Investor Saham Pemula

Sudah Tahu Strategi Butterfly Spread?

Butterfly Spread

Butterfly spread merupakan strategi yang sering digunakan oleh investor untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan dalam perdagangan saham maupun kripto. Strategi butterfly spread memungkinkan investor mengunci potensi keuntungan dalam rentang harga tertentu. Ini sangat berguna dalam situasi pasar yang cenderung stabil. 

Memahami cara kerja butterfly spread memungkinkan investor untuk mengatur eksposur risiko investasi secara lebih efektif. Sehingga investor mampu menghadapi fluktuasi pasar tanpa harus mengorbankan hasil investasi.

Pengertian dan Cara Kerja Butterfly Spread

Menurut Investopedia, butterfly spread adalah strategi trading yang memadukan kombinasi spread bull dan bear dalam satu posisi. Strategi ini dirancang untuk mempertahankan risiko tetap dan menghasilkan keuntungan terbatas.  

Dalam penerapannya, strategi butterfly spread menguntungkan jika harga aset pokok tetap stabil hingga mendekati tanggal kedaluwarsa opsi. Dalam struktur dasar ini, strategi tersebut melibatkan empat kontrak opsi yang terdiri dari kombinasi tiga harga eksekusi berbeda.

Pada umumnya, butterfly spread menggunakan dua opsi yang dijual di harga tengah (at-the-money). Sementara dua opsi lainnya dibeli dengan harga lebih tinggi dan lebih rendah dari harga tengah tersebut. Jarak antara opsi yang lebih tinggi dan lebih rendah selalu simetris terhadap harga tengah. 

Contoh penerapan strategi butterfly spread yakni jika opsi tengah memiliki harga $60, maka opsi di atas dan di bawahnya dapat diatur pada $55 dan $65. Keselarasan harga ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan risiko dan potensi profit.

Cara kerja butterfly spread sebenarnya cukup sederhana, namun memerlukan perhitungan yang cermat. Butterfly spread bekerja dengan mengombinasikan empat kontrak opsi pada tiga harga strike berbeda. Dua opsi dijual di strike tengah, sementara dua opsi dibeli di strike rendah dan tinggi. 

Ini bertujuan untuk meraih keuntungan maksimal saat harga aset mendekati strike tengah saat kedaluwarsa. Bagi trader, ada dua pendekatan utama yang bisa diambil, yakni long call butterfly dan long put butterfly. Meskipun ada jenis-jenis butterfly spread lainnya.

Salah satu keunggulan butterfly spread adalah batasan risiko yang jelas, karena baik potensi keuntungan maupun kerugian dapat diprediksi sejak awal. Kerugian maksimal dalam strategi ini umumnya sebesar total premi yang dibayarkan. Sedangkan keuntungan maksimal diperoleh jika harga aset pokok tidak banyak bergerak dari harga tengah. Strategi ini cocok untuk situasi pasar yang cenderung stabil.

Baca Juga: Bullish Rectangle, Strategi Trading Saham Saat Pasar Rebahan

Jenis-Jenis Butterfly Spread

Strategi butterfly spread menggabungkan berbagai posisi opsi, baik call maupun put, dengan harga strike berbeda. Sehingga membentuk pola seperti sayap kupu-kupu yang memberikan potensi keuntungan terbatas namun dengan risiko yang juga terkendali. 

investor dapat memilih strategi yang paling sesuai dengan proyeksi pergerakan pasar dan toleransi risiko masing-masing. Berikut jenis-jenis butterfly spread yang bisa dipilih:

1. Long Call Butterfly Spread

Butterfly spread adalah strategi yang menggunakan dua opsi call yang dijual di harga tengah dan satu call di setiap harga ekstrem. Dalam strategi long butterfly spread, trader membeli satu call di harga rendah, menjual dua call di harga tengah, dan membeli satu call di harga tinggi. Keuntungan maksimal dicapai ketika harga aset berada di sekitar harga tengah saat jatuh tempo, dengan potensi kerugian terbatas pada premi yang dibayarkan.

2. Short Call Butterfly Spread

Dalam strategi short butterfly spread pendek, trader menjual satu call pada harga rendah, membeli dua call di harga tengah, dan menjual satu call lagi di harga tinggi. Strategi ini menghasilkan kredit bersih saat dibuka dan keuntungan maksimal jika harga aset berada di atas atau di bawah harga ekstrem saat jatuh tempo. Kerugian maksimal terbatas pada selisih harga call yang dibeli dikurangi premi.

3. Long Put Butterfly Spread

Pada long put butterfly, cara kerja butterfly spread melibatkan pembelian satu put di harga rendah, penjualan dua put di harga tengah, dan pembelian satu put di harga tinggi. Strategi ini menguntungkan ketika harga aset tetap di sekitar harga tengah hingga jatuh tempo, dengan potensi kerugian maksimal sebesar premi awal.

4. Short Put Butterfly Spread

Short put butterfly spread dilakukan dengan menjual satu put di harga rendah, membeli dua put di harga tengah, dan menjual satu put di harga tinggi. Strategi ini menghasilkan keuntungan maksimal jika harga aset berada di atas harga tinggi atau di bawah harga rendah saat jatuh tempo. Risiko terbatas pada selisih harga put yang dibeli dan premi yang diterima.

5. Iron Butterfly Spread

Iron butterfly spread merupakan strategi kredit bersih yang cocok untuk kondisi pasar dengan volatilitas rendah. Trader membeli put di harga rendah, menjual put dan call di harga tengah, dan membeli call di harga tinggi. Keuntungan maksimal tercapai ketika harga aset mendekati harga tengah pada jatuh tempo, sedangkan kerugian terbatas pada selisih harga call yang dibeli dan premi.

Baca Juga: Sideways, Strategi Trading Saat Harga Saham Stabil

6. Reverse Iron Butterfly Spread

Strategi reverse iron butterfly spread melibatkan penjualan put di harga rendah, pembelian put dan call di harga tengah, dan penjualan call di harga tinggi. Sehingga menghasilkan debit bersih. 

Reverse iron butterfly cocok untuk pasar berisiko tinggi, dengan keuntungan maksimal saat harga bergerak jauh dari harga tengah. Risiko strategi ini terbatas pada premi yang dibayarkan saat membuka posisi.

Secara umum, butterfly spread memberikan pilihan menarik bagi investor yang menginginkan kendali atas risiko dan potensi keuntungan yang terukur. Namun, seperti halnya strategi lainnya, penting untuk menggunakan alat analisis dengan bijak dan tidak hanya mengandalkan satu strategi tunggal. Kita dapat mengombinasikan strategi butterfly spread dengan metode analisis lain, seperti analisis teknikal dan fundamental. Hal ini dapat membantu memahami arah pasar secara lebih komprehensif dan meningkatkan ketepatan keputusan investasi.

Artikel Terkait