Ekonomi, Investasi

Investor Asing Suka Berinvestasi di Indonesia, Apa Alasannya?

Sumber: Pexels

Ajaib.co.id – Kenapa investor asing suka berinvestasi di Indonesia? Pernah ngga sih kalian dengar istilah net foreign buy, net foreign sell? Apa sih itu maksudnya? Pada artikel ini, mari kita coba bahas bersama-sama!

Investor Asing di Pasar Modal

Istilah net foreign buy dan net foreign sell itu berkaitan dengan transaksi beli dan jual bersih yang dilakukan oleh investor asing yang terjadi di pasar modal kita. Yup, betul, di pasar modal kita, yang berinvestasi dan bertransaksi tidak hanya dari lokal, namun internasional pun ikut bertransaksi.

Berdasarkan data laporan harian Pasar Modal yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat 12 November 2021, nilai transaksi trading yang dilakukan oleh investor asing mencakup 25% dari seluruh total transaksi yang terjadi sepanjang tahun 2021. Adapun pada Jumat 2021, net foreign buy mencapai Rp2,7 miliar, sementara net foreign sell mencapai Rp2,6 miliar.

Lantas apa sih yang membuat investor asing tertarik untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia?

Alasan Investor Asing Senang untuk Berinvestasi di Negara Berkembang

Ada beberapa alasan mengapa investor asing senang untuk berinvestasi di negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia seperti yang dikutip dalam artikel Wall Street Journal

Alasan yang pertama adalah sesuai dengan namanya, negara berkembang masih memiliki banyak potensi dan peluang untuk terus mengembangkan ekonominya, berinvestasi di negara berkembang seperti Indonesia akan memberikan return yang jauh lebih tinggi dibandingkan berinvestasi di negara maju.

Sumber: IMF

Selama satu tahun terakhir, gain dari investasi pada indeks saham negara berkembang lebih besar dibandingkan negara maju. Hal ini dikarenakan 90% populasi dunia yang berumur dibawah 30 tahun tinggal di negara berkembang. Hal ini menyebabkan pertumbuhan pasar tenaga kerja yang lebih tinggi, yang berimbas kepada meningkatnya produktivitas, pertumbuhan produk domestik bruto, dan laba perusahaan dari waktu ke waktu.

Berbeda dengan negara maju yang kekurangan populasi berumur muda, yang dapat mengisi posisi pasar tenaga kerja yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan terestriksi. IMF memprediksi bahwa pertumbuhan rata-rata negara berkembang pada periode 2021-2023 akan mencapai 5,5% sementara untuk negara maju hanya 3,5% saja.

Selain potensi gain yang tinggi, investor asing, berbeda dengan investor lokal, memiliki mindset investasi dengan jangka holding yang lama, dibandingkan investor lokal yang memiliki mindset investasi jangka pendek atau trading. Hal ini menjadi alasan, mengapa investor asing menaruh sebagian dana nya di negara berkembang, yaitu sebagai alat diversifikasi.

Pertumbuhan ekonomi pada negara berkembang semakin berkurang korelasi nya dengan negara maju, dengan begitu melakukan diversifikasi di negara berkembang menjadi sebuah ide yang masuk akal, selain itu perbedaan mata uang juga menjadi salah satu keuntungan bagi investor asing.

Pertumbuhan yang terus berkembang serta kinerja perusahaan korporasi yang terus meningkat menyebabkan aset obligasi negara berkembang juga menarik, menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan negara maju namun sama-sama memberikan jaminan keamanan yang baik.

Inflasi di negara berkembang pun berbeda dengan negara maju, rata-rata inflasi di negara berkembang cukup terjaga di angka yang tidak begitu rendah, lalu Current Account Deficit  (CAD) di negara berkembang seperti di Indonesia yang cukup sempit juga menyebabkan bank sentral Indonesia mempunyai fleksibilitas untuk menekan gejolak dari negara maju, seperti kejadian taper tantrum yang akan dilakukan oleh The Fed pada akhir tahun 2021 ini.

Dibandingkan negara berkembang lainnya, kondisi makroekonomi Indonesia cukup stabil. CAD Indonesia yang rendah menyebabkan Indonesia tidak rentan dengan gejolak makroekonomi global, seperti misalnya Afrika Selatan, Turki dan Brazil yang memiliki utang yang tinggi dan CAD yang tinggi, yang rawan akan perpindahan modal yang akan menyebabkan runtuhnya harga obligasi.

Indonesia juga dinilai mampu menekan angka COVID-19 meski memiliki kondisi populasi penduduk yang banyak, dan vaksinasi perkapita yang cukup tinggi dibandingkan India dan Brazil.

Indeks MSCI Emerging Market yang menjadi acuan investor untuk berinvestasi di negara berkembang pun memiliki return yang cukup tinggi, dapat dilihat pada gambar dibawah:

Sumber: Laporan Goldman Sachs 2021

Berdasarkan laporan Goldman Sachs Asset Management, ada tiga katalis yang menyebabkan kenapa investor asing mau berinvestasi di negara berkembang khususnya Indonesia, yaitu Respon dari pandemi, pertumbuhan yang selaras, dan hubungan kegiatan ekspor.

Menurut Goldman Sachs, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kebijakan lockdown awal yang tidak begitu ketat, yang menyebabkan rendahnya kontraksi pertumbuhan, dna kebijakan fiskal yang proaktif. Lalu adanya UU Omnibus Law juga menjadi sentimen positif karena akan menyederhanakan administrasi dan birokrasi serta penyederhanaan izin usaha. 

Adapun Goldman Sachs menatap positif terhadap sektor yang mendapatkan keuntungan dari trend demografi Indonesia, seperti misalnya sektor lifestyle spending, pinjaman kepada nasabah retail, dan perbankan. Selain itu sektor material juga mendapatkan keuntungan dari adanya pertumbuhan ekonomi yang membutuhkan banyak material untuk melakukan ekspansi pabrik.

Kesimpulan

Sekarang kita sudah tau nih, kenapa investor asing menyukai negara Indonesia sebagai salah satu tujuan dalam berinvestasi. Semua ini dikarenakan Indonesia masih memiliki potensi gain yang tinggi, karena masih banyak ruang untuk berkembang. Oleh karena itu, investor asing saja mau berinvestasi di Indonesia karena keuntungan-keuntungannya, kita sebagai warga negara Indonesia jangan mau kalah, yuk mulai berinvestasi bersama Ajaib Investasi!

DisclaimerInvestasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait