Perencanaan Keuangan

Riwayat Transaksi: Kunci Milenial Mengatur Keuangan

Ajaib.co.id – Riwayat transaksi bukanlah hanya sebuah kertas maupun sebatas jejak transaksi keuangan semata saja. Melainkan, dalam hal keuangan melihat dan menyimpan bukti transaksi keuangan yang pernah kamu lakukan dapat berguna untuk membantu kamu dalam berhemat.

Mau tahu bagaimana caranya? Simak artikel menarik berikut ini hingga selesai ya, guys.

Kesulitan mengatur keuangan mungkin paling sering dirasakan oleh generasi milenial. Bukan hanya karena mereka memang dikenal dengan gaya hidupnya yang boros. Melainkan, mereka juga tidak begitu aware dengan berbagai catatan transaksi yang pernah dilakukan misalnya membuang struk belanja setelah membeli makanan dan minuman.

Sebenarnya riwayat transaksi tersebut bisa kamu jadikan acuan untuk melakukan tracking ke mana dan untuk apa saja sih uang yang kamu keluarkan selama ini. Dengan begitu, kamu bisa mengecek satu per satu transaksi keuangan yang pernah dilakukan. Guna mengetahui apakah uang yang sudah kamu keluarkan tersebut sesuai dengan kebutuhan atau keinginanmu.

Pada dasarnya, setiap transaksi keuangan yang kamu lakukan sebaiknya berdasarkan prioritas keuangan apakah itu penting atau tidak.

Cara Menyusun Prioritas Keuangan Berdasarkan Riwayat Transaksi

Misalnya kamu sudah mengecek satu per satu transaksi keuangan apa saja yang sudah dilakukan sebelumnya. Langkah selanjutnya, kamu bisa membagi daftar pengeluaran tersebut menjadi beberapa pos keuangan misalnya kebutuhan, tabungan, dan keinginan.

Berikut cara menyusun prioritas keuangan.

·      Mengetahui Tingkat Urgensi

Milenial perlu tahu pos-pos keuangan mana saja yang memiliki tingkat urgensi yang tinggi dibanding pos keuangan lainnya. Contohnya, milenial perlu menyisihkan sebesar 50% dari penghasilan bulanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti bayar listrik, bayar air, dan sebagainya yang termasuk ke dalam fixed cost (pengeluaran tetap).

Lalu, sebanyak 30% dari penghasilan bulanan yang diterima bisa dialokasikan untuk keinginan dan 20% untuk perencanaan masa depan misalnya tabungan atau investasi.

Sistem keuangan ini diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Elizabeth Warren, yang dikenal dengan 50/30/20.

·      Pahami Keuangan

Memahami kemampuan finansialmu menjadi hal yang tidak kalah penting dalam menyusun anggaran keuanganmu. Penerapan sistem keuangan 50/30/20 yang sudah redaksi Ajaib jelaskan di poin sebelumnya bisa diterapkan bila kamu menghilangkan rasa egoismu. Mengapa?

Bila kamu hanya mengikuti rasa egoismu saja. Sudut pandangmu tentang uang menjadi tertutup. Lantaran, kamu akan menganggap bahwa hidup itu cuma sekali. Sehingga, kamu akan menggunakan uang secara tidak bijak dan hanya untuk memuaskan keinginanmu semata.

Misalnya rela berutang hanya untuk membeli sebuah motor tanpa mempedulikan pos-pos keuanganmu lainnya apakah sudah terpenuhi atau belum. Intinya, sebelum kamu mengeluarkan uang untuk suatu hal, alangkah baiknya, dipertimbangkan terlebih dahulu apakah itu urgent atau bisa ditunda.

·      Catat dan Pindahkan Riwayat Transaksi ke Satu Dokumen

Langkah terakhir dalam menyusun prioritas keuangan adalah mencatat dan memindahkan seluruh riwayat transaksimu setiap bulannya ke dalam satu dokumen.

Kamu bisa menyimpannya di Microsoft Excel secara rapih dan terstruktur agar memudahkanmu saat ingin membaca transaksi pengeluaranmu setiap bulannya. Ketika seluruh transaksi keuangan yang pernah kamu lakukan sudah disimpan dan dicatat di Microsoft Excel.

Kamu bisa mengetahui transaksi-transaksi mana saja yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan dan bisa ditekan pengeluarannya untuk bulan-bulan berikutnya.

Hilangkan Riwayat Transaksi yang Tidak Perlu dan Mulailah Merencanakan Masa Depan

Tak terbayangkan, bukan? Sudah berapa banyak uang yang kamu keluarkan hanya untuk memuaskan pengalaman pribadimu saja tanpa mementingkan pentingnya memiliki tabungan dan investasi di masa depan. Coba kamu flashback dari riwayat transaksi yang pernah kamu lakukan dan sudah disimpan secara rapih di sebuah dokumen misalnya Microsoft Excel.

Berapa banyak pengeluaran yang sudah kamu keluarkan hanya untuk bersenang-senang bersama teman-temanmu sambil minum kopi di Starbuck? Bila harga secangkir kopi di Starbuck sekitar Rp50.000-an dan biasanya milenial meluangkan waktu setidaknya 3-4 kali dalam seminggu untuk nongkrong bareng.

Coba kamu hitung, berapa uang yang sudah kamu keluarkan untuk minum kopi dalam seminggu tersebut? Rp50.000 x 4 = Rp200.000/minggu, bila dalam sebulan menjadi Rp200.000 x 4 = Rp800.000.

Apakah kamu menganggap bahwa Rp800.000 tersebut adalah biaya yang kecil hanya untuk sekedar minum kopi? Tentunya tidak.

Pos-pos keuangan inilah yang bisa milenial tekan atau kurangi agar tidak membebani pos keuanganmu lainnya. Di mana, kamu bisa mengurangi frekuensi minum kopi di Starbuck bareng teman misalnya hanya sebulan empat kali saja.

Setidaknya, kamu bisa menggunakan uang tersebut untuk hal-hal yang lebih produktif lainnya seperti investasi untuk tabungan di hari tua nanti. Bila rutinitasmu ngopi bareng teman hanya empat kali sebulan, berarti kamu sudah memangkas biaya nongkrong-mu sebesar Rp800.000 – (Rp50.000 x 4) = Rp600.000.

Uang sebesar Rp600.000 ini setiap bulannya bisa kamu tabung di instrumen investasi seperti saham maupun reksa dana secara rutin dan konsisten untuk memaksimalkan potensireturn yang diperoleh.

Kamu bisa berinvestasi di aplikasi Ajaib yang menawarkan dua produk investasi sekaligus yakni saham dan reksa dana dalam satu aplikasi. Dengan dana sebesar Rp600.000 yang kamu miliki, setidaknya, kamu bisa membeli saham-saham blue chip yang terdaftar di IDX misalnya BBRI, BBNI, TLKM, ASII, WSKT WIKA, dan sebagainya.

Artikel Terkait