Analisis Saham

Saham PORT Masih Bergerak Stagnan, Inilah Penyebabnya

Saham PORT
Saham PORT

Ajaib.co.id – Harga saham PORT masih bergerak stagnan sejak awal tahun. Salah satu penyebabnya adalah pandemi covid-19 yang melanda sektor transportasi laut atau pelayaran.

PT Nusantara Pelabuhan Handal (NPH) merupakan perusahaan transportasi laut yang berdiri sejak Desember 2003 dengan nama PT Kharisma Mutiara Agung (KMA). Namun nama berganti menjadi NPH pada November 2016.

Pada 2004, NPH mengoperasikan dermaga 300 di pelabuhan Tanjung Priok setelah menandatangani kontrak dengan PT Multi Terminal Indonesia (MTI), anak perusahaan Pelindo II. Pada 2012, perusahaan (melalui anak usaha) menyediakan layanan bongkar muat di terminal peti kemas domestik dengan Pelindo II.

Tahun berikutnya, perseroan memperoleh kontrak jangka panjang dengan berbagai perusahaan. Pada 2014, NPH mengakuisisi sebagian kepemilikan PT Parvi Indah Persada (PIP) pada Mei 2014.

Pada Maret 2017, perseroan melenggang di lantai bursa dengan kode saham PORT. Penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di level Rp535.

Per Desember 2018, saham PORT dimiliki oleh PT Episenta Utama Investasi sebesar 74,06%, PT Prima Permata Cakrawala memiliki 5,44%, dan masyarakat dengan 20,50%.

Performa Saham Masih Menurun

Sejak awal tahun hingga 29 April lalu, saham PORT belum menunjukkan tren positif. Harga Saham berada pada level Rp390 hingga Rp640.Hal tersebut sejalan dengan kinerja keuangan yang belum stabil membukukan laba bersih. Terlebih perseroan terkena dampak pandemi covid-19, yaitu kegiatan ekonomi menurun dan nilai tukar mata uang asing bertambah.

Meski demikian perseroan menerapkan sejumlah kebijakan dan strategi agar dapat tetap beroperasi. Walaupun terdapat ketidakpastian material mengenai dampak dari pandemi pada bisnis dan operasi perseroan di masa mendatang.

PORT Merugi Sepanjang 2020

Berdasarkan laporan keuangan PORT, perseroan masih mencetak rugi bersih sepanjang 2020. PORT mencetak pendapatan senilai Rp1,29 triliun atau turun 9,79% secara tahunan (yoy) dari tahun sebelumnya Rp1,43 triliun.

Total beban langsung juga turun menjadi Rp1,12 triliun, laba kotor turun menjadi Rp162,9 miliar, penghasilan lainnya merosot ke Rp34,83 miliar, beban lain-lain meningkat menjadi Rp36,89 miliar, dan laba usaha tergerus 67,48% menjadi Rp31,17 miliar.

Sementara itu, rugi bersih PORT senilai Rp70,74 miliar. Padahal tahun lalu perseroan masih mencetak rugi bersih sebesar Rp9,54 miliar. Total aset sebesar Rp2,23 triliun serta kas dan setara kas senilai Rp214,26 miliar.

Total liabilitas naik menjadi Adapun liabilitas PORT naik menjadi Rp1,34 triliun (sebelumnya Rp1,2 triliun) dan total ekuitas turun menjadi Rp893,01 miliar (sebelumnya Rp1,02 triliun).

Kinerja PORT

Sejak 2016 hingga 2020, kinerja keuangan PORT dalam kondisi cukup. Pasalnya, pendapatan yang dicetak perseroan belum stabil. Bahkan laba bersihnya cenderung menurun. Begitu pula dengan harga sahamnya yang bergerak stagnan.

Penyebab penurunan kinerja pada 2020 akibat pandemi. Efek kegiatan ekonomi melambat atau adanya pembatasan sosial.Selain itu, perseroan melikuidasi PST. Hal ini yang membuat nilai beban lain-lain membengkak. Berdasarkan Rapat Dewan Direksi tertanggal 21 Januari lalu, manajemen PST setuju untuk melikuidasi PST. Proses penutupan dimulai dari 1 Februari 2021.

Perseroan melalui entitas anak PIP, kemudian PIP melalui entitas anaknya, Suksawat Terminal. Co. Ltd. (SSW), berinvestasi pada Pattani Songkhla Terminal Co. Ltd (PST) sebesar 980.000 saham atau setara dengan THB 9,8 juta

Adapun rasio keuangan sejalan dengan performa keuangannya. Nilai rasio minus karena perseroan belum mampu meningkatkan pendapatan, laba bersih, maupun liabilitas yang bertambah.

Prospek Bisnis PORT

Sektor transportasi adalah salah satu sektor yang terdampak pandemi cukup dalam. Pasalnya, sektor ini harus melakukan berbagai penyesuaian dalam kinerja operasional maupun kinerja keuangan.

Jika pandemi bisa teratasi dan aktivitas ekonomi berjalan lagi, saham-saham transportasi akan terkerek. Namun bila pandemi masih berlangsung, harga saham transportasi akan bergerak stagnan.

Secara industri, sektor transportasi laut bisa menjadi andalan. Karena pemerintah mendukung kegiatan ekonomi menggunakan transportasi laut dan memperbaiki infrastrukturnya. Walaupun di tengah pandemi ini, pelaku industri harus bersabar dalam pemulihan ekonomi.

Koleksi atau Abaikan?

Harga penutupan bursa untuk saham PORT pada 29 April adalah Rp442 atau naik 0,45% dari hari sebelumnya. PER -19,54 kali dan PBV 1,24 kali. Harga saham PORT memang murah. Namun saham jenis ini rentan tergerus dalam jika ada kejadian luar biasa, seperti pandemi virus konona. Ditambah lagi kapitalisasinya pun kecil, jadi perubahan sedikit akan memengaruhi harga saham.

Jika investor telah memiliki saham PORT atau saham sejenis, tak ada salahnya untuk melakukan cut loss atau stop loss. Ini adalah teknik menjual saham untuk menghindari kerugian yang mendalam.

Misalnya, seorang investor membeli saham PORT seharga Rp442. Lalu ia menetapkan cut loss 10% dari harga saham atau sekitar Rp397.

Nilai Rp397 adalah harga rugi minimal. Sehingga saat harga saham turun, ia tahu kapan harus menjual sahamnya agar tidak mengalami saham nyangkut. Untuk mengetahui tip berinvestasi saham lebih lanjut, buka laman Ajaib.

Disclaimer

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap

Artikel Terkait