Rumah Tangga Masa Kini

Mencegah Konflik Keuangan Rumah Tangga Agar Harmonis

Mencegah Konflik Keuangan Rumah Tangga

Ajaib.co.id – Masalah uang bisa memecah belah rumah tangga. Jika kamu ingin rumah tangga harmonis, lakukan cara mencegah konflik keuangan rumah tangga plus penyelesaiannya.

Mengelola keuangan cukup rumit dan menguras emosi. Hal ini tak hanya berlaku buat si lajang. Tak sedikit pasangan yang baru menikah atau telah menikah bertahun-tahun masih merasa kesulitan dalam mengelola keuangan.

Jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut, bukan tak mungkin suatu saat akan “meledak”. Suami dan istri cekcok hingga mengganggu keharmonisan rumah tangga.

Padahal kondisi ini bisa dihindari, yaitu dengan cara mencegah konflik keuangan rumah tangga plus penyelesaiannya.

Komunikasi

Cara mencegah konflik keuangan rumah tangga yang pertama adalah komunikasi. Proses ini harus dilakukan setiap pasangan. Tujuan menjalin komunikasi adalah agar persoalan rumah tangga dapat teratasi, termasuk masalah keuangan.

Ajak pasanganmu membicarakan keuangan rumah tangga setelah makan malam atau akhir pekan atau ketika rehat sejenak. Bicarakan rencana masa depan atau masalah keuangan yang sedang dihadapi secara transparan.

Temukan jalan keluar bersama. Namun sebisa mungkin, jangan melibatkan emosi ketika solusi belum disepakati.

Buat kamu yang masih pacaran dan berencana menikah dalam waktu dekat, ada baiknya melakukan komunikasi soal keuangan. Katakan pandanganmu mengenai pengaturan keuangan dan bagaimana pendapatnya.

Dari percakapan keuangan, kamu bisa mengetahui kebiasaan pasangan, tak hanya soal uang tetapi hal lain. Sehingga kamu memiliki waktu untuk mempertimbangkan hubungan kalian.

Perbedaan Gaya Hidup

Biasanya konflik muncul ketika ada perbedaan dalam menangani keuangan. Namun bukan saatnya kamu menyalahkan dia atau sebaliknya. Berbeda itu wajar, apalagi berbeda gaya hidup. Karena kalian berasal dari dua keluarga dan lingkungan berbeda.

Perbedaan gaya hidup dapat dilihat dari cara ia membelanjakan uangnya, barang-barang yang ia miliki, sampai gaya menyimpan uang.

Misal sang istri terbiasa menyisihkan uang untuk investasi dan dana darurat dari gajinya, sementara gaji suami ludes tak tersisa. Prinsip suami ‘you only live once’ (yolo), jadi ia tak pernah ragu menggunakan uangnya.

Untuk menjembatani perbedaan ini, ada baiknya kamu dan pasangan mengatur alokasi dana bersama. Seperti alokasi kebutuhan harian, dana hura-hura, dan jatah untuk investasi atau dana darurat. Khusus investasi, alokasikan 20 persen.

Jika ia keberatan, gunakan 10 persen untuk investasi dan lakukan secara rutin. Tunjukkan hasilnya setelah menginjak bulan keenam atau ke-12 kepada pasangan. Kalau ia lihat hasil investasi selalu naik, bukan tak mungkin ia akan ikut berinvestasi.

Untuk pemilihan produk investasi, sebaiknya disesuaikan dengan tujuan rumah tangga dan kinerja produk investasi. Jika dalam dua atau tiga tahun berencana menunaikan ibadah haji, pilih reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap.

Jika ingin mempersiapkan dana kuliah, berinvestasi pada saham, reksa dana, saham, atau logam mulia. Pastikan kamu tidak salah memilih produk investasi. Untuk memantapkan pilihanmu, cek laman atau platform Ajaib.

Uangku atau Uangmu?

