Investasi

Investasi di Bisnis Berkonsep Gig Economy, Apa Keuntungannya?

Sumber: fabrikbrands.com

Ajaib.co.id – Transformasi digital telah mengubah banyak aspek di dalam kehidupan manusia, salah satunya di dunia kerja. Melalui internet, para perekrut dan calon pegawai dapat berkomunikasi secara langsung sehingga memudahkan proses perekrutan. Kemudahan mendapatkan dan menyediakan lapangan pekerjaan ini akhirnya menciptakan sebuah istilah yang dinamai gig economy.

Mungkin beberapa dari kamu baru mendengar istilah ini, tetapi sebenarnya fenomena gig economy sudah menjadi populer dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang. Mengutip dari BBC, kata gig artinya proyek kontrak sementara atau sederhananya adalah pekerja harian lepas (freelance). Pada umumnya bisnis yang berkonsep gig economy mempekerjakan pegawai hanya berdasarkan kontrak atau proyek. 

Bisnis yang menggunakan konsep ini mendukung dan mendapatkan manfaat dari tenaga kerja independen yang dipantau dari jarak jauh. Pada umumnya, para pekerja akan menawari jasa pada perusahaan berdasarkan jangka waktunya, misalnya per proyek, jangka pendek, atau jangka panjang. Istilah lain yang seri dipakai untuk konsep ini adalah “sharing economy” atau “freelancer economy” 

Siapa yang Berpartisipasi dalam Gig Economy?

Berdasarkan survei, hampir 47% dari tenaga kerja di Amerika Serikat telah berpartisipasi menjadi pekerja lepas dan bekerja secara nomaden. Ini artinya, ada sekitar 42 juta tenaga kerja yang memutuskan untuk bekerja tanpa memiliki status sebagai pegawai. Angka ini diperkirakan akan tumbuh mencapai 52% hingga lima tahun ke depan.

Hal ini ditambah dengan hasil studi yang dijalankan Upwork dan serikat pekerja lepas tentang freelancing di AS pada tahun 2019 menemukan fakta bahwa jumlah tenaga kerja lepas telah meningkat hingga empat juta orang hanya dalam waktu lima tahun terakhir. Gig worker atau pekerja gig mewakili lintas angkatan kerja AS dalam hal usia dan pendapatan. Gen Z merupakan proporsi terbesar di gig economy dengan angka mencapai 53%, milenial 40%, Gen X 31%, dan baby boomers 29%. 

Disrupsi ini tidak hanya terjadi di AS, tetapi juga di seluruh dunia dan sudah menjadi fenomena global. Misalnya, di Uni Eropa, terhitung angka pekerja lepas yang bergabung menjadi pekerja gig berjumlah mencapai 162 juta orang. Jika secara sumber daya manusia lebih dari cukup, apakah berinvestasi di bisnis yang menerapkan konsep gig economy menguntungkan?

Potensi untuk Pertumbuhan

Meningkatnya jumlah pekerja dalam model ini berkaitan langsung dengan seberapa besar permintaan pekerja lepas di suatu negara. Semakin banyak permintaan dan pekerja yang tertarik melakukannya, semakin banyak perusahaan akan menerapkan konsep tersebut. 

Pekerja sebagian besar tertarik untuk melakukan gig work karena fleksibilitas yang ditawarkan. Para pekerja penuh waktu juga mulai mempertimbangkan berhenti di pekerjaan yang sekarang dan beralih menjadi pekerja gig. Berdasarkan penelitian dari Prudential, sebanyak sepertiga pekerja penuh waktu sangat tertarik untuk beralih sebagai pekerja lepas melakukan gig work.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di negara maju seperti AS atau Uni Eropa, tetapi hampir seluruh negara. Sebuah studi yang dilakukan Deloitte di 36 negara mengungkapkan bahwa dua pertiga pekerja ingin mengambil pekerjaan sampingan sebagai tambahan di luar pekerjaan penuh waktu mereka. 

Perusahaan-perusahaan yang menerapkan konsep ini dalam memperkerjakan pegawainya, seperti Uber atau Lyft biasanya mengalami volatilitas, terlebih jika masih dalam tahap pengembangan atau start-up. Bahkan, untuk perusahaan yang menyandang istilah Unicorn, perusahan yang valuasinya mencapai US$1 miliar sebelum Initial Public Offering (IPO) masih harus berjuang untuk tumbuh di pasar kapital. 

Namun, potensi pertumbuhan perusahaan yang menggunakan konsep gig economy untuk merekrut pegawainya bisa sangat besar. Pertimbangkan Grubhub yang memutuskan untuk IPO di tahun 2014. Pada bulan Maret 2019, perusahaan makanan online dan marketplace ini mengalami pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 40%.

Bandingkan dengan perusahaan teknologi lainnya yang lebih mapan, misalnya Amazon yang tahun ini akan merayakan ulang tahunnya ke -25 hanya mencapai pertumbuhan sebesar 17% pada kuartal pertama tahun 2019 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2t018.

Mengapa Investor Tertarik dengan Gig Economy?

Pertumbuhan yang sangat cepat dan potensi keuntungan yang besar membuat investasi perusahaan yang menggunakan konsep ini menggoda banyak investor. Kini investor dapat melihat bagaimana metode ekonomi gig membantu portofolio mereka dalam memanfaatkan tren global kombinasi tenaga kerja dan teknologi. 

Teknologi mengubah kecepatan dan skala di mana para pekerja di seluruh dunia dapat memiliki pekerjaan di mana pun dan kapan pun tanpa harus meninggalkan rumah. Kamu bisa saja tinggal di Indonesia, tetapi mendapatkan pekerjaan sebagai Graphic Designer untuk perusahaan di Inggris. 

Salah satu contoh perusahaan besar yang sukses menerapkan ekonomi gig adalah WeGoLook yang berfokus membantu bisnis mengumpulkan dan memvalidasi data pelanggan untuk mengurangi risiko. Perusahaan yang bermarkas di Oklahoma, AS ini mempekerjakan sekitar 45.000 pekerja lepas dari seluruh dunia. Kemajuan teknologi juga tidak hanya memberikan kemudahan bagi masyarakat mendapatkan pekerjaan, tetapi juga memberikan efisiensi waktu bagi perusahaan dalam merekrut calon pegawai.

Bagaimana Berinvestasi di Bisnis yang Menggunakan Konsep Ekonomi Gig?

Terdapat dua alternatif bagi investor untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan dengan ekonomi gig, seperti pasar saham dan reksa dana. Beberapa investor institusional mungkin bisa berinvestasi langsung dalam IPO, tetapi sebagian besar investor ritel sulit untuk melakukannya karena minimal investasi yang harus dikeluarkan terbilang tinggi.

Salah satu platform alternatif yang bisa kamu manfaatkan untuk membantu kamu berinvestasi adalah Ajaib. Platform investasi yang telah memiliki lebih dari 1 juta pengguna ini menyediakan fitur trading saham dan investasi reksa dana yang bisa disesuaikan dengan profil risiko investor. 

Segera wujudkan impianmu berinvestasi di instrumen investasi pilihan.

Sumber: 6 Things to Know About Investing in The Gig Economy, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait