Investasi

Bias Kognitif Saat Investasi? Ini Cara Mengatasinya

Ajaib.co.id – Menjadi seorang investor tidaklah mudah, kamu harus melawan rasa takut, mengambil keputusan yang besar yang berdampak pada jumlah uang yang dimiliki, dan yang terpenting memiliki pengetahuan tentang investasi. Namun, di balik tantangannya, masih ada tantangan yang sulit diatasi bahkan oleh investor berpengalaman sekalipun, yaitu bias kognitif yang berpeluang menggagalkan investor dalam mendapatkan return potensial.

Sebelum mengenali bias kognitif, kamu perlu mengetahui bahwa karena otak manusia saling terhubung, semua orang memilikinya. Bias tersebut dapat mempengaruhi pilihan yang akan kita buat dalam berinvestasi. Tetapi, menurut ahli psikologi individu dapat menyadari bagaimana bias ini bekerja dan mengatasinya untuk memastikan bahwa mereka dapat mengambil keputusan investasi secara rasional.

Apa itu Bias Kognitif dan Mengapa Kita Memilikinya?

Menurut Bo Bennett yang memiliki gelar PhD dalam psikologi sosial, menjelaskan bahwa bias kognitif/cognitive bias dianalogikan seperti ilusi optik yang mengubah realitas dengan cara mempengaruhi cara berpikir dengan apa yang kita lihat. Jika ilusi optik terjadi ketika kita menafsirkan rangsangan visual secara tidak tepat, bias tersebut akan membuat kita menafsirkan semua jenis rangsangan secara tidak tepat. Mengapa otak kita berkembang seperti ini? Karena pada evolusi manusia, bias ini justru membantu mereka bertahan hidup.

Bayangkan skenario ini: Kamu berjalan di luar dan kamu melihat sesuatu yang menyerupai ular di dekat kaki. Tanpa berpikir dua kali, kamu akan melompat dan berlari sampai kamu merasa aman. Bias ini mungkin akan membantu jika ternyata yang kamu lihat adalah benar-benar ular, tapi jika itu hanyalah tongkat, mungkin kamu akan sedikit merasa malu jika dilihat orang banyak.

Namun, bias ini justru bisa menjadi masalah jika berhubungan dengan investasi. Derek Hagen sebagai Financial Planner dan Financial Behavioral Coach mengatakan bahwa manusia purba sebagai leluhur tidak mengkhawatirkan tentang uang sama sekali dan tentu konteksnya akan sangat jauh berbeda dengan ular dan tongkat, jika salah mengambil keputusan investasi karena bias kognitif, kamu akan kehilangan uang. Bias yang sudah tertanam dalam otak kita selama ribuan tahun bukanlah hal yang baik dalam mengambil keputusan investasi.

Bagaimana Cara Mengatasi Bias Psikologi

Mengingat bias ini dapat membuat investor mengambil keputusan investasi yang buruk, penting untuk mengetahui beberapa strategi yang untuk mengatasinya. Bagaimana kita melakukannya? 

Menurut Elisa Robyn yang memiliki gelar PhD Psikologi Edukasi, individu harus menyadari dan mengakui bahwa mereka memiliki bias. Setelah mengakuinya, ia merekomendasikan investor untuk belajar lebih banyak tentang bagaimana bias ini mempengaruhi pengambilan keputusan dalam investasi.

Ada banyak buku yang memberi fakta bahwa otak manusia menyesatkan dalam hal yang menyangkut uang, mengingat sebagian besar aktivitas ekonomi berdasarkan psikologi otak. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengakui jika bias tersebut ada di semua orang, termasuk kamu. Menyadari kehadiran bias seperti melihat di balik tirai pikiran dan bagaimana cara mereka bekerja. Setelah sadar, kamu dapat mempertimbangkan bagaimana bias mempengaruhi keputusan dan akan membuat keputusan yang lebih baik ke depannya.

