Kupon dan yield adalah dua istilah yang sering kali terdengar saat berinvestasi pada obligasi. Agar lebih mudah memahaminya, pahami pentingnya kupon dan yield obligasi ini dengan menggunakan contoh pohon kelapa.
Bayangkan kamu memiliki pohon kelapa di sebuah pulau kecil di Indonesia. Setiap tahun, pohon ini menghasilkan jumlah kelapa yang tetap—katakanlah 100 kelapa. Seratus kelapa ini merepresentasikan kupon obligasi. Ini adalah apa yang dapat kamu harapkan untuk diterima setiap tahun, tidak peduli apa yang terjadi.
Penjelasan Hubungan Kupon Obligasi dengan Harga Pohon
Bayangkan bahwa pohon kelapa kamu memiliki nilai awal sebesar IDR 1.000.000. Jika kamu membeli pohon ini dengan harga tersebut, dan katakanlah pohon tersebut menghasilkan 100 buah kelapa per tahun dengan nilai IDR 1.000/buah.
Maka “kupon” yang kamu terima sebesar IDR (100 x 1.000)= IDR 100.000/tahun atau dengan kata lain, “kupon” pasti yang Anda terima sebesar 10% (100.000/1.000.000) setiap tahunnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa kupon—yaitu jumlah kelapa yang dihasilkan pohon—tidak berubah, terlepas dari harga pohon itu sendiri. Nilai kelapa yang kamu terima tetap sama, meskipun harga pohon bisa naik atau turun di pasar.
Perhatikan dalam contoh di atas, kupon 10% ini juga lah imbal hasil (yield) yang kamu terima per tahunnya, dimana hitungan imbal hasil adalah:
nilai yang diterima per tahun/harga beli pohon kelapa yakni: 100.000/1.000.000= 10%
Mungkin sekarang kamu berpikir apakah Yield dan Kupon selalu sama? Jawabannya tidak selalu! Sekarang, mari kita lihat bagaimana perubahan harga pohon bisa mempengaruhi imbal hasil (Yield):
Skenario 1: Nilai Pohon Sesuai Nilai Nominal (Harga Awal)
- Misalkan pohon tersebut dinilai seharga IDR 1.000.000.
- Setiap tahun, kamu mendapatkan 100 kelapa dari pohon tersebut.
- Jika kamu menjual pohon itu seharga IDR 1.000.000, pembeli baru akan tetap mendapatkan 100 kelapa per tahun dan imbal hasil mereka akan sama dengan “kupon”, yaitu 10%.
Begini caranya menghitung imbal hasil pembeli baru:
- Kamu menerima 100 kelapa, yang setara dengan IDR 100.000 per tahun jika setiap kelapa bernilai IDR 1.000.
- Jadi, IDR 100.000 / IDR 1.000.000 = 0,1 atau 10%.
Perhatikan bahwa dalam skenario ini, di mana nilai pohon sesuai dengan harga awal, imbal hasil pembeli baru akan setara dengan kupon tahunan! Dalam dunia nyata, ini seperti membeli obligasi pada nilai nominalnya dan mendapatkan imbal hasil yang sama dengan kuponnya.
Skenario 2: Nilai Pohon Naik (Harga Premium)
- Sekarang bayangkan ada festival di desa, dan semua orang menginginkan kelapa.
- Nilai pohon kamu naik menjadi IDR 1.200.000 karena kelapa sangat diminati.
- Pohon tersebut masih menghasilkan 100 kelapa per tahun.
- Jika kamu menjual pohon itu seharga IDR 1.200.000, pembeli baru akan tetap mendapatkan 100 kelapa per tahun. Lalu, imbal hasil pembeli baru dengan membeli di harga tersebut berapa?
Begini caranya menghitung imbal hasil pembeli baru:- IDR 100.000 / IDR 1.200.000 = 0,0833 atau 8,33%.
Sehingga, sekarang imbal hasil yang diterima lebih rendah dari 10% (atau lebih rendah dari kupon tahunan), karena pembeli membeli pohon di harga yang lebih mahal!
Dalam dunia nyata, ini seperti membeli obligasi dengan harga lebih tinggi dari nilai nominalnya; kamu masih mendapatkan kupon yang sama, tetapi imbal hasilnya lebih rendah karena kamu membayar lebih untuk obligasi tersebut.
Skenario 3: Nilai Pohon Turun (Harga Diskon)
Misalkan ada perkebunan kelapa baru yang dibuka di dekatnya, dan tiba-tiba pohon kamu tidak lagi bernilai seperti sebelumnya.
- Harganya turun menjadi IDR 800.000.
- Pohon tersebut masih menghasilkan 100 kelapa per tahun.
- Jika kamu menjual pohon tersebut seharga IDR 800.000, pembeli baru tetap mendapatkan 100 kelapa, lalu imbal hasil pembeli baru dengan membeli di harga tersebut berapa?
Begini caranya menghitung imbal hasil pembeli baru: IDR 100.000 / IDR 800.000 = 0,125 atau 12,5%.
Nah, sekarang lebih tinggi loh dari 10% (atau lebih tinggi dari kupon tahunan), karena pembeli membeli pohon di harga yang lebih murah!
Dalam dunia nyata, ini seperti membeli obligasi dengan harga lebih rendah dari nilai nominalnya; kamu masih mendapatkan kupon yang sama, tetapi imbal hasilnya lebih tinggi karena kamu membayar lebih murah untuk obligasi tersebut.
Dengan cara ini, kamu dapat melihat bagaimana imbal hasil berubah tergantung pada nilai pasar pohon, meskipun jumlah kelapa (kupon) tetap sama. Dalam dunia obligasi, ini mirip dengan bagaimana imbal hasil obligasi berubah tergantung pada harga yang kamu bayar untuk obligasi tersebut di pasar.
Kesimpulan:
- Kupon: 100 kelapa yang kamu terima setiap tahun (tetap), tidak peduli berapa harga pohon.
- Imbal Hasil: Berapa nilai kelapa tersebut dibandingkan dengan harga yang dibayarkan untuk pohon tersebut. Jika harga pohon tinggi, imbal hasil rendah; dan jika harga pohon rendah, imbal hasil tinggi.
Catatan: mengapa harga Obligasi bisa berubah seperti harga pohon di ilustrasi tersebut?
Harga obligasi bisa berubah tergantung pada permintaan dan penawaran di pasar. Misalnya, jika ada lebih banyak orang yang menginginkan obligasi, harga obligasi bisa naik.
Sebaliknya, jika ada banyak obligasi yang beredar di pasar, harga obligasi kamu bisa turun. Harga obligasi dapat berubah karena beberapa faktor, seperti tingkat suku bunga atau kondisi ekonomi.
Kamu bisa beli Obligasi Pemerintah FR di Ajaib kapan saja (24/7), lebih mudah & praktis karena prosesnya 100% online. Di Ajaib, terdapat lebih dari 30 seri Obligasi Pemerintah dan kamu bisa melihat dan mengurutkan (sorting) Obligasi Pemerintah tersebut berdasarkan kupon atau yield-nya. Yuk, mulai investasi kamu bersama Ajaib Bonds! Download Ajaib sekarang!