Buy to close merupakan salah satu strategi trading yang kerap digunakan untuk keluar dari posisi short saat ini atau menutup perdagangan opsi yang ada. Dalam menghadapi dinamika pasar keuangan yang terus berubah, kita perlu memahami cara kerja buy to close untuk mengelola risiko dan mengoptimalkan keuntungan.
Selain itu, kita juga perlu memahami kapan waktu yang tepat untuk menggunakan strategi buy to close dalam trading. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai cara kerja dan jenis-jenis buy to close agar dapat menerapkannya dengan tepat.
Pengertian dan Cara Kerja Buy to Close dalam Trading
Menurut Investopedia, buy to close dalam trading adalah istilah yang merujuk pada tindakan seorang trader untuk keluar dari posisi short yang sedang terbuka, terutama dalam perdagangan opsi. Buy to close mengacu pada upaya untuk membeli aset yang sama guna menutup posisi short yang terbuka.
Cara kerja buy to close dimulai ketika trader membuka posisi short, umumnya dengan menjual kontrak opsi atau aset menggunakan perintah “sell to open.” Dalam posisi short ini, trader berharap harga aset akan turun. Sehingga bisa dibeli kembali dengan harga lebih rendah untuk mendapatkan keuntungan.
Ketika trader ingin menutup posisi short tersebut, mereka menggunakan perintah “buy to close” untuk membeli kembali aset yang sebelumnya dijual. Tindakan ini mengakhiri eksposur mereka terhadap pergerakan harga aset tersebut. Dengan begitu, buy to close membantu trader mengunci keuntungan, membatasi kerugian, atau menyesuaikan posisi sesuai tujuan trading.
Meskipun memiliki tujuan serupa untuk menutup posisi short, ada perbedaan mendasar antara buy to close dengan buy to cover. Buy to close umumnya digunakan dalam perdagangan opsi dan kadang dalam kontrak berjangka.
Baca Juga: Strategi Buy to Cover dalam Trading
Sementara itu, buy to cover lebih sering merujuk pada saham. Kedua tindakan ini memungkinkan trader untuk membebaskan diri dari eksposur terhadap aset yang telah mereka short.
Beberapa tujuan buy to close antara lain untuk memperoleh keuntungan, mengelola risiko, atau menyesuaikan strategi. Misalnya, jika harga aset turun setelah posisi short dibuka, membeli kembali aset dengan harga lebih rendah akan menghasilkan keuntungan. Namun, buy to close juga bisa menjadi langkah untuk meminimalkan kerugian apabila pasar bergerak berlawanan dengan perkiraan.
Buy to close dalam trading saham melibatkan peminjaman aset terlebih dahulu dari entitas lain dan kemudian membelinya kembali untuk menutup posisi. Sementara itu, dalam kontrak berjangka atau opsi, kontrak tersebut dibuat untuk dijual kepada pembeli lain. Trader dapat memilih untuk buy to close pada saat jatuh tempo atau saat ingin menutup posisi.
Baca Juga: Strategi Bird In Hand dalam Investasi
Jenis-Jenis Strategi Buy to Close
Setiap jenis strategi buy to close memiliki cara kerjanya masing-masing, tergantung pada aset yang diperdagangkan dan tujuan awal trader. Berikut ini jenis-jenis strategi buy to close yang sering digunakan:
1. Menutup Posisi Short Saham
Trader dapat menggunakan buy to close untuk menutup posisi short pada saham yang dipinjam dari broker. Jika harga saham turun sejak posisi short dibuka, trader bisa membeli kembali saham tersebut dengan harga yang lebih rendah dan mengembalikannya ke broker. Ada keuntungan dari selisih harga yang bisa didapatkan.
2. Membeli Opsi Put
Strategi ini digunakan saat seorang trader membeli opsi put untuk membuka posisi dan harga saham menurun. Trader dapat melakukan buy to close dengan menjual opsi tersebut pada harga lebih tinggi atau mengeksekusi opsi untuk memperoleh keuntungan. Strategi ini memungkinkan trader mengunci profit saat harga bergerak sesuai prediksi.
3. Membeli Opsi Call
Strategi ini digunakan ketika seorang trader memiliki posisi call yang dibuka di awal dengan harapan harga saham naik. Buy to close bisa digunakan untuk menjual opsi tersebut pada harga lebih tinggi atau dengan mengeksekusi opsi saat harga saham telah naik. Sehingga trader dapat merealisasikan profit dari peningkatan nilai opsi.
4. Menutup Kontrak Berjangka (Futures)
Dalam trading kontrak berjangka, trader bisa membuka posisi beli pada kontrak saat harga diprediksi naik. Jika harga aset acuan naik, mereka dapat buy to close dengan menjual kembali kontrak pada harga yang lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan harga sejak posisi pertama dibuka.
Setiap jenis strategi buy to close memiliki kegunaan khusus yang disesuaikan dengan jenis aset dan tujuan trading. Memahami strategi buy to close dalam trading memberi trader keunggulan untuk menutup posisi secara efektif sesuai kondisi pasar. Namun, penting bagi setiap trader untuk tidak hanya fokus pada potensi keuntungan. Pertimbangkan juga risiko dengan bijak. Menguasai cara kerja buy to close adalah langkah awal, tetapi keberhasilan dalam trading membutuhkan sinergi analisis dan pengambilan keputusan yang bijak.