Ajaib.co.id – Ketika kita memiliki buah hati, tentu kita ingin menyayanginya dan melindunginya dari segala keburukan di luar sana. Tapi pernahkah kamu terpikir cara mendidik anak agar murah hati dan memiliki rasa kemanusiaan?
Eva Trachtenberg, aktivis kemanusiaan sekaligus direktur acara spesial River Park South Community Association, mengajarkan berdonasi pada anaknya sejak mereka mampu mengerti konsep berbagi.
Mulai Ajarkan Berbagi Sejak Dini
Dalam investorgroup.com, ibu empat anak ini bercerita bagaimana anaknya menerima uang saat liburan dan ketika Eva menyarankan untuk berdonasi, anaknya tidak paham apa maksud dari donasi itu. Sejak saat itu Eva mengajak anak-anaknya ke berbagai kesempatan galang dana.
Eva juga memperkenalkan organisasi yang menyelenggarakan acara amal seperti organisasi yang membantu anak dengan diabetes parah dan kenapa rumah sakit menyediakan inkubator seperti di Walmart. Tak berhenti sampai di situ, Eva mendaftarkan anaknya dalam 100 Kids Who Care YXE, badan amal untuk pemuda yang diikuti Eva sendiri.
Penelitian menunjukkan pendekatan yang dilakukan Eva ini sangat efektif. Berdasarkan penelitian Indiana University Lilly Family School bagian Philanthropy and Vanguard Charitable, prioritas filantropi berakar kuat dari perilaku keluarga.
Alangkah baiknya jika orang tua dan kakek-nenek yang berderma dan menjadi sukarelawan mempengaruhi generasi berikutnya untuk melakukan hal yang sama.
Kajian tersebut mengungkapkan semakin kita memberi, semakin besar dampak positif yang kita bawa pada komunitas kita. Menjadi donor bagus bagi kesehatan mental dan fisik kita. Hal ini juga bisa mengingatkan seberapa beruntung kita memiliki apa yang kita miliki sekarang.
Eva ingin anaknya untuk tahu ada orang di luar sana yang tidak seberuntung kita dan membutuhkan bantuan kita.
Begini tips bagaimana cara mendidik anak beramal sejak dini.
Mulai Berbicara
Sekitar usia 3-4 tahun, banyak anak yang sudah paham dasar dari amal. Faktanya, konsep berbagi harus ditanamkan sejak dini. Di supermarket, taman bermain, atau di mal, kamu bisa mencari kesempatan untuk menanamkan konsep dengan mudah.
Jika kamu ingin berdonasi atau memberi bantuan, ajak anak dan jelaskan pada mereka apa yang kamu lakukan.
Sesuaikan dengan Usianya
Membawa anak umur enam tahun untuk membagi makanan sahur di subuh hari jelas merepotkan daripada membantu. Penting untuk mencari kegiatan yang sesuai dengan usia buah hati apalagi sesuai dengan kemampuannya.
Mungkin diajak untuk menyisihkan uang jajan dan berbagi dengan kaum dhuafa atau memberi makanan pada tukang sapu di pinggir jalan.
Buat Jadi Mudah
Libatkan anakmu untuk melakukan hal yang biasa kamu lakukan. Misalnya mendonasikan mainan dan baju lama untuk acara amal. Jelaskan baju yang disumbangkan akan membantu keluarga yang membutuhkan.
Tanyakan pada anakmu apa yang dirasakan penerima ketika mendapat mainan atau pakaian yang akan disumbangkan.
Hal ini jelas membantu anak untuk tidak memperlakukan barang sumbangan seperti tempat sampah yang berisi barang bekas atau tidak diinginkan. Perlahan-lahan konsep ini akan tertanam pada anak dan bisa memilah apa yang ingin dibagi dan apa yang tidak.
Biarkan Anak Memutuskan
Buatlah sebuah celengan untuk anakmu dan biarkan anak memutuskan berapa banyak dia ingin menyumbang. Begitu juga dengan penerima sumbangan tersebut, apakah untuk teman-teman di panti asuhan, atau malah bagi korban bencana alam.
Menjadi bagian dalam pengambilan keputusan membuat anakmu lebih memahami dan bangga telah bisa membantu orang lain.
Tidak perlu terlalu sulit atau rumit, mengajarkan anak untuk memberi sejak dini membantunya menjadi filantropis seumur hidup. Bahkan ketika anakmu sudah cukup besar, kamu bisa mulai dari sekarang kebiasaan peduli terhadap sesama.
Mulailah dari sekarang, keluarga dan komunitasmu akan menikmati hasilnya nanti. Ketika anak sejak kecil diajarkan untuk peka terhadap kondisi lingkungannya, dia akan lebih menghargai lingkungan dan dirinya.
Dimulai dari hal-hal sederhana agar membantu dengan apa yang kita punya, bukan merendahkan mereka yang membutuhkan bantuan, anak akan lebih menghargai apa yang dimilikinya.
Misalnya anakmu pintar menghitung, jika dia pulang bercerita tentang temannya yang kesulitan, katakan padanya untuk membantu temannya.
Tentu cara mendidik anak seperti ini cukup wajar dan mudah. Jika kamu tertarik mendaftarkan anakmu pada komunitas tertentu, jangan lupa kamu ikut terjun dulu supaya kamu bisa mengenal nilai-nilai yang diajarkan.
Manfaat Mengajarkan Filantropi Sejak Dini
Penelitian Mahara Resmi (2020) menemukan bahwa peran guru dalam mendidik dan membimbing anak penting dalam membangun karakter dan ilmu. Enam peran guru dalam mengajar nilai filantropi pada anak yaitu dengan contoh, pembiasaan, saran, perhatian dan pemantauan, hadiah dan hukuman, dan juga mengajar lewat cerita.
Kajian ini juga menemukan bahwa dampaknya anak akan membantu teman yang membutuhkan dan ingin berbagi. Faktor pendukung dalam implementasi filantropis ini adalah penanaman di lingkungan yang kondusif sehingga kebiasaan buruk bisa teratasi.
Ketika anak diajarkan tidak melalui contoh, nilai filantropi itu akhirnya hanya menjadi konsep yang cukup diketahui saja dan tidak dilaksanakan. Orang tua perlu ikut andil dalam pembentukan karakter anak termasuk menanamkan sifat murah hati.
Daftarkan anak di sekolah yang memiliki nilai yang tidak jauh dari nilai yang kamu ajarkan supaya anak tidak mengalami dualisme dini. Kebingungan yang mereka rasakan bisa membuat mereka akhirnya enggan melakukan kebaikan.
Biasanya sekolah yang memiliki nilai karakter yang baik didampingi dengan biaya yang tidak sedikit karena banyak kegiatan di luar.
Siapkan anggaranmu dengan membuka rekening pendidikan anak dan jangan lupa berinvestasi untuk mempersiapkan bantalan di masa depan. Coba Ajaib untuk investasi reksa dana dan saham dengan harga terjangkau. Dijamin mudah dan aman karena diawasi oleh OJK dan IDX. Selamat mencoba.