Saham

Jeli Melihat Opini dan Rumor di Pasar Saham

Ajaib.co.id – Forum diskusi investor online maupun offline merupakan sarana berbagi pengalaman dan pengetahuan yang berharga bagi pemula. Tapi, forum-forum seperti itu juga sarat dengan opini dan rumor yang berpotensi menyesatkan. Investor senior pun sering memeringatkan para juniornya agar mewaspadai opini dan rumor yang beredar di pasar saham. Jangan mudah terpengaruh selentingan yang tidak jelas sumbernya.

Mengapa demikian? Karena opini dan rumor akan mudah memicu fear (rasa takut) maupun greed (serakah) pada diri investor. Padahal keputusan investasi yang dibuat berdasarkan dorongan emosi seperti itu, hasil akhirnya pasti lebih buruk daripada jika investor mempertimbangkan secara objektif.

Bahaya Fear dan Greed di Pasar Saham

Tak semua opini dan rumor yang beredar di pasar saham itu buruk. Tentu ada pula info-info berharga kalau kita mampu menyaringnya dengan tepat. Tapi, tak dapat dipungkiri pula bahwa kita akan kesulitan untuk memilahnya. Mari coba menengok beberapa contoh opini dan rumor dari beberapa forum saham berikut ini.

“Ini saham menarik buat besok. Menurut saya sih, besok open langsung naik. Ada kemungkinan bakal ARA. Jangan sampai ketinggalan kereta ya.” (catatan penulis: ARA (Auto Reject Atas) berarti harga melonjak pesat)

“Bakalan ada demo besar-besaran nih besok. IHSG pasti jeblok, ditinggal tidur dulu aja.”

“Waspada. Laporan keuangan besok kayaknya mau anjlok. Ini sinyal bahaya. Hari ini main cepat aja.”

“Saham ini murahnya sudah kebangetan. PER sekian, PBV sekian. Kabarnya mau dapat proyek pemerintah gede juga di Kalimantan. Waktunya serok.”

“BUMI mau bangkit, borong terus.” (catatan penulis: BUMI termasuk salah satu saham gocap saat ini)

Beberapa opini saham tersebut bakal mendorong pendengarnya untuk merasakan fear. Sebagian besar diantaranya justru sebaliknya, malah membangkitkan rasa serakah. Kalau investor dan trader mengikuti kata-kata itu begitu saja, akibatnya bisa fatal.

Fear dapat mendorong pendengarnya untuk menjual saham yang dimiliki ataupun merasa pesimis sebelum mulai trading. Akhirnya sang investor memutuskan untuk take profit atau cut loss lebih cepat, sehingga gagal meraih potensi keuntungan optimal sesuai rencana trading yang telah disusunnya. Padahal, opini-opini itu belum tentu benar.

Sebaliknya, greed dapat menggoda kita untuk membeli saham pada tingkat harga yang salah. Lebih buruk lagi, ada opini-opini saham yang sengaja dilontarkan untuk mendorong para trader memborong saham-saham tak berkualitas. Hal ini bisa juga berkaitan dengan aksi bandar menggoreng saham.

Sayangnya, upaya penyebaran opini menyesatkan seperti ini sangat populer sampai memperoleh julukan tersendiri. Julukannya “pom-pom”, diambil dari kata “pump” dalam bahasa Inggris yang bermakna “memompa”. Ciri khas pelaku pom-pom saham adalah selalu memberi ulasan fantastis atau penilaian berlebihan terhadap saham tertentu. Tapi ya,kita semua tahu bahwa bola yang perlu dipompa itu aslinya kempis.

Menanggulangi Opini dan Rumor di Pasar Saham

Mengingat opini dan rumor saham sangat mudah tersebar via media sosial, apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya? Perlukah kita “menulikan telinga” dan menjauhi beragam rumor saham? Ada beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan sesuai kondisi kita masing-masing.

  • Menghindari forum diskusi dan media sosial seputar saham.

Seorang investor senior mengaku bahwa ia memilih untuk tidak mengikuti forum diskusi investor mana pun dan menonaktifkan semua akun media sosialnya. Alasannya demi menghindari kabar-kabar tak jelas yang beredar luas tanpa verifikasi layak.

Ia tetap mengikuti rilis laporan keuangan emiten-emiten favoritnya, selalu memantau keterbukaan informasi BEI, dan tekun menganalisis grafik saham koleksinya. Ia menganggap semua sumber data itu valid dan objektif, sehingga layak menjadi referensi untuk pembuatan keputusan investasi.

Profil investor senior tersebut cukup unik di era digital ini. Tak banyak orang lain yang mengambil sikap serupa. Walaupun tidak berpartisipasi aktif pada grup-grup live chat Telegram dan Whatsapp, biasanya investor tetap mengikuti dengan status pembaca senyap (silent reader). Ketika tidak mengikuti opini dan rumor di pasar saham, para netizen ini justru merasa kudet (kurang update) terkait isu-isu terkini.

Sebenarnya, kamu tetap boleh-boleh saja mengikuti forum diskusi saham online maupun offline. Forum juga dapat menjadi sumber informasi cepat ketika kamu butuh bantuan mendadak. Hanya saja, kamu harus mampu mengabaikan opini saham yang tidak disertai fakta-fakta terkonfirmasi. Cara paling jitu dengan mengandalkan analisis saham sendiri sebagai dasar pengambilan keputusan apa pun di pasar saham.

  • Mengandalkan analisis saham sendiri.

Kalau mengikuti komentar balasan pada beberapa opini dan rumor tadi, kamu akan melihat ragam reaksi investor yang berbeda-beda. Tentu saja tak semua orang mengamini upaya tebar fear dan pom-pom saham. Ragam reaksi investor terhadap rumor setidaknya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan.

Golongan pertama terdiri atas orang-orang yang tak mampu membuat analisis saham sendiri, sehingga cenderung lebih mudah terpengaruh oleh kabar angin. Golongan kedua mencakup orang-orang yang sama-sama punya kepentingan untuk menebar opini dan rumor senada. Sedangkan golongan ketiga berisi orang-orang yang membantah, karena mempunyai hasil analisis berbeda.

Setelah mengetahui ini, kamu ingin masuk golongan yang mana? Idealnya, investor dan trader harus mampu membuat analisis saham sendiri. Meskipun profitabilitas tak terlalu tinggi, setidaknya kamu tidak akan mudah ikut arus yang besar kemungkinan akan merugikan. 

Tentukan apakah kamu mengandalkan analisis fundamental, teknikal, atau gabungan antara keduanya. Kemudian buatlah metodologi analisis yang menyeluruh mulai dari pemilihan saham-saham unggulan hingga bagaimana kamu akan menentukan momen beli dan momen jual. Di luar hasil analisis itu, kamu tak perlu mempedulikan komentar orang lain.

Artikel Terkait