Dunia Kerja

Pengaruh Aktivitas Non-Stop e-commerce pada Produktivitas

Pengaruh Aktivitas Non-Stop e-commerce pada Produktivitas

Saat ini, di era digital 4.0, banyak sekali e-commerce bertebaran dan menawarkan banyak sekali produk yang kita butuhkan dan inginkan. Banyaknya penawaran ini, terkadang membuat orang standby untuk terus scroll dan mencari penawaran terbaik. Di bawah ini, Ajaib akan membahas mengenai pengaruh non-stop e-commerce pada produktivitas kerja.

Tujuan E-commerce Bagi Penjual & Pembeli

Sebelum membahas mengenai dampaknya, kita ketahui dulu tujuan dan manfaat bisnis e commerce.

  1. Memudahkan dan menyamankan aktivitas jual beli.
  2. Mengefisienkan biaya pemasaran dan survey harga.
  3. Memudahkan komunikasi antara konsumen dan produsen.
  4. Meluaskan jangkauan target market. 
  5. Mempercepat penyebaran informasi.
  6. Mempermudah proses pembayaran.

Apa Yang Dilakukan E-commerce

E-commerce adalah tempat melakukan transaksi bisnis, jual beli, penyebaran, pemasaran barang atau jasa melalui perangkat elektronik yang terhubung dengan jaringan internet atau dilakukan secara online. Suka atau tidak, nyatanya bisnis ini berupaya mengkonversi tiap detik fokus pengguna internet menjadi potensi transaksi jual-beli. Karenanya, ia tidak bisa menyia-nyiakan satu detik pun fokus pengguna internet luput dari upaya kepentingan komersialnya itu. Bahkan ketika bisnis ini berfokus pada sejarah, hobi, atau bahkan science pun, 99,9% pasti ada motif komersial di baliknya. Akibatnya, aktivitas berinternet lain sering menjadi korbannya. 

Dampak Non-stop Distraction 

Semua Profesional Milenial pasti pernah mengalami gangguan pop-up ad bertubi-tubi saat sedang serius berfokus membaca konten sebuah website. Bagi pemilik website yang dipasangi iklan, hal itu berkah, karena berarti ia kebanjiran fee dari pemasangan iklan. Namun bagi para visitor yang sedang berkonsentrasi, hal itu adalah gangguan. Jika gangguan itu makin banyak dan sering, pengguna internet akan semakin antipati (sentimen) terhadap e-commerce. Sehingga akan langsung saja meng-klik out semua pop-up, bahkan tanpa membacanya sedikit pun. Di sisi lain, bagi pengguna internet yang gampang terdistract, fokus awalnya akan terseret oleh agresivitas e-commerce, sehingga produktivitasnya dalam bekerja atau belajar malah berkurang. Situasi seperti itu akan menimbulkan kerugian bagi kedua pihak – penjual maupun calon pembeli.

Lalu bagaimana cara menyeimbangkan kerugian dengan keuntungannya?

a. Ubah Kerugian Jadi Keuntungan

  1. Pemilik bisnis ini sebaiknya meminta agensi iklan digitalnya untuk memperhitungkan “tingkat ambang muak” pengguna internet dalam strategi penayangan e-commercenya, agar momen kemunculan iklan “pas” dengan perilaku membaca pengguna internet. Jaga jangan sampai kemunculan pop-up e-commerce mendahului waktu fokus awal pengguna internet untuk membaca konten yang sedang dicarinya. Jaga jangan sampai pop-up e-commerce terkesan “mau menang duluan” dari kepentingan calon costumernya, karena itu akan berbalik menyerang image brand produk/jasa itu sendiri.
  2. Upayakan pop-up ad tampil se”kinclong” mungkin, karena tampilan indah akan jauh lebih “sexy”, sopan dan efektif dalam upaya menarik perhatian. Minimkan penggunaan audio, kecuali jika audio itu benar-benar bagus dan indah di telinga. Gunakan fasilitas pilihan klik, agar pembaca bisa memutuskan apakah ia mau melihat versi lengkap iklan, atau tidak.
  3. Pengguna internet pun bisa mengubah “gangguan” e-commerce menjadi manfaat dengan cara melindungi fokus agar tidak terseret navigasi otomatis pop-up ad, dan mengumpulkan datanya untuk bank info pribadi dengan melakukan trik kecil ini:

Begitu website e-commerce itu terbuka, baca headline-nya saja, jika merasa lumayan tertarik, langung klik search engine menu option, pilih menu “bookmarks”, alu klik pilihan “bookmark this page” • simpan alamat website e-commerce tersebut di folder “bookmark bar” untuk sesi browsing lain, dengan cara klik “done”.

b. Menyeleksi yang Penting

Salah satu kiat sukses di era digital 4.0 ini adalah menyeleksi dan menginventaris data-data yang bermanfaat bagi tujuan hidup, serta membuang yang tidak perlu. Manfaatkan teknologi e-commerce untuk memperkaya wawasan dan bisnis, tapi jangan membiarkannya “melahap” pikiran kita. Dengan demikian, pikiran dan mental lebih bebas dari stres, fokus pada tujuan, dan semakin produktif. 

Bacaan menarik lainnya:

Schein, E.H. (2010). Organizational Culture and Leadership. 4th Edition, San Francisco: John Wiley & Sons.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait