Obligasi

Kupas Tuntas Semua Tentang Yield Obligasi

Ajaib.co.id – Dalam mencari dana tambahan modal usaha, perusahaan atau bahkan negara biasanya mengajukan pinjaman. Pinjaman bisa diajukan kepada bank, lembaga lain atau bahkan individu seperti kita. Pinjaman itu bisa berupa surat utang atau obligasi.

Obligasi adalah surat utang yang merupakan bukti bahwa sang penerbit obligasi meminjam sejumlah dana dari kamu. Surat utang ini adalah kontrak yang mewajibkan penerbit obligasi membayar pokok pinjaman beserta bunga tahunan yang sudah disetujui kepada para kreditur/investor obligasi. Inilah yang disebut investasi berbasis utang. Artikel ini akan menjawab pertanyaan populer tentang yield obligasi.

Keuntungan Obligasi

Membeli obligasi artinya kamu memberi pinjaman kepada pihak yang menerbitkan obligasi. Sebagai pemegang obligasi alias kreditur kamu berhak atas dua keuntungan yaitu kupon dan capital gain.

Yang pertama adalah kupon, istilah untuk bunga tahunan yang dibayarkan kepada kamu secara berkala, bisa sekali atau dua kali dalam setahun. Bunga tersebut adalah kompensasi atas kerelaanmu untuk mempercayakan danamu kepada debitur/pihak yang meminjam dana kepadamu.

Disebut kupon karena di masa lalu orang-orang yang memegang obligasi menyimpan booklet berisikan kupon-kupon. Dan untuk menerima pembayaran bunga kamu harus menyerahkan kupon dari booklet kepada penerbit obligasimu. Sekarang semuanya sudah online tapi bunga obligasi masih disebut sebagai kupon.

Kupon adalah bukti pembayaran bunga obligasi. Kamu akan menerima keuntungan kupon sampai obligasimu jatuh tempo. Ketika jatuh tempo maka penerbit obligasi akan mengembalikan pokok pinjaman kepada kamu.

Makin besar kupon tentunya makin bagus. Nah, untuk mengukur kemenarikan suatu obligasi maka kamu perlu tahu tentang yield obligasi.

Mengenal Apa itu Yield Obligasi

Jadi yang disebut dengan yield obligasi adalah persentase perbandingan besar kupon yang kamu dapat dengan nilai obligasinya saat ini. Yield obligasi juga dikenal sebagai tingkat kupon atau imbal hasil obligasi.

Misalnya kamu membeli obligasi yang dikeluarkan oleh emiten $GIAA sebesar Rp200 juta dengan pembayaran kupon sebesar Rp20 juta per tahun dan akan jatuh tempo selama sepuluh tahun.  

Dengan begitu yield obligasimu adalah;

Rp20.000.000/ Rp200.000.000 X 100% = 10%

Nah, mudah kan?

Pembayaran obligasi bisa dilakukan satu kali atau beberapa kali dalam setahun. Jika beberapa kali, misalnya empat kali, maka sebanyak lima juta rupiah akan ditransfer ke rekeningmu empat kali dalam setahun. Total nominalnya tetap sama yaitu Rp20 juta per tahun, pembayarannya bisa dilakukan interim atau sekali saja dalam satu tahun selama masa obligasi.

Ketika kamu mau membeli obligasi kamu bisa tanyakan dahulu berapa yield-nya. Yield 10% artinya kamu akan mendapat keuntungan 10% per tahun atas obligasi yang kamu beli. Sesimpel itu. Tapi kamu juga harus tahu kalau yield obligasi bisa berubah-ubah lho!

Istilah Premium dan Diskon dalam Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang menandakan bahwa perusahaan atau negara sebagai penerbit obligasi telah meminjam sejumlah dana dari kamu. Surat utangnya sendiri bisa diperdagangkan kepada sesama pelaku pasar. Dengan demikian nilainya bisa naik, bisa juga turun.

Misalnya kamu sudah membeli obligasi perusahaan berkode saham $GIAA sebesar Rp200 juta. Beberapa bulan kemudian katakanlah ada sentimen positif dari industri pariwisata yang meningkatkan minat wisatawan untuk bepergian menggunakan pesawat udara.

Kemudian para pemegang obligasi $GIAA merasa bahwa sentimen tersebut akan membuatnya kesehatan emiten menguat. Lalu obligasinya diperjual-belikan di antara sesama pelaku pasar modal dan kemudian harga surat utangnya sendiri meningkat.

Ketika diperdagangkan dengan selisih yang lebih tinggi, alias mendapat capital gain maka istilah untuk itu adalah premium. Ketika dijual dengan selisih yang lebih rendah, alias merugi maka istilah untuk itu adalah diskon.

Misalnya obligasi $GIAA yang kamu beli di harga Rp200 juta dijual kembali di harga premium sebesar Rp250 juta, maka artinya kamu mendapat keuntungan capital gain sebesar Rp50 juta. Dan jika dijual di harga diskon misalnya Rp170 juta, maka artinya kamu merugi sebesar Rp30 juta.

Nah ketika harga obligasimu berfluktuasi/naik-turun, saat itulah yield obligasimu juga ikut naik-turun.

Yield Obligasi yang Berubah-Ubah

Mungkin kamu pernah mendengar pembicaraan para ekonom atau analis yang berbunyi misalnya seperti berikut:

“Ketika naiknya antusiasme maka harga obligasi $ABCD akan naik namun yield-nya turun”.

Mungkin kalimat-kalimat semacam inilah yang menyebabkan banyak yang bertanya-tanya tentang apa itu yield obligasi. Definisi tentang yield obligasi sudah dijelaskan di atas. Tentang yield yang naik-turun, itu ada kaitannya dengan fakta bahwa harga obligasi bisa berubah-ubah.

Ketika obligasi $GIAA-mu dijual di harga premium, misalnya Rp250 juta, maka yield-nya sudah bukan 10% lagi. Pada awalnya memang 10% karena nominal yang kamu dapat adalah Rp20 juta per tahun untuk obligasi yang kamu beli dengan harga Rp200 juta.

Namun ketika harganya menjadi Rp250 juta maka yield-nya bukan 10% lagi. Dengan kupon yang kamu dapat sebesar Rp20 juta per tahun maka yield-nya menjadi 8% (Rp20 juta/ Rp250 juta x100%). Itulah arti dari istilah “Harga obligasi naik, namun yield-nya menurun.”

Kebalikannya adalah ketika obligasimu dijual di harga diskon. Misalnya ketika harga floating obligasi $GIAA-mu seharga Rp170 juta ketika harga belinya Rp200 juta. Maka yield-nya otomatis akan menjadi tampak besar. Meskipun nominal kuponnya sama yaitu Rp20 juta per tahun, tetapi karena harga floating-nya menjadi Rp170 juta maka yield-nya menjadi 11,76% (Rp20 juta/Rp170 juta x 100%).

Namun yield obligasi bukan satu-satunya hal yang harus kamu perhatikan ketika membeli obligasi. Kamu harus yakin juga bahwa obligasi kamu itu aman.

Hal yang Wajib Diwaspadai Dalam Obligasi

Obligasi yang bagus adalah yang risiko gagal bayarnya rendah dan memberikan tingkat keuntungan yang relatif besar. Kamu harus tahu bahwa tidak semua obligasi yang diterbitkan aman. Ada beberapa kasus perusahaan-perusahaan yang gagal membayar pokok pinjaman obligasi mereka alias wanprestasi.

Perusahaan yang default/pailit tidak akan dapat membayar obligasinya. Untuk itu ada yang dinamakan dengan peringkat kredit obligasi.

Peringkat Obligasi

Jadi ada lembaga-lembaga yang fungsinya memberi penilaian kelayakan kredit perusahaan. Misalnya saja Standard & Poor’s, Moody’s, dan Fitch. Semua lembaga yang menerbitkan utang wajib ditanya apakah mereka telah melakukan tes kelayakan kredit dari lembaga pemeringkat atau tidak.

Peringkat kredit yang dikeluarkan akan membantu kamu menentukan apakah kemampuan membayar utangnya baik atau tidak. Mereka yang bekerja di lembaga pemeringkat akan menganalisa riwayat utang, neraca, laporan pendapatan, dan lainnya.

Peringkat yang diberikan sudah dalam kode seperti misalnya ‘AAA’ untuk Baik Sekali, dan ‘C’ untuk untuk Buruk Sekali. Peringkat tersebut akan memberitahukan sejauh apa perusahaan dari kebangkrutan.

Perusahaan dengan peringkat kredit yang rendah biasanya memberi yield obligasi yang besar untuk memikat investor. Walaupun yield-nya besar namun tingkat gagal bayarnya juga tinggi.

Untuk itulah penting bagi investor untuk memperhatikan peringkat utang dari lembaga pemeringkat. Semoga penjelasan tentang yield obligasi ini jelas dan memberikan pengetahuan yang bisa kamu pahami dengan lebih baik.

Artikel Terkait