Berita

Inflasi Maret Rendah, Ada Potensi Masih Naik Sepanjang 2020

Inflasi adalah

Ajaib.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi Maret rendah hanya sebesar 0,1 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 2,96% secara tahunan. Inflasi untuk bulan Maret 2020 ini juga terhitung lebih rendah dari inflasi Februari 2020 yang angkanya berada di 0,28 persen.

Inflasi bisa terjadi karena adanya kenaikan harga-harga secara umum yang ditunjukkan oleh naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK). Beberapa komponen yang diukur yakni harga pangan, pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, pendidikan, dan bahkan rekreasi sekalipun.

Salah satu cerminan aktivitas dan kondisi ekonomi dari waktu ke waktu adalah inflasi. Lawan dari inflasi yakni penurunan harga-harga secara umum atau yang disebut dengan deflasi.

Untuk bulan Maret 2020, ada tiga komoditas yang memberikan andil terbesar bagi inflasi menurut data BPS. Pertama adalah emas perhiasan (0,05%), bawang bombai (0,03%), gula pasir (0,02%).

Emas menjadi andil utama kenaikan inflasi karena banyak diburu oleh masyarakat karena dianggap investasi yang dapat mengamankan harta (safe haven) kala dunia masih diselimuti wabah Covid-19. Didalam negeri, emas perhiasan rupanya lebih disukai, terutama oleh kalangan ibu-ibu sehingga harganya naik dan menyumbang inflasi domestik.

Inflasi Maret Rendah, Beberapa Kota Bahkan Alami Deflasi

Meski secara nasional terjadi inflasi, beberapa kota justru mengalami deflasi. Dikutip dari bisnis.com beberapa kota tersebut diantaranya:

Manado

Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,90 persen. Secara tahunan inflasi Manado tercatat sebesar 2,93 persen. Bank Indonesia Sulawesi Utara menilai tingkat inflasi tersebut relatif stabil dan masih berada dalam rentang sasaran target inflasi nasional pada kisaran angka 3 persen plus minus 1 persen (year-on-year).

“Bank Indonesia dan TPID Sulawesi Utara memandang positif pencapaian inflasi kedua kota di Sulawesi Utara yang pada bulan Maret 2020 masih bergerak dalam rentang sasaran inflasi nasional,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Arbonas Hutabarat melalui rilisnya, Rabu (1/4/2020).

Malang

Turunnya harga tiket pesawat hingga 26,35 persen menjadi penyumbang terbesar deflasi di Kota Malang pada Maret yang mencapai 0,41 persen.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks dua kelompok pengeluaran, yakni Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 0,41 % dan Kelompok Transportasi sebesar 3,21%.

“Sepuluh komoditas teratas yang memberikan andil terbesar deflasi pada Maret 2020, yakni angkutan udara, cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, bawang putih, jagung manis, kentang, daging sapi, kacang panjang dan semangka,” katanya di Malang, Rabu (1/4/2020).

Kata Pengamat Mengenai Inflasi Maret 2020

Pelemahan rupiah diprediksi akan mengerek inflasi tahunan domestik. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi Indonesia di akhir tahun 2020 bisa ke 5%.

Angka ini dapat dikatakan cukup tinggi, mengingat angka inflasi Maret 2020 secara tahunan masih di level 2,96%. David menjelaskan kepada kontan.co.id, kenaikan inflasi akan mulai terjadi di bulan April mendatang. Walau tetap terkendali, namun memasuki bulan Puasa, inflasi akan cenderung terangkat.

Selanjutnya di bulan Mei pun, inflasi akan naik karena adanya hari raya Idul Fitri. Secara historis, inflasi cenderung naik ketika memasuki bulan puasa dan Lebaran, .

“Bulan April 2020, inflasi akan jauh lebih tinggi, kalau prediksi akhir tahun itu inflasinya 5% dengan faktor pendorong karena pelemahan rupiah,” kata David, Rabu (1/4).

Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, hingga pukul 14.57 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.450 per dolar Amerika Serikat (AS). Alhasil, secara year to date (ytd), rupiah sudah melemah 18,4%, mengingat di akhir 2019 silam, rupiah masih berada di Rp 13.866 per dolar AS.

Untuk inflasi bulan Maret lalu, ditopang oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,05%, telur ayam ras dengan andil 0,03%, bawang bombay dengan andil 0,03%, gula pasir dengan andil 0,02%, nasi dan lauk pauk sebesar 0,01%, serta rokok filter dan rokok putih masing-masing dengan andil 0,01%.

Pengaruh lainnya, ada beberapa komoditas yang turut mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi, seperti cabai merah yang turun drastis dengan andil kepada deflasi sebesar 0,09% serta cabai rawit dengan andil 0,04%.

Artikel Terkait