kamu ingin berinvestasi di obligasi dengan tujuan diperdagangkan, maka inflasi dan suku bunga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.

Capital loss juga bisa terjadi saat kamu menjual kembali obligasi kepada pendana lainnya di pasar sekunder. Penjualan kembali ini dilakukan sebelum jatuh tempo dengan harga jual lebih rendah daripada harga beli. Jadi, bukannya untung, kamu malah merugi. Oleh karena itu, Anda harus lebih berhati-hati jika ingin berinvestasi dengan cara ini.

Risiko Likuiditas

Obligasi bisa diperjualbelikan di antara sesama investor. Investor bisa merugi bila ingin cepat menjual obligasi yang dimilikinya, namun tidak ada calon pembeli yang berminat atau harga jualnya tidak wajar. Inilah yang dimaksud dengan risiko likuiditas.

Kamu bisa menghindari risiko ini dengan cara menjadikan obligasi sebagai agunan atau jaminan. Dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir merugi karena menjual obligasi di bawah harga belinya.

Callability

Perusahaan yang menerbitkan obligasi memiliki hak untuk membeli kembali obligasi yang telah terjual sebelum tanggal jatuh tempo. Kondisi ini disebut callability. Lazimnya, hal ini terjadi karena suku bunga yang turun. Tentu, ini bisa menimbulkan kerugian bagi para investor atau pemegang obligasi.

Hadirnya klausul pembelian kembali sebelum jatuh tempo ini krusial untuk obligasi yang memiliki tenor jangka panjang. Dengan keadaan ini, biasanya pihak penerbit obligasi akan menawarkan ‘obligasi premium’. Tujuannya, kerugian investor akan ter-cover oleh kompensasi premium yang diberikan emiten.

Investasi obligasi memang memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan jenis-jenis investasi lainnya, seperti potensi menerima return atau imbal hasil secara reguler. Return reguler ini penting bagi investor yang sudah pensiun atau bagi mereka yang ingin menambahkan penghasilan bulanan di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang.

Namun, tidak semua obligasi yang diterbitkan berpotensi menghasilkan return identik. Maka, dengan melakukan riset cukup mendalam, kamu telah melakukan mitigasi risiko dalam berinvestasi.

Sumber: Ini Risiko Investasi Obligasi yang Perlu Anda Ketahui!, Kenali Risiko Obligasi, Untuk Mencegah dan Hindari Kerugian, Pasar Modal, dan Pengertian Obligasi dan Karakteristiknya, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait