Bisnis & Kerja Sampingan

Contoh Strategi Bisnis Curang “Monkey Business” di Indonesia

monkey business

Ajaib.co.id – Untuk sebagian besar masyarakat umum, terutama para konsumen di Indonesia, banyak yang masih asing dengan istilah monkey business. Padahal strategi bisnis merugikan ini sangat dekat dengan konsumen. Monkey business adalah salah satu jenis strategi bisnis yang paling licik.

Dilihat hanya dari permukaan, memang strategi bisnis ini terlihat seperti bisnis pada umumnya. Namun, secara sembunyi-sembunyi pihak-pihak yang terlibat di belakangnya mengambil keuntungan yang terlalu banyak sampai bisa menimbulkan merugikan bagi konsumennya.

Jadi apakah sebenarnya monkey business itu? Simak pengertiannya dalam artikel ini!

Pengertian dan Asal Mula Monkey Business

Dilihat dari pengertiannya, monkey business merupakan istilah yang berasal dari kata “monkey” yang berarti monyet dan “business” yang berarti bisnis. Sehingga jika diartikan, monkey business adalah strategi dalam bisnis yang dilakukan dengan cara merugikan konsumen dengan tujuan memuaskan kepentingan pribadi dari pelaku usaha.

Pada awalnya, istilah monkey business ini berasal dari istilah yang sudah digunakan sebelumnya, yaitu, “monkeyshine”. Istilah monkeyshine ini telah digunakan pada tahun 1832, dengan arti berupa perbuatan buruk.

Penggunaan kata monkeyshine pun bisa ditemukan dalam sebuah lagu karya Jim Crow, lagu tersebut berisi cemoohan pada setiap budak asal Afrika-Amerika di masa tersebut.

Selain itu, pada tahun 1832, Inggris sudah sering menggunakan kata “monkey tricks” yang sering dikatakan oleh para orang tua saat mengingatkan anak-anak mereka.

Kemudian, penggunaan istilah monkey business pertama kali dilakukan dalam buku yang berjudul “Bad Boy: There must be no monkey business going on” tahun 1884. Buku ini dibuat oleh W. Peck yang mempunyai arti “Jangan sampai ada hal yang tidak baik terjadi.”

Mengapa menggunakan istilah bisnis dan monyet? Penyebutan bisnis monyet ini berdasarkan rujukan pada tingkah laku hewan monyet. Biasanya hewan ini langsung pergi atau kabur saat sudah berhasil mendapatkan makanan yang merupakan keuntungan baginya.

Sehingga dengan analogi monyet, seorang pelaku monkey business umumnya tidak bertanggung jawab dalam menjalankan bisnisnya. Mereka biasanya langsung menghilang ketika sudah mendapatkan keuntungan atau benefit.

Strategi money business ini dinilai terlarang, namun masih menjadi salah satu strategi bisnis yang banyak di Indonesia. Bahkan pelakunya tidak selalu individu, namun bisa juga terdiri lebih dari dua orang, hingga satu komunitas.

Contoh Monkey Business di Indonesia

Berikut beberapa contoh kasus monkey business yang ada di Indonesia:

Batu Akik

Contoh kasus monkey business di Indonesia yakni penjualan batu akik. Kita bisa mengingatnya, pada tahun 2015 dan 2016, di mana penjualan batu akik sangat popular di Indonesia bahkan harganya sangat melambung tinggi. Harga satu batu akik saja bisa mencapai jutaan rupiah. Di beberapa daerah banyak terdapat sentra batu akik yang menjual berbagai batu hias tersebut.

Namun, saat ini jika kamu melihat penjualan batu akik di berbagai situs jual beli online atau e-commerce justru harganya sangat turun. Harga batu akik kini di kisaran puluhan hingga ratusan ribu saja.

Tanaman Janda Bolong

Strategi monkey business juga pernah digunakan untuk menjual tanaman hias janda bolong. Tanaman ini memunyai nama latin Monstera adansonii variegate. Daya tarik utama dari tanaman ini adalah memang memiliki bagian daunnya berlubang sehingga terlihat unik. 

Saat tanaman hias ini viral di masyarakat, harga satu tanaman janda bolong bisa dibanderol hingga Rp90 juta. Bahkan ada jenis tanaman janda bolong yang harganya Rp120 juta untuk yakni berjenis Monstera Obliqua. Banyak orang-orang yang memburunya karena tertarik atau sekedar untuk investasi.

Namun, pola bisnis tanaman hias ini bersifat musiman. Sehingga tidak mempunyai stabilitas harga yang baik, dan memiliki kecenderungan bisa turun drastis dalam waktu yang singkat.

