Dunia Kerja

Mengenal People Pleaser dan Cara Menghindarinya di Lingkungan Kerja

people-pleaser

Ajaib.co.id – Apakah kamu pernah merasa memiliki hasrat untuk membuat orang lain di sekitar merasa senang? Atau pernahkah kamu punya kecenderungan melakukan segala sesuatu agar orang menjadi senang?

Bahkan, apakah kamu termasuk jajaran orang yang tidak bisa mengatakan tidak atas permintaan orang lain? Bila jawabannya, ia maka kamu tengah mengalami kondisi yang kerap dikenal sebagai people pleaser?

Lalu apa itu people pleaser? Mari kita bahas sampai tuntas pengertian, ciri-cirinya, hingga cara menghindari people pleaser tersebut.

Pengertian People Pleasure

Psikolog Klinis Dewasa dan Remaja, Jennyfer, menyatakan people pleaser merupakan orang yang memprioritaskan orang lain dibanding dirinya sendiri, meskipun itu merugikan baginya, melansir Kompas.com.

Dalam jangka panjang, sikap people pleaser ini bisa menjadi masalah. Lantaran, akan berpengaruh pada kesehatan mental orang yang melakukannya seiring kehilangan jati diri.

Jennyfer menjelaskan berfokus pada orang lain, akan membuat seseorang terus mencoba untuk menyenangkan orang lain sampai tidak menjadi dirinya sendiri. Kondisi people pleaser  ini bisa terjadi ke siapa saja.

Tak memandang usia dan jenis kelamin, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang lansia.

Menurut situs James Madison University, people pleaser merupakan orang-orang yang cenderung menyenangkan orang lain dan memiliki tendensi untuk menjadi individu paling baik atau paling membantu.

People pleaser hampir serupa dengan perilaku “yes man” pada individu yang tidak pernah mengatakan “tidak”.

Umumnya, seorang people pleaser menghabiskan banyak waktu bagi orang lain dan membantu mereka. Tujuannya, agar orang lain yang dibantu bisa merasa senang.

Ciri-Ciri People Pleaser

Mengutip situs Healthline, kondisi people pleaser bisa berakibat buruk bagi seseorang. Perilaku ini juga bisa memengaruhi potensi dan hubungan seseorang dengan orang lain.

Sehingga, penting untuk mencari tahu ciri-ciri people pleaser untuk mengidentifikasi kecenderungan perilaku ini sedini mungkin. Di bawah ini ada beberapa ciri-ciri yang umum diketahui.

1. Menilai rendah diri sendiri

Tanda pertama yang bisa dikenali mulai dengan menilai rendah terdapat diri sendiri dibandingkan orang lain. Saat menilai diri sendiri rendah, maka ia akan cenderung membutuhkan perhatian orang lain.

Terutama penilaian dari orang lain sehingga ia merasa nilai personalnya mulai meningkat. People pleaser akan merasa yakin orang lain hanya peduli bila ia berguna bagi mereka.

Ini akan membuat people pleaser perlu mendapatkan pujian maupun penghargaan dari orang lain untuk dapat meyakinkan bahwa dirinya berharga.

2. Ketergantungan terhadap orang lain untuk disukai

Seorang people pleaser cenderung membutuhkan orang lain untuk menyukai dirinya. Ia juga khawatir adanya penolakan dari orang lain.

Rasa khawatir ini akan mendorong ia untuk melakukan berbagai hal dengan target orang lain akan terus menyukainya. Melalui berbagai kesempatan, ia akan mencoba segala cara agar orang lain terus membutuhkannya.

3. Mudah menyetujui siapa saja

Sikat mudah menyetujui apaan menjadi tanda paling mudah dalam mengidentifikasi sikap people pleaser.  Ia enggan memberikan pendapat sendiri yang berbeda.

Ia juga malas untuk membuka diskusi secara terbuka. Ia percaya, dengan menyetujui siapa pun dalam suatu kelompok atau komunitas maka dia bisa menyenangkan orang lain.Secara jangka waktu lama, ia akan cenderung setuju dengan orang lain secara terus menerus untuk menghindari konflik maupun agar disenangi orang lain. Ia setuju bukan karena percaya tentang pendapat orang itu.

4. Meminta maaf untuk hal yang tidak perlu

Kecenderungan meminta maaf untuk sesuatu yang bukan menjadi kesalahannya menjadi ciri seorang people pleaser. Ia tidak ingin orang lain memiliki prasangka buruk tentang diri mereka.

Sehingga, ia merasa bertanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan yang akan membuat orang lain tidak nyaman. Jika orang lain merasa tidak enak, maka dia akan terus berpikir berlebihan dan merasa sebagai penyebab dari rasa tidak enak oleh orang lain tersebut.

5. Sulit mengatakan tidak

Perilaku sulit mengatakan tidak dilakoni oleh people pleaser karena khawatir menolak ajakan atau permintaan orang lain berarti tidak peduli mereka. Sehingga menyetujui atau melakukan apa saja yang orang lain inginkan dianggap sebagai pilihan paling tepat baginya.

Akan tetapi, perilaku ini tidak memiliki nilai tawar terhadap dirinya sendiri. Sebab ia memiliki waktu lain untuk kepentingan pribadinya, tapi sekalipun ia tidak punya waktu atau keinginan untuk membantu, ia akan tetap membantu.

6. Sulit mengenali perasaan diri

People pleaser berupaya untuk sebuah realitas tertentu dan sulit mengenali perasaan mereka yang sebenarnya. Ia cenderung tidak yakin dengan apa yang ia inginkan dan bagaimana caranya untuk jujur pada dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, ia merasa tidak enak ketika orang lain menyinggung perasaan pribadinya. Ia tidak akan menegur atau membuka pembicaraan dan mengatakan perasaan yang ia alami kepada orang lain.

Justru, ia memilih untuk menegur diri sendiri dan menganggap orang lain tidak bersungguh-sungguh dan hanya bercanda. Hal semacam ini umum muncul sebagai penyangkalan akan fakta bahwa perasaan personalnya tersakiti.

7. Kehilangan rasa percaya diri di hadapan orang lain

Ciri-ciri people pleaser  yang mulai mengarah pada dampak negatif bagi kesehatan mental terjadi ketika ia merasa kehilangan rasa percaya diri.  Sebab, ia selalu berupaya memaksa diri sendiri untuk membuat orang lain senang.

Dalam jangka waktu yang panjang secara perlahan akan berakibat pada kehilangan rasa percaya diri dan menyangkal diri sendiri. Ia cenderung menyangkal diri sendiri atas perasaan buruk yang diterima dari orang lain membuat semakin tertekan.

Di satu sisi ia tertekan, di sisi lain ia terus berupaya membuat orang lain senang. Ini ditandai dengan perilaku sungkan ketika menerima ajakan baik dari teman, senior di kantor.

8. Perubahan kepribadian

Tendensi untuk menyenangkan orang lain secara terus menerus akan berdampak negatif terhadap perubahan kepribadian. Sebab, upaya dalam menyenangkan orang lain membuat ia mengubah dan menyesuaikan sikap dan perilakunya agar disenangi dan diterima lingkungan.

Seorang people pleaser tentu menghindari konflik, dan oleh karena itu ia akan melakukan apa pun untuk membuat orang di sekitarnya nyaman. Hal-hal ini nantinya dikhawatirkan akan mengubah kepribadian seseorang dalam berbagai aspek kehidupannya.

Cara Berhenti Menjadi People Pleaser

Kondisi people pleasure yang dilakukan dalam jangka waktu panjang akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental. Bila kamu merasa berada di situasi ini, akan lebih baik berhenti menjadi people pleaser di lingkungan apa pun, termasuk tempat kerja dengan melakukan hal ini:

1. Tegas terhadap diri sendiri dan orang lain

Perasaan tidak enak dan kurang tegas akan mendorong seseorang menjadi people pleaser. Oleh sebab itu, mulailah bersifat lebih tegas baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Penolakan bisa dilakukan, selama berada di luar kapasitas diri dan merugikan diri sendiri. Tolaklah dengan baik dengan penjelasan alasan tidak bisa melakukan hal itu.

2. Pertimbangkan niat sebelum menawarkan bantuan

Ketika memberikan bantuan atau mengiyakan permintaan, pasti diikuti niat yang tulus bukan demi mendapatkan perhatian orang lain. Paling penting memberikan bantuan memang dilakukan dengan senang hati dan ikhlas.

3. Tidak meminta maaf jika bukan salah diri sendiri

Tindakan meminta maaf merupakan hal yang baik. Namun pastikan meminta maaf ketika benar-benar melakukan suatu kesalahan. Jangan mudah melontarkan kata maaf untuk sesuatu yang tidak dilakukan.

Perlu diingat, meminta maaf untuk orang lain, tidak berarti melindungi orang itu, namun membuatnya melepas tanggung jawab yang harus ia pikul.

4. Prioritaskan kebahagian diri sendiri

Mendahulukan kebahagian diri sendiri bisa mencegah masuk ke dalam kondisi people pleaser. Selain itu, kebahagian tersebut diciptakan bukan dicari.

Sehingga, tidak perlu lagi mengharapkan kebahagiaan dari pujian orang lain atau ucapan terima kasih orang lain setelah membantu mereka.

Menolong orang lain memanglah perbuatan yang baik. Namun, tidak perlu dilakukan secara berlebihan sampai merelakan segala cara dan menyampingkan diri sendiri.

Carilah kebahagiaanmu sendiri tanpa mengedepankan kepentingan siapa-siapa. Cintai diri sendiri dan kembangkan potensi yang ada di dalam dirimu. Orang lain bisa datang dan pergi. Jadi, bukan orang lain yang perlu kamu cintai, dirimu sendirilah yang paling layak diutamakan.

5. Memiliki kepercayaan diri dalam sebuah relasi

Dengan memiliki rasa percaya diri, maka akan mengurangi ketergantungan pada orang lain. Sehingga, akan lebih mudah untuk menolak dengan alasan terbaik.

Begitu pun dengan membantu orang lain dengan niat yang baik. Selain itu, kepercayaan diri akan mendorong keberanian untuk berbeda pendapat dan tidak mudah setuju akan sesuatu, termasuk akan lebih mudah mengatakan “tidak”.

Artikel Terkait