Ajaib.co.id – Generasi milenial dinilai sebagai generasi yang memiliki tingkat kreativitas tinggi, berani melakukan hal-hal yang berisiko, dan juga dinilai memiliki ide-ide atau wawasan yang luas dan menarik. Selain itu, generasi milenial memiliki karakter yang sangat produktif sehingga dianggap generasi yang memiliki tingkat literasi digital yang sangat baik.
Sehingga banyak startup di isi oleh para milenial. Banyaknya perusahaan rintisan tersebut menunjukkan besarnya antusiasme para milenial dalam bekerja dan tidak mau kalah bersaing dengan para pendahulu ataupun generasi senior lainnya.
Namun, dibalik kemahiran dalam mengakses dunia digital, generasi milenial cenderung memiliki literasi yang rendah terhadap keuangan. Suka party dan membeli barang-barang branded merupakan salah satu contoh konsumtif dari kaum milenial. Sehingga tidak jarang bila generasi boros disematkan pada para milenial.
Hal ini menunjukkan perbedaan cara mengatur keuangan generasi milenial daripada generasi sebelumnya. Bagaimana cara generasi milenial mengatur ekonomi kehidupan yang baik? Inilah yang akan kita bahas mendalam terkait konsep ekonomi ala anak milenial. Yuk, simak artikel berikut ini:
Mengatur Keuangan ala Milenial
Generasi milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980 sampai tahun 2000 yang memiliki karakteristik khusus yaitu mahir dalam penggunaan teknologi, serta mempunyai pemahaman terhadap nilai-nilai yang jauh lebih toleran. Namun, dibalik itu, tantangan besar bagi generasi milenial adalah masalah pengelolaan keuangan.
Alasan mengapa generasi milenial sangat konsumtif adalah akibat penggunaan internet dan perkembangan dunia digital, lho. Penggunaan internet ternyata tidak hanya sebagai alat untuk komunikasi atau mencari informasi saja, tapi juga digunakan sebagai alat transaksi yang memberikan kemudahan untuk belanja kebutuhan sehari-hari, membeli makanan, hingga membayar transportasi umum.
Memiliki pasar yang luas dan mudah di akses adalah salah satu kelebihan internet. Kamu dapat mencari dan membeli apapun lewat internet berbeda dengan pasar offline yang terbatas dalam jumlah dan jenis produknya. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan generasi milenial sulit mengelola keuangan dibandingkan generasi sebelumnya, yaitu:
· Minimnya pengetahuan finansial
Generasi milenial kurang memiliki kesadaran untuk mempelajari cara mengelola keuangan pribadi. Walaupun info mengenai finansial sudah banyak beredar dalam internet, namun ketertarikan generasi milenial terhadap finansial yang masih sangat minim. Para milenial masih lebih tertarik dengan tren busana maupun tren teknologi terbaru. Waduh! Padahal, dengan berkembangnya sektor finansial dan teknologi, para milenial akan memiliki banyak pilihan yang memudahkan pengelolaan keuangan mereka, lho.
· Memiliki Banyak Hutang
Kemudahan dalam melakukan pembayaran akibat perkembangan teknologi mengakibatkan generasi milenial aktif dalam berbelanja. Tak tanggung-tanggung, membeli barang pun sering dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Padahal risiko terlilit hutang yang timbul dari penggunaan kartu kredit cukup tinggi. Namun, tetap saja para milenial sangat menyukai penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayarannya.
Kesalahan utama penggunaan kartu kredit adalah menganggap kartu kredit sebagai sarana mendapatkan uang tambahan untuk bertransaksi. Tanpa disadari ada bunga dan denda apabila terlambat membayar tagihan kartu kredit.
· Tekanan Gaya Hidup
Tekanan gaya hidup adalah masalah utama yang sering dialami para milenial, terutama bagi yang tinggal di daerah perkotaan. Ada gengsi yang muncul apabila tidak mengikuti perkembangan tren baik dalam segi fashion maupun teknologi. Hal ini kemudian membuat para milenial terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Mereka tidak dapat menentukan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan (needs vs. wants). Alhasil, para milenial seringkali mengeluh tidak punya uang, walaupun mempunyai pendapatan yang tinggi.
· Konsumtif Terhadap Experience
Pada generasi sebelumnya, memiliki kebiasaan dalam membeli barang atau berinvestasi pada barang yang tak bergerak, berbeda dengan generasi milenial yang lebih mementingkan experience. Contohnya, pergi travelling, menghabiskan waktu di Café, namun tabungan yang dimiliki sangat minim. Experience menjadi lebih berharga daripada menabung atau berinvestasi.
Cara mengelola keuangan yang baik
Keberhasilan dalam mengelola keuangan dicapai dengan pola hidup hemat dan cerdas. Nah, hidup hemat berbeda dengan pelit, lho. Hidup hemat dalam konsep ekonomi milenial lebih mengutamakan kebutuhan diatas keinginan.
Jadi, gaya hidup hemat bukan menekan pengeluaran se-ekstrim mungkin, namun mengatur pengeluaran sesuai kebutuhan sehingga seimbang dengan penghasilan. Buat kamu para generasi milenial tak perlu cemas. Yuk, coba langkah berikut ini agar bisa lebih aware atas keuangan kamu
1. Membuat target keuangan
Kamu dapat membuat target keuangan mengenai jumlah keuangan yang harus ada dalam rekening tabungan. Kemudian, buat target mengenai berapa jumlah uang yang kamu butuhkan untuk memenuhi semua kebutuhan. Nah, dengan adanya target tersebut, kamu akan dipacu untuk menabung secara rutin dan bijak dalam menggunakan uang. Periksalah jumlah tabungan secara rutin untuk mengetahui berapa banyak uang yang masih dapat kamu belanjakan.
2. Memiliki Dana Darurat
Tidak ada yang dapat mengetahui bagaimana keadaan di masa depan. Nah, untuk itu kamu perlu menyiapkan dana darurat yang dapat menolong dari keadaan yang tidak direncanakan dan di luar kendali.
Apabila kamu tidak memiliki dana darurat, maka ketika terjadi kejadian yang tidak terduga, maka kondisi keuangan kamu akan terganggu dan kemungkinan terburuk adalah kamu akan menjual barang yang dimiliki atau bahkan terlilit hutang.
3. Manfaatkanlah Teknologi dengan Sebaik Mungkin
Dalam era saat ini, kamu harus bisa memanfaatkan teknologi untuk membantumu memahami mengenai finansial. Gunakan aplikasi keuangan online dapat membantu kamu dalam membuat target anggaran kebutuhan dan menabung.
4. Ikuti Pelatihan atau Kursus dalam Mengelola Keuangan
Mengelola keuangan itu bukanlah sesuatu yang mudah, lho. Tanpa ada pengetahuan yang memadai, kamu tidak akan bisa mengelola keuangan dengan baik. Nah, kamu dapat mengikuti pelatihan atau kursus dalam mengelola keuangan yang dilakukan oleh lembaga keuangan. Biasanya, mereka akan memberikan beberapa tips dan strategi yang bisa kamu lakukan dalam mengelola keuangan.
5. Melakukan Investasi
Tidak cukup hanya dengan membuat target dalam menabung saja, kamu juga harus mulai berinvestasi. Selain untuk melawan inflasi, berinvestasi dapat memenuhi kebutuhanmu dimasa depan.
Kamu bisa menerapkan rumus 40-30-20-10 dalam rencana keuangan, 40 persen untuk kebutuhan sehari-hari, 30 persen untuk melunasi utang, 20 persen untuk investasi dan tabungan, dan 10 persen untuk keperluan sosial. Kamu juga bisa merubah rumus ini sesuai dengan skala prioritas kamu, lho.
Nah, kamu sudah tahu kan bahwa pentingnya generasi milenial untuk memahami masalah keuangan. Buat kamu yang mulai belajar mengenai finansial, kamu bisa menggunakan Aplikasi Investasi Ajaib, lho. Selain, terdapat artikel yang bisa kamu pelajari, kamu juga bisa berinvestasi menggunakan Aplikasi Investasi Ajaib. Praktis, bukan? Tunggu apalagi, segera download Aplikasi Ajaib di Google Play Store dan Apple App Store!