Bagi pasangan yang dua-duanya bekerja, terkadang ada beberapa pembelian yang dilakukan suami tak disetujui istri. Begitu pula sebaliknya.

Cara mencegah konflik keuangan rumah tangga tersebut adalah menanggung kebutuhan bersama dari gaji masing-masing. Sisa gaji, milik masing-masing. Sehingga mereka bebas mengelola atau membelanjakan gaji tersebut.

Cara itu bisa menjadi ‘win win solution’. Namun jika tidak dikelola secara tepat akan menimbulkan konflik.

Karena cara itu akan membagi daya belanja kebutuhan (apalagi jika nilai gaji berbeda), mengabaikan rencana jangka panjang (membeli rumah atau dana pensiun), serta memicu perselingkuhan finansial (salah satu pasangan menyembunyikan uang hasil kerja tambahan atau berbelanja sesuatu), Investopedia (25/06/2019).

Utang Itu Nyata

Kehadiran utang di tengah rumah tangga dapat membuat kondisi runyam. Buat yang berencana menikah, lagi-lagi, komunikasikan utang yang kamu miliki saat ini. Misal utang di fintech, kredit motor atau mobil, atau punya kewajiban membayar gadai milik orang tua.

Katakan kepada pasangan berapa sisa utang, apakah memengaruhi kehidupan berumah tangga dan bagaimana kamu mengatasi hal itu. Karena utang itu nyata. Utang harus dilunasi.

Bagi pasangan yang telah menikah, komunikasikan dengan pasangan jika ingin mengambil utang atau kredit rumah, menggunakan kartu kredit, atau memanfaatkan Kredit Tanpa Agunan (KTA) untuk berbisnis. Apakah ia setuju? Jika ya, bagaimana mekanisme pembayaran utang?

Kebutuhan Anak

Memiliki anak sehat dan pintar membuat keluarga semakin harmonis. Meski membesarkan sang buah hati memerlukan biaya tinggi.

Seperti kebutuhan pakaian, makanan, kamar pribadi, sekolah, les, jajan, hingga kendaraan pribadi ketika menginjak usia 17 tahun. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki perencanaan keuangan.

Solusi dalam memenuhi kebutuhan anak dengan, pertama, asuransi pendidikan. Miliki asuransi pendidikan ketika anak masih bayi. Semakin dini memulainya, manfaat yang akan diterima akan semakin besar, mengingat biaya sekolah selalu meningkat setiap tahun.

Kedua, mengajari anak hidup hemat. Caranya dengan membiasakan makan makanan di rumah, memanfaatkan benda yang ada di rumah untuk mengasah kreativitas, dan menciptakan hiburan di rumah.

Ketiga, menabung. Jika anak mendapatkan uang dari saudara atau nenek kakek, ajak ia ke bank untuk menabung. Jelaskan bahwa uang tersebut bisa diambil untuk membeli sepeda, alat musik, atau barang yang ia butuhkan.

Kehadiran Keluarga Besar

Kehadiran keluarga besar terkadang memicu masalah keuangan. Seperti suami harus mengambil alih rumah induk orang tua, tentu hal ini akan mengubah alokasi biaya dan kebiasaan rumah tangga. Terlebih jika rumah orang tua jauh dari kantor dan sekolah anak.

Situasi keuangan rumah tangga bisa berubah, ketika ada keponakan atau adik menumpang dengan alasan sekolah atau kuliah. Saudara yang kerap meminjam uang dan tidak mengembalikan juga dapat mengganggu arus kas rumah tangga.

Masalah yang melibatkan keluarga besar adalah tantangan bagi rumah tanggamu. Apalagi jika orang tuamu atau pasangan sudah ikut campur. Solusinya adalah berdamailah dengan situasi tersebut.

Jika ada permintaan dari mereka memberatkan keuanganmu, bersikaplah asertif dan bantu sesuai kemampuan kalian. Hal ini untuk mempertahankan hubungan keluarga tetap harmonis.

Artikel Terkait