Berita

Konsumen Dalam Negeri Masih Optimis Meski Ekonomi Lesu

fungsi bank indonesia

Ajaib.co.id – Survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa konsumen dalam negeri masih optimis terhadap kondisi ekonomi kedepannya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis tersebut masih berada di atas angka 100 yang merupakan angka dasarnya.

IKK pada Maret 2020 berada di angka 113,8 atau masih jauh dari batasnya di angka 100. Jika dibandingkan dengan angka indeks bulan Februari lalu, terjadi penurunan 3,9 poin dari angka 117,7.

Di seluruh kategori pengeluaran responden Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami penurunan, termasuk pada kelompok usia. Sementara, berdasarkan wilayah surveinya, IKK di 14 kota menurun. Paling dalam terjadi di Denpasar yang -15,3 poin. Diikuti Palembang -13,3 poin, dan Manado -8,4 poin.

Penurunan angka IKK lantaran disebabkan persepsi atas kondisi saat ini dan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan seperti dilaporkan oleh CNNIndonesia.com.

“Akibat menurunnya keyakinan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja di seluruh kelompok pendidikan, terdalam pada responden dengan tingkat pendidikan pasca sarjana,” tulis survei BI dikutip dalam keterangan resmi, Senin (6/4).

Faktor lainnya, adalah faktor keyakinan untuk membeli barang tahan lama (durable goods). Menurut persepsi konsumen, penurunan terjadi karena pembelian barang elektronik, seperti televisi, komputer, dan handphone.

Konsumen Dalam Negeri Masih Optimis, Tapi dengan Catatan..

Konsumen Indonesia masih percaya diri menghadapi perekonomian saat ini dan masa mendatang. Namun, kepercayaan diri tersebut agak menurun.

Seperti dilansir dari CNBCIndonesia.com, konsumen masih optimistis karena nilai indeks di atas 100. Akan tetapi, terlihat optimisme konsumen berkurang. Sebab pada bulan sebelumnya IKK masih di 117,7.

“Optimisme konsumen yang tertahan disebabkan oleh menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan. Menurunnya persepsi konsumen terbatas. Sedangkan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tertahan akibat persepsi konsumen terhadap kondisi kegiatan usaha 6 bulan mendatang yang tidak sekuat persepsi konsumen pada bulan sebelumnya,” sebut keterangan tertulis BI, Senin (6/4/2020).

Hasil survei mengindikasikan pengeluaran konsumsi untuk tiga bulan mendatang (Juni 2020) diprakirakan masih terjaga. Hal ini tercermin dari indeks prakiraan konsumsi rumah tangga tiga bulan mendatang sebesar 165,5, relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya.

“Tetap terjaganya pengeluaran konsumsi tersebut terutama didorong oleh permintaan yang diprakirakan meningkat pada bulan puasa Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idulfitri,” sebut keterangan BI.

Tujuan dilaksanakannya Survei Konsumen

Bank Indonesia dalam paparannya mengutarakan ada 6 garis besar mengapa survei tersebut dilakukan, yakni:

  1. Merupakan survei bulanan yang bersifat mikro, bertujuan untuk mengidentifikasi pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari keyakinan konsumen terutama berupa pengeluaran konsumsi rumah tangga;
  2. Bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai perkembangan dan rencana konsumsi masyarakat, serta ekspektasi masyarakat terhadap perkembangan beberapa indikator ekonomi;
  3. Digunakan juga untuk memprediksi arah konsumsi masyarakat dan ekspektasi tekanan harga, yang selanjutnya digunakan untuk memperkirakan ketersediaan barang dan jasa, kapasitas produksi dan realisasi output;
  4. Realisasi output dibandingkan dengan output potensialnya menghasilkan perkiraan terjadinya tekanan inflasi’
  5. Merupakan survei bulanan. SK telah dilaksanakan sejak Oktober 1999;
  6. Dilaksanakan di 18 kota di Indonesia. Sampai dengan saat ini survei dilaksanakan terhadap kurang lebih 4.600 rumah tangga di 18 kota yaitu: Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Bandar Lampung, Palembang, Banjarmasin, Padang, Pontianak, Samarinda, Manado, Denpasar, Mataram, Pangkal Pinang, Ambon, dan Banten.

Metodologi Penelitian IKK

Ada beberapa catatan metodologi menurut BI, yakni:

  • Pemilihan sampel menggunakan metode stratified random sampling dengan pengelompokan berdasarkan jenis kelamin, usia, jumlah pengeluaran dan tingkat pendidikan. Responden yang telah terpilih dalam 1 (satu) periode survei baru bisa dipilih menjadi responden kembali setelah 3 (tiga) bulan;
  • Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara telepon dan wawancara temu muka langsung kepada responden;
  • Indeks dihitung dengan metode balance score (net balance + 100). Jika indeks diatas 100 berarti optimis, sebaliknya dibawah 100 berarti pesimis. Net Balance dihitung dari selisih % jawaban responden yang meningkat dengan % jawaban responden yang menurun;
  • Indeks Keyakinan Konsumen diperoleh dari rata-rata antara Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen;
  • Mulai tahun 2011, penghitungan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) disempurnakan menggunakan metode rata-rata tertimbang dengan menggunakan bobot jumlah RT dan PDRB (konsumsi RT), sedangkan Indeks Ekspektasi Harga menggunakan bobot kota sesuai dengan Survei Biaya Hidup (SBH) BPS tahun 2007.

Artikel Terkait