Hagen mengatakan terdapat satu kebiasaan lain yang efektif untuk mengatasi bias kognitif, yaitu berpura-pura bahwa situasi keuangan kamu saat ini dialami oleh kerabat terdekat. Individu cenderung melihat bias pada orang lain dibandingkan diri mereka sendiri. Dengan kata lain, sebelum membuat keputusan terkait investasi, tanyakan pada diri sendiri tentang saran apa yang akan diberikan kepada kerabat terdekat yang menghadapi situasi yang serupa.

Dr.Robyn menambahkan agar investor mendengarkan seseorang yang pendapatnya berbeda dengan pendapatnya. Berdiskusi dengan orang-orang yang tidak setuju dengan strategi kamu akan membantu kamu dalam memverifikasi keputusan yang akan diambil. Apakah keputusan tersebut baik atau buruk?

Terdapat lima tahapan dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik, yaitu menerima bahwa kamu memiliki bias, berlatih membuat keputusan secara sadar, mempertimbangkan bagaimana bias dapat mempengaruhi keputusan, berpura-pura menjadi orang lain di situasi yang sama dan lihat saran apa yang akan kamu berikan pada orang tersebut, dan mempertimbangkan gagasan-gagasan seseorang yang berbeda sudut pandang dengan keputusanmu.

Bias yang Harus Kamu Hindari

Bias seperti apa yang harus kamu waspadai sebagai investor saat membuat keputusan tentang uang dan investasi? Sejumlah ahli psikologi menyoroti bias kognitif berikut yang harus dihindari.

Confirmation Bias

Bias ini membuat kamu menafsirkan bahkan memastikan sebuah informasi sesuai dengan keyakinan yang kamu setujui. Confirmation bias atau bias konfirmasi ini membantu investor menghindari ketidaknyamanan emosional karena berpikir diri mereka mungkin salah. Dalam investasi, confirmation bias akan menghindari pemrosesan informasi yang menunjukkan bahwa investor membuat kesalahan sehingga menyebabkan investor tetap melanjutkan strategi yang justru menyebabkan kerugian.

Reactive Devaluation Bias

Reactive devolution bias terjadi ketika ide seseorang ditolak karena masalah pribadi terhadap orang tersebut. Dengan kata lain, jika kamu mengabaikan strategi investasi dari orang lain hanya karena tidak menyukainya, kamu akan melewati kesempatan mendapatkan insight yang mungkin jauh lebih efektif.

Loss Aversion

Bias ini membuat investor merasa lebih rugi jika menyerah dibandingkan tetap bertahan dalam memperoleh sesuatu. Misalnya, dalam investasi kamu didorong untuk mempertahankan saham jauh lebih lebih lama dari yang seharusnya, padahal kamu sudah mengalami kerugian di luar dari batas yang sudah kamu tentukan.

Optimism Bias

Seperti namanya, bias ini akan membuat kamu merasa optimis akan hasil akhir yang sesungguhnya tidak demikian. Dr.Robyn mengingatkan bahwa investor perlu mengatasi kecenderungan otak untuk melebih-melebihkan optimisme. Jika tidak, kamu dapat melakukan keputusan investasi bermodal kepercayaan dirinya. Faktanya, optimisme tersebut hanya membuat kamu kehilangan uang semakin banyak.

Fear of Missing Out (FOMO)

FOMO terjadi ketika individu takut untuk kehilangan sesuatu. Hal ini akan membuat individu melakukan apapun untuk mendapatkan sesuatu tersebut. Biasanya bias ini dimanfaatkan oleh bisnis untuk membuat produk atau jasanya eksklusif.

Dalam investasi, FOMO dapat membuat investor berinvestasi di saham yang sedang tumbuh dan hanya karena sedang ramai dibicarakan. Masih ingat dengan saham teknologi di Amerika Serikat yang anjlok pada tahun 2000an? Hal ini dikarenakan investor mengalami FOMO dan mulai membeli saham tersebut hingga mengalami economic bubble.

Apakah kamu pernah mengalami salah satu bias di atas?

Sumber: Cognitive biases can hurt your investment returns—but they don’t have to, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait