Investasi

Kenali Profil Risiko Investasi Sebelum Kamu Memulainya

profil risiko investasi

Ajaib.co.id – Sebelum memulai investasi, alangkah baiknya kamu kenali profil risiko investasi agar tidak salah memilih instrumen investasi.

Penting sekali untuk mengenal profil risiko investasi sebelum memutuskan memilih jenis investasi apa yang ingin dipilih. Pasalnya dalam mengelola keuangan dan berinvestasi, setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pertanyaannya, sepenting apakah mengetahui hal seperti itu?

Ibaratnya, saat ini kamu tengah melakukan tes kekuatan jantung sebelum naik wahana roller coaster. Artinya, dalam hal ini kamu tengah mencari tahu sejauh mana toleransi kamu terhadap risiko, termasuk fluktuasi pasar.

Nah, dengan mengetahui profil risiko investasi, para investor bisa mengukur kira-kira apa instrumen investasi yang sesuai dengan kondisi dirinya saat ini dan yang bisa menguntungkan. Sementara itu di sisi lain ia tetap mampu menghadapi semua risiko yang mungkin terjadi.

High Risk dan High Return dalam Investasi

Masih ingatkah kamu tentang prinsip high risk dan high return dalam aktivitas investasi? Setiap keuntungan yang tinggi dalm investasi umumnya diiringi pula dengan risiko yang tinggi pula. Prinsip seperti ini terkadang kurang dipahami oleh para calon investor, khusunya yang pemula.

Para investor tersebut justru terlalu fokus pada high return saja. Tanpa membayangkan high risk yang menyertainya. Wajar saja jika tidak sedikit yang “oleng” pada saat diterjang badai risiko besar investasi.

Nah, profil risiko merupakan sebuah gambaran diri kita pada saat harus menghadapi risiko yang terjadi dalam sebuah investasi. Artinya jika ada permasalahan yang besar, apakah bisa bertahan?

Apa Pentingnya Mengenal Profil Risiko Investasi?

Ada banyak produk investasi yang bisa dipilih. Dan masing-masing produk investasi memiliki karakter serta risiko yang berbeda-beda. Ada yang aman, namun ada juga yang sangat rentan terjadi fluktuasi.

Artinya jika kamu tidak tahan menghadapi risiko besar tapi tetap memilih produk investasi yang berisiko tinggi, maka sudah bisa dipastikan kamu bakalan stres. Sebaliknya, jika kamu tipe orang yang suka menghadapi tantangan dan memiliki optimisme, maka akan boring jika berinvestasi pada produk yang aman dan stagnan.

Pada saat semua itu belum disadari, maka akan memiliki dampak yang kurang baik untuk nasib investasi kedepannya. Parahnya, banyak orang yang masih terjebak pada fase ini lantaran buru-buru membayangkan keuntungan besar dan cepat dari investasi.

Padahal investasi, terlebih lagi yang cukup agresif seperti halnya saham penuh dengan berbagai risiko. Bahkan investasi yang terbilang paling aman saja, seperti emas dan deposito saja masih tetap memiliki risiko.

Artinya risiko ini sebenarnya tidak akan pernah lepas dari produk investasi apapun. Hanya sekalnya saja yang berbeda-beda. kamu sendirilah yang bisa menentukan seberapa kuatkah diri kamu mampu mentoleransi risiko investasi yang kemungkinan bisa terjadi di masa mendatang.

Di sinilah pentingnya memahami profil risiko investasi dan menyesuaikannya dengan produk investasi yang ada. Jika sampai salah pilih produk investasi, tidak hanya tujuan finansial kamu saja yang meleset. Tapi lebih dari itu, tidak menutup kemungkinan akan mengalami kerugian yang lebih banyak lagi.

Kategori Profil Risiko yang Umum Digunakan

Sebagai investor, profil risiko adalah hal yang wajib diketahui sebelum menentukan instrumen investasi apa yang akan dipilih. Pasalnya profil risiko ini akan menentukan kamu dalam memilih produk investasi yang sesuai, berdasarkan dari tingkat return atau keuntungan yang diharapkan dengan seberapa besar tingkat risiko yang bisa ditanggung.

Nah, dalam hal ini ada beberapa kategori profil risiko investasi yang umum digunakan, diantaranya seperti:

1. Profil Risiko Konservatif

Yang dimaksud dengan profil risiko konservatif adalah investor memiliki toleransi terhadap risiko yang paling rendah. Dalam hal ini investor umumnya lebih menyukai instrumen investasi dengan risiko maupun fluktuasi rendah.

Tetapi sebagai konsekuensinya adalah potensi hasil investasi yang didapatkan oleh investor juga lebih terbatas. Sementara itu, investor dengan profil investasi konservatif lebih cocok memilih instrumen investasi pasar uang. Misalnya saja seperti deposito, reksa dana pasar uang, dan surat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

2. Profil Risiko Moderat

Yang dimaksud dengan profil risiko investasi moderat adalah investor memiliki toleransi menengah terhadap risiko. Dan di sisi lain para investor juga mau menerima risiko yang lebih tinggi dibanding investor dengan profil risiko konservatif guna memperoleh hasil investasi yang lebih besar.

Sementara itu, jenis instrumen investasi yang cocok dipilih untuk investor dengan jenis profil risiko moderat adalah instrumen pendapatan tetap dan sebagian kecil saham. Selain itu, investor juga bisa berinvestasi di reksa dana campuran yang berisi obligasi, saham, dan pasar uang.

3. Profil Risiko Agresif

Profil risiko investasi agresif adalah investor memiliki toleransi terhadap risiko paling tinggi. Dalam hal ini para investor umumnya tidak akan keberatan untuk memilih instrumen investasi dengan risiko maupun fluktuasi tinggi yang berpotensi bisa mendatangkan hasil investasi yang besar. Instrumen investasi yang cocok untuk investor dengan profil risiko agresif adalah investasi saham, reksa dana saham, dan derivatif.

Namun, ada hal penting lain yang harus kamu pahami terkait dengan ketiga profil risiko di atas. Profil risiko tersebut bisa berubah seiring dengan fase kehidupan dan usia. Misalnya saja seperti ini, pada saat kamu masih muda, mungkin kamu memiliki toleransi tinggi terhadap risiko investasi.

Tetapi terkadang hal itu akan berbeda pada saat sudah berkeluarga. Banyak yang lebih memilih untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Apalagi mengingat banyaknya hal-hal yang harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Ada baiknya kamu mengukur kemampuan diri kamu sendiri. Tujuannya agar tidak mengalami ketidaknyamanan risiko yang bisa terjadi, seperti panik atau menyesal. Oleh sebab itu, disarankan untuk paling tidak cek profil risiko investasi kamu setiap dua tahun sekali.

Artikel Terkait