Ajaib.co.id – Ketika kamu berencana membangun sebuah bisnis, hal pertama yang harus ditentukan adalah produk barang atau jasa seperti apa yang diinginkan. Misalnya saja, kamu memilih produk barang kebutuhan.
Untuk bisa menghasilkan keuntungan dari produk yang akan dijual, ada istilah ekonomi yang harus dipahami yaitu elastisitas harga.
Elastisitas dari produk yang kamu jual tentu akan mempengaruhi penjualan tersebut. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan elastisitas tersebut? Nah, untuk bisa memahami apa yang dimaksud, simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Elastisitas Harga
Pada dasarnya, elastisitas harga merupakan salah satu istilah ekonomi mikro yang menjelaskan seberapa sensitifnya permintaan akan suatu perubahan harga. Jika hukum penawaran dan hukum permintaan menentukan arah dari hubungan harga serta kuantitas suatu produk, maka elastisitas menjelaskan seberapa kuat hubungan tersebut.
Bisa dikatakan juga bahwa elastisitas harga menunjukkan kemiringan dari kurva penawaran serta permintaan. Ketika elastisitas dari suatu produk tinggi, maka perubahan kecil pada harga berpengaruh besar dengan jumlah produk yang dijual atau dibeli.
Sebaliknya dengan elastisitas rendah, maka perubahan harga secara signifikan tidak berpengaruh pada jumlah penjualan.
Untuk memudahkan kamu memahami elastisitas harga, berikut contoh yang bisa dipahami:
Harga satu botol air mineral di bandara akan jauh lebih tinggi dibandingkan harga di toko di luar bandara. Hal ini terjadi karena kamu tidak diperbolehkan membawa air sendiri karena alasan keamanan dan adanya persaingan terbatas di bandara sehingga ketika kamu membutuhkan air tentu tidak ada pilihan lain.
Sementara ketika berada di kota, permintaan air relatif tidak mengalami elastisitas. Hal ini yang dimaksud dengan harga dari sebotol air mengalami elastisitas ketika berada di bandara.
Cara Menghitung Elastisitas
Elastisitas harga juga bisa dikatakan sebagai rasio perubahan pada persentase harga serta persentase kuantitas. Cara menghitungnya adalah dengan membagi keduanya melalui rumus berikut:
%Perubahan Jumlah/%Perubahan Harga = Elastisitas Harga
Atau dengan rumus perubahan persentase yang diperluas menjadi:
((Jumlah Baru/Jumlah Lama) -1)/((Harga Baru/Harga Lama) -1) = Elastisitas Harga
Dalam hal ini hukum permintaan menjelaskan bahwa kenaikan harga harus diharapkan agar terjadinya penurunan penjualan. Di mana, salah satu dari nilai positif juga diikuti dengan nilai negatif.
Hal ini berarti elastisitas dari permintaan akan selalu bernilai negatif dengan nilai mendekati nol tidak terlalu responsif terhadap adanya perubahan serta nilai negatif secara besar akan menunjukkan sensitivitas dengan besar pula.
Sementara untuk hukum penawaran, hubungan antara harga dan kuantitas menjadi positif atau harga yang tinggi akan mengalami volume ketersediaan yang juga tinggi sehingga elastisitas dari penawaran juga menjadi angka positif.
Jenis-Jenis Elastisitas
Elastisitas harga sendiri memiliki beberapa jenis istilah yang sering muncul. Berikut beberapa jenis elastisitas, di antaranya:
· Elastisitas sempurna merupakan keadaan harga yang naik secara kecil namun berpeluang mengurangi penjualan hingga 100% dan nilai elastisitas harga mendekati tidak terhingga.
· Elastisitas tidak sempurna merupakan keadaan harga yang naik besar namun tidak mengakibatkan penjualan hilang dan menghasilkan nilai elastisitas menjadi nol.
· Unit elastisitas merupakan produk yang responsif terhadap perubahan harga dan perubahan kuantitas.
· Elastisitas harga sendiri atau Own-price Elasticity merupakan cara untuk menghitung respons volume atas perubahan harga berdasarkan produk yang sama.
· Elastisitas harga silang atau Cross-price Elasticity merupakan merupakan cara untuk menghitung perbedaan harga barang dengan mengubah penjualan dari barang lainnya.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Elastisitas?
Elastisitas yang terjadi pada setiap produk tentu bisa terjadi bukan tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya elastisitas pada suatu produk. Pada sisi penawaran, bisnis akan sensitif terhadap biaya produksi ketika ada jumlah bahan tersedia secara terbatas dalam membuat suatu produk.
Biaya pasokan tentu akan meningkat seiring perusahaan yang ingin meningkatkan produksi. Hal ini jelas tidak membuat produk menjadi elastis. Di mana, dibutuhkan kenaikan harga untuk bisa meningkatkan produksi. Untuk lebih jelasnya mengenai faktor yang mempengaruhi elastistas, berikut penjelasannya:
Mewah dan Kebutuhan
Dalam hal ini produk yang ingin dibeli mengalami kenaikan harga, namun setiap orang masih bisa bertahan dengan tidak membelinya, maka mereka akan lebih sensitif atas harga. Misalnya saja, seseorang yang harus membeli susu walaupun harganya naik, maka mereka harus memutuskan untuk tidak membeli permen. Hal ini berarti susu merupakan permintaan yang tidak elastisitas.
Sementara ketika harga permen naik, orang-orang akan memilih untuk tidak membelinya dan menghemat pengeluaran untuk kebutuhan lain. Hal ini berarti permen mengalami elastisitas yang tinggi karena permen dianggap sebagai barang mewah sementara susu merupakan barang kebutuhan.
Substitusi atau Pengganti
Faktor berikutnya yang memengaruhi elastisitas adalah kemampuan dalam mengganti barang kebutuhan dengan produk lainnya.
Hal ini bisa dilihat dari suatu toko makanan seperti pizza yang mengalami kenaikan harga dari setiap menunya, maka kamu bisa memilih produk pizza lainnya dengan harga lebih murah. Dalam hal ini produk pizza mengalami elastisitas yang tinggi.
Kejenuhan atau Satiation
Faktor berikutnya yang menyebabkan elastisitas adalah kepuasan diri. Hal ini dapat dilihat dari seseorang yang menjual barang-barang mereka untuk kebutuhan pokok, seperti memenuhi kebutuhan makan agar merasa kenyang, atau ketika seseorang yang berada di tengah padang pasir akan mempertaruhkan semua barang-barang yang dimiliki hanya untuk satu galon air.
Pada dasarnya, elastisitas akan turun ketika barang bergerak ke bawah kurva permintaan dan bagian atas kurva menjadi tidak elastis sehingga ketika harga naik kamu bisa meningkatkan keuntungan.
Di lain hal, produk volume yang tinggi justru memiliki harga rendah yang bisa ditemukan pada bagian bawah kurva permintaan. Ketika menaikkan harga pada keadaan ini maka hasil penjual bisa hilang secara signifikan dan menghasilkan kerugian.
Itu dia penjelasan mengenai elastisitas pada permintaan dan penawaran yang menjadi bagian dari ilmu ekonomi. Di mana, setiap barang bisa mengalami kenaikan dan penurunan di saat-saat tertentu dan berpengaruh pada permintaan serta penawaran.
Tidak jauh berbeda dengan salah produk investasi yaitu saham yang juga mengalami naik dan turun pada harganya. Di mana, naik turun ini juga disebabkan oleh kondisi tertentu.
Akan tetapi, keuntungan yang dihasilkan dari berinvestasi saham ini sangat menguntungkan. Apalagi kini investasi saham bisa dilakukan secara mudah melalui aplikasi Ajaib.
Kini kamu bisa merencanakan keuangan untuk kebutuhan di masa mendatang dengan berinvestasi di Ajaib seperti biaya untuk membuka bisnis, biaya pernikahan, biaya untuk membeli rumah, biaya masa pensiun, dan biaya untuk kebutuhan lainnya.
Media investasi online yang satu ini bisa membantu kamu berinvestasi di instrumen saham secara mudah dan aman untuk menghasilkan keuntungan. Yuk, download aplikasi Ajaib di smartphone kamu untuk mulai berinvestasi.