Investasi, Saham

Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham – Benjamin Graham Formula

Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham -Benjamin Graham Formula
Sumber: Pexels

Ajaib.co.id – Di dunia pasar modal kamu akan sering mendengar tentang nilai intrinsik saham. Nilai intrinsik ini bisa dihitung dengan berbagai macam metode. Di sini kita akan membahas tentang cara menghitung nilai intrinsik saham menggunakan Benjamin Graham Formula.

Apa itu nilai intrinsik saham?

Pada dasarnya nilai intrinsik adalah nilai estimasi atau perkiraan nilai saham yang dihitung berdasarkan risiko dan pengembaliannya. Disebut juga sebagai nilai asli sebuah saham. 

Kamu pasti sering melihat harga saham yang ada di aplikasi saham online atau di sumber mana pun sebagai tempat pencarian. Harga saham ini yang menjadi patokan utama untuk bertransaksi.

Namun, di balik itu ada nilai intrinsik yang tidak kalah pentingnya dengan harga aktual saham. Nilai intrinsik ini dihitung dari perolehan seluruh laba yang diterima oleh perusahaan. Jika laba semakin meningkat, tentu nilai intrinsik akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

Mengapa nilai intrinsik perlu dihitung?

Nilai intrinsik perlu dihitung untuk mengetahui nilai sesungguhnya dari saham tersebut. Kamu boleh saja mengetahui nilai aktual saham yang dapat kamu lihat di aplikasi saham online milikmu atau di tempat lain yang informasinya selalu diperbaharui, tapi untuk mengetahui nilai intrinsik lain lagi caranya karena emiten tidak mengumumkan nilai intrinsiknya sendiri.

Kamu yang perlu tahu cara menghitung nilai intrinsik sehingga bisa menghitungnya. Metode mengetahui nilai intrinsik ini sangat kamu perlukan sebagai salah satu bagian dari analisis fundamental.

Dengan mengetahuinya, kamu akan yakin terhadap suatu saham yang cocok dijadikan sebagai investasi jangka panjang atau tidak.

Lalu, patokannya adalah apabila nilai intrinsik jauh lebih kecil dibandingkan nilai aktual sahamnya, itu berarti harga saham-nya terlalu tinggi.

Terlalu tinggi ini harus diwaspadai karena biasanya tidak akan bertahan lama untuk berada di angka itu, suatu hari bisa saja jatuh karena para investor sering bertransaksi dengan saham ini untuk keuntungan kilat. Oleh karena itu, tidak cocok untuk investasi jangka panjang.

Nah, apabila nilai intrinsik jauh lebih tinggi dibandingkan nilai aktual saham, kamu perlu menandainya sebagai saham untuk investasi jangka panjang.

Kemungkinan besar nilai aktual sahamnya akan naik karena fundamentalnya dianggap bagus. Investor juga sangat tertarik dengan saham seperti ini. 

Di atas sudah disebutkan bahwa nilai intrinsik akan naik apabila keuntungan yang didapat itu selalu naik. Investor tentu saja tidak akan melewatkan saham dengan nilai intrinsik seperti ini.

Cara menghitung nilai intrinsik saham dengan Benjamin Graham Formula

Benjamin Graham dikenal sebagai tokoh yang sangat berpengaruh di dunia investasi. Nilai intrinsik awalnya berasal dari inisiasi Benjamin Graham dalam menciptakan metode untuk memilih saham yang tepat.

Benjamin Graham sangat percaya bahwa harga saham dipengaruhi pula oleh kinerja perusahaannya dari sejak perusahaan itu berdiri.

Jadi, perhitungannya pun tidak hanya melihat masa kini, tapi juga masa lalu perusahaan, bagaimana perusahaan itu akhirnya bisa bertumbuh. 

Cara menghitung nilai intrinsik Benjamin Graham bisa ditemukan di buku fenomenalnya yang berjudul The Intelligent Investor. Sampai sekarang rumus ini masih digunakan oleh investor dari berbagai penjuru dunia. 

Rumus nilai intrinsik saham Benjamin Graham

Rumus nilai intrinsik Benjamin Graham adalah di bawah ini.

V = EPS x (8.5 + 2g)

Penjelasannya:

V = Nilai intrinsik

EPS = Earnings per Share atau laba bersih per saham yang berasal dari laporan tahunan.

8.5 = Basis P/E yang dianggap normal untuk perusahaan tidak bertumbuh labanya.

g = persentase ekspektasi perumbuhan dalam 7 hingga 10 tahun ke depan.

Kemudian rumusnya diubah lagi oleh Benjamin Graham untuk lebih detailnya adalah sebagai berikut:

V = EPS x (8,5 + 2G) x ( 4,4/AAA)

V = Nilai intrinsik

EPS = Earnings per Share atau laba bersih per saham yang berasal dari laporan tahunan.

8.5 = Basis P/E yang dianggap normal untuk perusahaan tidak bertumbuh labanya.

g = persentase ekspektasi perumbuhan dalam 7 hingga 10 tahun ke depan.

4,4 adalah risk rate free, atau return dari investasi yang kecil risikonya seperti deposito. Untuk indonesia rata-rata bunga deposito adalah 6,5% belum termasuk pajak.

AAA adalah bunga obligasi jangka panjang .

Parameter

g = g kita anggap 15% saja untuk lebih mudah.

4.4  = kita ubah menggunakan suku bunga BI Rate  6,5%.

AAA = sekitar 11,7% kita bulatkan saja jadi 12%.

Sekarang kita coba menghitung saham perusahaan A yang harganya misalnya Rp6.700 per lembar saham. Dari laporan keuangannya, kita mendapatkan data sebagai berikut.

EPS → 558 (twelve trailing month)

g → 19,32% → disesuaikan jadi 15%,

4.4 → kita ubah 5,75 dengan BI Rate terakhir 6,5%.

Y → 12

V = 558 x (8.5 + 2×15) x 5,75 ÷ 12 = Rp8.092,75

Itu berarti nilai intrinsiknya lebih besar dari nilai aktual dan seharusnya nanti bisa lebih naik lagi.

Memang untuk mengetahui nilai intrinsik tidak selamanya membuatmu dapat untung. Kamu juga bisa saja mengalami kerugian karena faktor-faktor tertentu. Apalagi yang namanya investasi saham itu risikonya memang terbilang tinggi dan banyak faktor yang memengaruhi harganya yang sering naik-turun.

Namun, nilai intrinsik saham tetap bisa kamu andalkan untuk memilih saham terbaik yang berpotensi menjadi besar di masa depan nanti. Jadi, kamu sebaiknya tetap mempraktikkan cara menghitung nilai intrinsik ketika memutuskan untuk berinvestasi jangka panjang.

Untuk berinvestasi saham dan reksa dana bagi pemula, bisa mengandalkan Ajaib sebagai mitra berinvestasimu. Ajaib adalah aplikasi saham online terpercaya yang sudah terdaftar di OJK. Ajaib memiliki aplikasi yang sangat mudah digunakan oleh siapa saja. Berinvestasi di Ajaib juga bisa dimulai dari modal yang sangat minim. 

Artikel Terkait