Berita

Sambut “New Normal”, Pasar Saham Ketiban Berkah

Financial Freedom

Ajaib.co.id – Pemerintah akan menerapkan tatanan hidup normal yang baru (new normal) demi menggerakkan roda perekonomian yang macet di tengah pandemi virus corona (covid-19).

Pada prinsipnya, new normal menurut CNNIndonesia adalah fase di mana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai dilonggarkan dan publik diperbolehkan untuk kembali beraktivitas dengan sejumlah protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah.

Demi memastikan pelaksanaan protokol new normal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengecek kesiapan di salah satu pusat belanja dan transportasi publik pada Selasa (26/5).

Persiapan new normal sebelumnya ditandai dengan penerbitan Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/335/2020 tentang Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik) dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan bahwa suka tidak suka masyarakat memang harus hidup berdampingan dengan Covid-19, mengingat vaksin virus tersebut sampai saat ini belum ditemukan.

“Oleh karena itu dipersiapkan normal baru,” kata Airlangga dalam konferensi pers usai rapat terbatas, Rabu (27/5/2020).

“Kami berharap dengan dilakukan masyarakat produktif dan aman Covid-19, kegiatan perekonomian akan berangsur pulih dalam protokol baru sampai kita menemukan vaksin yang bisa diberikan kepada masyarakat,” ujarnya.

Pemerintah, menurut Airlangga, akan membuat berbagai skenario terkait dengan bagaimana memperkuat dari segi kesehatan dan juga mulai penyesuaian kegiatan ekonomi agar bisa menekan korban daripada Covid-19.

“Di samping itu juga menekan korban dari PHK dan me-restart sosial ekonomi. Jadi kalau lihat dari skenario tingkat infeksi atau mortality tinggi dan rendah, kemudian pemulihan lambat dan resesi berat, kemudian pemulihan cepat yang diharapkan adalah Indonesia keluar dengan V shape atau kita kenal dengan tema produktif dan aman Covid-19,” kata Airlangga.

Pelaku Pasar Saham Sambut New Normal dengan Memborong Saham

Kesiapan Indonesia menghadapi era normal baru semakin direspons positif oleh pelaku pasar keuangan. Hal ini terlihat dari laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berpotensi tutup di zona hijau sepanjang minggu ini.

IHSG pada jeda sesi I hari Kamis (28/5/2020) menguat 1,87% ke posisi 4.728. Indeks sektor perbankan memimpin penguatan dengan 3,79%, diikuti dengan sektor properti yang menguat 3,45%.

Nilai transaksi pada sesi pertama tersebut cukup tinggi hingga Rp6,95 triliun. Adapun investor asing mulai membukukan beli bersih senilai Rp115,16 miliar di semua pasar.

Saham big caps perbankan y.ng menguat ialah: BBCA (+5,44%), BMRI (+4,87%), BBRI (+4,56%), BTPS (+7,54%).

Sedangkan saham big caps properti dan konstruksi yang merangsek naik ialah WSKT (+4,96%), BEST (+1,92%), PTPP (+7,35%), ADHI (+3,38%),

Kata Pengamat Mengenai Penerapan New Normal

Kepala Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan, penyesuaian di tengah kondisi pandemi menjadi kewajaran yang sulit terhindarkan.

Menurutnya, ketika ekonomi terpuruk seperti saat ini, skenario dan protokol new normal diperlukan agar ekonomi bisa bergerak secara gradual.

“Pemberlakuan New Normal pada akhirnya memang harus diberlakukan dengan beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku ketat. Intinya Ekonomi diupayakan bergerak secara gradual sambil menjalankan protokol New Normal dengan ketat, law enforcement diberlakukan tegas dan konsisten,” ujar Toto kepada Kontan.co.id, Selasa (26/5).

Lebih lanjut, Toto menyebut bahwa pandemi corona sudah berdampak signifikan pada sebagian besar pelaku usaha, termasuk BUMN. Misalnya, terhadap kinerja dan target perusahaan, arus kas, terjadinya gagal bayar hutang jatuh tempo, hingga merumahkan karyawan. Dengan new normal, kata Toto, maka pelaku usaha pun bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali mendenyutkan bisnisnya.

Hanya saja, Toto menekankan protokol atau regulasi terkait new normal ini wajib untuk ditaati dan diawasi secara ketat. Zonasi terhadap lokasi kantor pun mesti menjadi pertimbangan.

“Kalau periode PSBB terus diperpanjang, nafas ekonomi sebagian besar dunia usaha termasuk BUMN akan semakin sulit. Maka new normal memberikan harapan baru bagi kembalinya nafas ekonomi. Sepanjang lokasi kantor ada di zona hijau dan protokol covid dijalankan dengan ketat, saya kira kebijakan ini bisa ditolerir,” ungkap Toto.

Di lain sisi, Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengingatkan, dalam merancang maupun menerapkan kebijakan di tengah masa pandemi, pemerintah seharusnya berdasar pada bukti ilmiah atau scientific evidence. Dalam hal ini, sesuai standar WHO, semestinya pemerintah menjalankan 10.000 tes uji positif Covid-19 per 1 juta penduduk.

Dia menegaskan, pengambilan kebijakan harus merujuk pada tes yang standar tersebut sebagai acuan dalam pengendalian Covid-19.

“Ini adalah pandemi, ketika mau mengambil kebijakan harus ada dasar scientific evidence. Bukti yang digunakan di seluruh dunia adalah 10.000 tes per 1 juta penduduk. Kami belum sampai ke sana. Paling banyak 4.000, kemarin di bawah 1.000, hari ini nggak tahu berapa. Jadi apa dasarnya?” kata Agus saat ditanya Kontan.co.id, Selasa (26/5).

Agus berpandangan, jika tidak didasarkan pada bukti ilmiah, maka pemerintah ibarat tengah melakukan perjudian (gambling). Ia pun menekankan, pemerintah seharusnya terlebih dulu memprioritaskan kesehatan. Jika tidak, maka risiko bagi kehidupan masyarakat maupun perekonomian akan semakin besar dan menemui ketidakpastian.

“Urus dulu pandeminya, bagaimana cara meminimalisasi. Setelah itu harus mikir ekonomi, karena orang harus hidup. Kalau main dua kaki risikonya besar, apalagi dasar saintific-nya tidak ada. Kalau tambah sakit, ekonomi nyesek. kalau diambil silakan saja terserah pemerintah, tapi itu namanya gambling dan risikonya sangat besar.,” sebut Agus.

Artikel Terkait