Milenial

Mager Adalah Kegiatan yang Positif, Jika Kamu Tahu Caranya

Ajaib.co.id – Tahu apa itu mager? Mager adalah istilah dari kamus bahasa gaul yang sering digunakan oleh anak muda yang arti katanya merujuk pada kegiatan bermalas-malasan, tidak semangat atau bahkan tidak tertarik dengan ajakan. Bahasa Indonesia gaul mager cukup ngetren digunakan di kalangan generasi muda, bersamaan dengan kata baper, dan kata gabut.

Kata mager merupakan akronim dari malas gerak menjadi hal yang begitu negatif. Bahkan, orang yang sering melakukannya dianggap pemalas.

Padahal, tidak semua orang malas bergerak itu pemalas. Bisa saja itu dijadikan cara untuk rileks. Setiap orang punya cara sendiri untuk istirahat dari kegiatan setiap hari yang begitu berat. Ada yang harus liburan ke luar kota. Ada yang tiduran seharian penuh. Ada yang tidak mau gerak atau malas gerak.

Hanya saja, istilah mager sudah terlanjur menjadi stigma orang-orang sebagai kegiatan yang negatif. Padahal, jika kamu bisa lihat sisi positif, ada banyak hal yang bisa kamu dapatkan dari kegiatan yang menyenangkan ini.

Kenapa Banyak Anak Muda Suka Mager

Apakah mager adalah kegiatan yang negatif? Ya selama kamu masih berpikir malas gerak itu hal yang tidak produktif. Banyak orang yang menganggap orang yang bermalas-malasan itu orang yang tidak mau bergerak.

Terlepas dari hal tersebut, lebih banyak anak muda yang suka malas gerak. Hal ini mereka lakukan karena berbagai alasan.

1. Stres

Alasan yang pertama adalah stres. Anak muda mudah sekali stres. Apalagi anak muda berusia di bawah 30 tahun yang baru pertama kali memiliki pengalaman kerja. Banyaknya pekerjaan yang kejar deadline membuat anak muda mudah stres.

Sayangnya, untuk mengatasi stres tersebut, kebanyakan dari mereka lebih suka malas gerak. Padahal, mager justru bisa menyebabkan semakin stress. Pekerjaan tidak kunjung selesai tapi justru semakin menumpuk. Akibatnya, stres menjadi semakin berat.

2. Bosan dengan Kegiatan yang Sama

Selain mudah stres, anak muda juga mudah sekali bosan. Apalagi dengan melakukan kegiatan yang rutin setiap hari. Jelas anak muda mudah sekali merasa bosan. Dan pelarian dari kebosanan tersebut adalah malas gerak. Mereka mulai mengunci di kamar, menyiapkan cemilan, dan beberapa koleksi film.

3. Menjalani Hidup dengan Terpaksa

Tidak banyak orang yang mampu menjalani kehidupan sesuai dengan yang diinginkan. Ada banyak anak muda yang harus bekerja di bidang yang sebenarnya tidak ia sukai. Namun karena kondisi, mau tidak mau mereka harus terima dan menjalaninya.

Menjalani kehidupan disebabkan keterpaksaan membuat orang tidak punya gairah. Apapun yang dilakukan serba setengah-setengah. Bahkan, ada banyak waktu yang digunakan untuk hal yang kurang produktif. Contohnya saja malas gerak.

Tentu setiap anak muda punya alasan sendiri mengapa mereka suka malas gerak. Namun, tiga alasan tersebut yang sering dijadikan alasan. Apakah itu juga alasan kamu sering malas gerak selama ini?

Menjadikan Mager sebagai Aktivitas yang Positif

Mager sudah terlanjur menjadi istilah yang negatif. Namun, bukan berarti konotasi tersebut bisa dihilangkan dan diganti. Itu sangat mungkin sekali.

Ini harus dimulai dengan kesadaran bahwa mager adalah kegiatan yang baik. Kamu harus lihat dari sisi positifnya. Misalnya saja dengan mager, kamu bisa mengumpulkan tenaga untuk segera bangkit lagi dan siap berlari menggapai cita-cita. Itu yang harus kamu tanamkan di dalam diri.

Di sisi lain, kamu juga harus mengganti kebiasaan mager yang negatif menjadi hal yang positif. Lupakan mager dengan hanya melamun. Lupakan mager dengan hanya scroll media sosial. Lupakan mager dengan hanya menghabiskan beberapa film dalam waktu satu hari.

●       Waktu untuk Introspeksi

Mager seharusnya kamu jadikan momen untuk melakukan introspeksi. Coba review lagi apa saja yang sudah kamu lakukan selama ini.

Ada beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan. Apakah kamu bahagia? Apakah yang kamu lakukan selama ini sesuai dengan yang kamu inginkan?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membuat waktu kamu mager tidak sia-sia. Dan itu menjadi momen di mana kamu akan mempersiapkan energi untuk lebih berkembang.

●       Waktu untuk Belajar

Mager biasanya dilakukan di waktu di mana orang tidak punya pekerjaan yang harus dilakukan. Misalnya saja saat weekend tiba. Namun, waktu tersebut seharusnya digunakan untuk melakukan hal yang baik. Misalnya saja kamu gunakan waktu untuk belajar.

Tentu kamu bisa nonton film saat lagi malas bergerak. Kamu juga bisa main sosial media. Namun, luangkan juga waktu untuk belajar. Bukan Youtube atau situs yang menjelaskan tentang ilmu atau skill baru yang suka.

Apalagi jika kamu selama ini merasa menjalani hidup dengan keterpaksaan. Kamu bekerja di bidang yang kamu tidak suka. Jangan terburu-buru untuk resign.

Mungkin kamu lelah dengan pekerjaan tersebut sehingga kamu merasa bosan dan akhirnya kamu mager. Jangan buru-buru. Gunakan waktu mager untuk belajar hal yang sesuai dengan yang kamu sukai.

●       Waktu untuk Mencari Peluang

Selain waktu untuk belajar, mager juga waktu untuk mencari peluang. Kamu bisa stalking akun media sosial teman-teman. Lalu, coba cari apakah ada peluang yang bisa membuat kamu lebih baik dan lebih produktif. Itu jauh lebih baik daripada kamu stalking media sosial hanya sekedar melihat postingan foto teman-teman.

Mager tidak harus menjadi kegiatan yang konotasinya negatif. Dan tidak semua mager itu hal yang kurang produktif. Semua orang berhak untuk malas-malasan. Karena bisa saja saat bermalas-malasan itulah saat mereka mengumpulkan tenaga.

Yang pasti, kamu jangan terlalu larut dalam kegiatan malas bergerak. Jangan juga jadikan ini sebagai kegiatan rutin yang pasti kamu lakukan di saat tidak ada bekerja.

Memang kamu harus istirahat. Badan dan pikiran butuh istirahat. Dan mager adalah cara yang tepat untuk mengistirahatkan badan dan pikiran.

Namun, terapkan tips tersebut di atas sehingga kamu bisa meyakinkan banyak orang bahwa mager adalah kegiatan yang kamu perlukan untuk me-recharge tenaga dan pikiran.

Artikel Terkait