Divestasi adalah hal yang memang berkaitan dengan investasi, bisa dibilang divestasi adalah lawan katanya investasi. Divestasi secara pengertian merupakan kebalikannya dari investasi yang pada dasarnya adalah sebuah kegiatan penanaman modal atau penambahan aset pada sebuah perusahaan yang dilakukan untuk kemajuan perusahaan tersebut.
Investasi pastinya sudah sering kamu dengar dan tampak familier di telingamu sendiri. Karena itu kali ini mari kita bahas lebih jauh tentang divestasi yang tidak jauh keberadaannya dari investasi yang sudah dilakukan oleh banyak perusahaan. Divestasi juga bisa dilakukan oleh perusahaan tertentu karena alasan tertentu juga.
Karena divestasi kebalikannya dari investasi, maka bisa dikatakan bahwa divestasi adalah pengurangan sejumlah modal yang sudah ditanam dan pengurangan aset dari sebuah perusahaan karena tujuan tertentu. Pengurangan sejumlah modal dan pengurangan aset ini dilakukan dengan cara menjual modal dan aset itu ke perusahaan lain yang bersedia membelinya.
Divestasi ini sangat mungkin terjadi pada sebuah perusahaan. Contoh mudah yang dulu sering diberitakan adalah divestasi dari PT Freeport Indonesia. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya divestasi saham PT Freeport Indonesia yang sahamnya dibeli oleh PT Inalum yang mewakili Indonesia bertujuan untuk mengambil alih saham PT Freeport Indonesia agar sebagian besar dimiliki oleh Indonesia.
Divestasi Dilakukan untuk Keuntungan Bersama
Jadi, bisa dikatakan divestasi ini bukanlah hal yang buruk, tapi sebagai kegiatan yang bisa menguntungkan bagi masing-masing perusahaan. Contoh divestasi PT Freeport Indonesia merupakan salah satu contoh yang ada saat ini. Alasan utama divestasi saham PT Freeport Indonesia oleh perusahaan pelat merah Indonesia sendiri karena ada aturan dari Pemerintah yang mengharuskan kepemilikan saham perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia sebagian besar harus dikelola oleh Indonesia.
Hal ini karena perusahaan asing tersebut sudah diberikan izin oleh Pemerintah untuk mengelola kekayaan alam di Indonesia dan dijadikan sebagai keperluan bisnis. Jadi, wajar saja jika Pemerintah kita ingin pembagian hasil secara merata, tidak hanya perusahaan asing tersebut yang mendapatkan keuntungan.
Seperti contohnya divestasi pada PT Freeport Indonesia menjadikan sebagian sahamnya dikelolah oleh Pemerintah Daerah Papua sehingga rakyat Papua bisa mendapatkan keuntungan pembangunan langsung darinya. Keuntungan PT Freeport Indonesia pun masuk ke kantong Pemerintah Daerah Papua yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan yang lebih baik lagi.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar wilayah eksplorasi dan juga untuk pemasukan kas negara. Keuntungan yang didapatkan PT Freeport Indonesia pun bisa dibagi dua antara PT Freeport secara keseluruhan dan Pemerintah Indonesia secara keseluruhan pula.
Proses divestasi PT Freeport Indonesia juga dilakukan agak lama dan bertahap karena Pemerintah harus mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan divestasi atau pembayaran secara bertahap kepada PT Freeport Indonesia. Dilakukan sangat hati-hati karena jumlah transaksinya yang cukup besar dan juga diawasi dengan ketat agar dana tersebut benar-benar digunakan untuk divestasi.
Namun, proses divestasi tidak semata-mata hanya karena aturan dari Pemerintah. Alasan karena adanya aturan dari Pemerintah itu merupakan alasan eksternal. Sebuah perusahaan melakukan divestasi bisa jadi juga karena alasan-alasan yang berasal dari dalam diri perusahaan yang bersangkutan. Bisa jadi karena alasan-alasan lain yang berkaitan dengan keadaan perusahaannya sendiri.
Bisa dikatakan divestasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan perusahaannya berkembang ke arah yang lebih baik atau menghindari kerugian yang terus terjadi. Di bawah ini adalah beberapa alasan perusahaan yang melakukan divestasi.
Melepas Beban Aset Anak Perusahaan yang Merugi
Divestasi sering dilakukan oleh perusahaan besar yang memiliki anak perusahaan, tapi anak perusahaan tersebut terus mengalami kerugian sehingga sering membebankan perusahaan utama. Pengurangan aset pada anak perusahaan itu akan mendatangkan keuntungan juga pada perusahaan utama karena saham anak perusahaan sudah dibeli oleh perusahaan lain. Ini adalah strategi yang paling bisa diambil dan bahkan sering diambil oleh perusahaan yang mengalami kerugian.
Karena Adanya Perubahan Strategi
Untuk membuat perencanaan di masa depan dan tujuan perusahaan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, ada juga perusahaan yang melakukan divestasi dengan menjual sebagian aset ke perusahaan lain, dan menjadi perusahaan yang berada di bawah perusahaan lain yang telah membeli sebagian aset tersebut. Strategi ini sering dilakukan oleh banyak perusahaan juga untuk bermitra dengan perusahaan lain. Perubahan strategi ini kadang disebabkan juga karena kebutuhan yang mendesak, dan sudah dipikirkan dengan cukup matang.
Agar Unit Perusahaan Bisa Berdiri Sendiri
Ketika sebuah perusahaan memiliki anak perusahaan yang ingin berkembang, maka bisa saja perusahaan utama melepaskan anak perusahaan tersebut untuk sebagian besar asetnya dibeli oleh perusahaan lain. Hal ini terjadi bukan karena anak perusahaan itu mengalami kerugian, tapi karena alasan ingin anak perusahaan itu berkembang sesuai dengan bidangnya dan pada akhirnya bisa berdiri sendiri. Anak perusahaan yang bisa berdiri sendiri tentu akan menguntungkan perusahaan utama juga.
Itulah pembahasan tentang divestasi yang ternyata sama menguntungkannya dengan investasi, meskipun kedua hal tersebut dilakukan di saat perusahaan punya momen perubahan yang berbeda. Di awal melakukan divestasi mungkin saja aka nada perubahan pendapatan, yang awalnya bisa mendapatkan pendapatkan keseluruhan dari anak perusahaan, tapi karena anak perusahaan sudah jadi milik perusahaan lain, pendapatan itu pun tidak lagi ada.
Dan perusahaan harus bisa beradaptasi dengan cepat ketika divestasi itu terjadi, tapi biasanya perusahaan akan bisa melakukannya. Dengan mengetahui divestasi yang telah redaksi Ajaib ulas ini, jangan tertukar lagi ya mengenai divestasi dan investasi.
Bacaan menarik lainnya:
Elton, Edwin J. et al. (2009). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. New York : John Wiley & Sons
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.