Arisan Berbasis Aplikasi

Selanjutnya, ada aktivitas yang biasanya disukai oleh kalangan ibu-ibu yakni, arisan. Namun, strategi monkey business ini berupa arisan berbasis aplikasi.

Arisan ini dilakukan mulai dari keluarga ke keluarga dengan bentuk aplikasi tertentu. Seseorang bisa memeroleh iming-iming bunga yang tinggi jika menanamkan uang arisan dalam jangka waktu hingga beberapa bulan.

Kemudian, arisan ini terlihat dilakukan dengan metode dari mulut ke mulut dan mempunyai bukti fisik berupa sebuah aplikasi lengkap dengan data di dalamnya. Namun, praktik arisan ini biasanya tidak memberikan kabar lagi setelah memperoleh beberapa “investor” dalam jumlah tertentu.

Aplikasi Trader Fiktif

Selanjutnya, ini serupa dengan arisan berbasis aplikasi, yakni, aplikasi trading fiktif yang biasanya ditemui melalui iklan hingga pihak sales mereka.

Aplikasi trading ini mempunyai sistem yang bertujuan menghasut calon pelanggan secara persuasif. Sehingga mereka bisa tertarik untuk berinvestasi lewat aplikasi tersebut, tentunya diikat beberapa syarat dan proyeksi keuntungan tertentu.

Namun, layaknya trading bodong, aplikasi ini sebetulnya tidak terdaftar secara resmi sebagai fasilitator trading. Bukannya menguntungkan, aplikasi tersebut justru membuat rugi bagi para investor.

Tokek

Siapa sangka hewan tokek yang biasanya ada di rumah-rumah masyarakat pernah tren bisnis yang cukup dinilai aneh saat jelang tahun 2010. Mengutip dari Kompas.com, pernah ada kasus monkey business terkait tokek di berbagai desa di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kasus tersebut berupa adanya warga Desa Daleholu di Kabupaten Rote Ndao yang sibuk mencari tokek. Karena ada informasi harga tokek bisa mencapai Rp30 juta dengan berat tiga ons. Dengan keyakinan publik bahwa tokek bisa menjadi obat tumor, gatal-gatal, hingga HIV/AIDS.

Namun, di beberapa tempat kasus ini malah memicu tingginya penyebaran nyamuk demam berdarah. Hal ini pun berpengaruh pada ketidakpercayaan bisnis tokek.

Cara Menghindari Monkey Business

Sebagai seorang konsumen dan warga, kita harus cerdas dalam menyikapi proses jual beli barang maupun jasa. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari praktik monkey business.

Jangan Terjebak Iming-Iming Keuntungan Berlipat

Tips pertama untuk terhindari dari jebakan monkey business yakni tidak mudah tergiur oleh iming-iming berupa keuntungan yang berlipat.

Salah satu strategi pelaku monkey business umumnya selalu memberikan janji keuntungan yang tinggi bahkan tidak masuk akal. Dengan tujuan untuk menarik ketertarikan calon korban. Jika sudah berhasil, pelaku bisnis ini langsung melarikan diri.

Jauhi Terkena Sindrom FOMO

Selanjutnya pastikan terhindar dari sindrom Fear of Missing Out (FOMO) yang berarti kekhawatiran yang berlebihan tidak mampu untuk mengikuti suatu tren. Orang seperti ini akan sangat mudah untuk terjerat monkey business.

Pastikan untuk selalu melakukan pertimbangan-pertimbangan matang.

Pahami Cara Bisnis Profit  

Sebelum memakai sebuah produk, pastikan untuk memahami bagaimana cara bisnis yang menghasilkan profit.

Hal ini dilakukan dengan menganalisis dan memahami bagaimana usaha atau bisnis ini bisa bekerja sampai menghasilkan keuntungan. Sehingga kamu bisa mempertimbangkan apakah bisnis tersebut aman dari jebakan money business.

Hindari Transaksi Barang-Barang Tidak Umum

Selanjutnya, kamu disarankan untuk menjauhi transaksi barang-barang yang tidak umum dalam praktik jual beli. Produk yang ditawarkan dengan tidak wajar dan hanya mengalami kenaikan harga pada kondisi-kondisi tertentu atau bubble economy ini dicurigai merupakan monkey business.

Selalu Cek Legalitas Lembaga Sebelum Transaksi

Tips yang kelima adalah melakukan pemeriksaan legalitas lembaga sebelum kamu melakukan transaksi ekonomi. Ini merupakan hal yang penting agar kamu tidak tertipu.

Jika tidak ada legalitas, maka mereka kemungkinan besar berusaha menerapkan bisnis ini. Sehingga di kemudian hari, mereka berani melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Artikel Terkait