Obligasi

Biar Tak Asbun, Ini Beda Obligasi Pemerintah dan Korporasi

Obligasi Pemerintah

Ajaib.co.id – Beberapa hari yang lalu masyarakatkan dikejutkan dengan video viral rapat dengar pendapat (RPD) antara Komisi VII DPR dengan badan usaha milik negara (BUMN) PT Inalum.

Dalam video tersebut memperlihatkan, M Nasir, anggota DPR Komisi VII yang membidangi sektor energy, sumber daya mineral, riset, teknologi, dan lingkungan hidup, mengusir Direktur Utama PT Inalum Orias Petrus Moerdak.

Permasalahannya adalah cara mencari utang PT Inalum di pasar modal yang jaminannya hanya kepercayaan. Jawaban yang sama diulang oleh beberapa kali oleh Direktur Utama PT Inalum saat menjawab pertanyaan yang pada intinya juga sama.

Jawaban yang sama dan berulang ini membuat M Nasir tidak puas. Kemudian berujung pada kemarahan hingga pengusiran sang Dirut dari rapat.

Dari sini sudah dapat diketahui kalau M Nasir tidak paham konsep soal pasar modal dan juga obligasi. Menurut dia obligasi itu sama seperti berutang di bank atau Pegadaian.

Diketahui bahwa PT Inalum sempat menerbitkan surat utang atau disebut juga bond (obligasi), dan surat utang perusahaan BUMN tersebut termasuk ke dalam obligasi korporasi.

Nah, biar tidak asbun alias asal bunyi, mari kita cari tahu apa itu obligasi korporasi dan perbedaannya dengan obligasi pemerintah dengan membaca artikel ini.

Obligasi sendiri banyak macamnya, dan paling yang paling populer adalah obligasi dari pemerintah atau disebut juga Surat Berharga Negara (SBN).

Investasi di SBN ini umumnya relatif mudah, dimana modal yang dibutuhkan dapat dimulai dari Rp1 juta. Selain itu ada juga yang dinamakan obligasi korporasi.

Sementara menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), obligasi yaitu surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang diperjualbelikan.

Di dalam obligasi ini terdapat janji dari pihak yang menerbitkan efek untuk membayarkan imbalan kepada investor berupa kupon (bunga) di periode tertentu. Kepada pembeli obligasi tersebut, pokok utangnya pun akan dilunasi di akhir tahun yang sudah ditentukan.

Pengertian Obligasi Pemerintah dan Korporasi

Buat yang masih bingung, obligasi adalah salah satu investasi efek dengan pendapatan tetap yang tujuannya memberikan pertumbuhan nilai investasi. Keuntungan dan risikonya pun relatif stabil dibandingkan dengan investasi saham.

Obligasi pemerintah merupakan jenis obligasi berbentuk surat utang negara yang diterbitkan langsung oleh pemerintah Republik Indonesia.

Obligasi yang diterbitkan pemerintah ini berupa kupon tetap (seri FR-Fixed Rate), kupon variabel (seri VR-Variable Rate), serta obligasi berbasis syariah (sukuk negara).

Sedangkan obligasi korporasi yakni surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan tertentu. Perusahaan yang menerbitkannya bisa BUMN dan juga swasta dengan jangka waktu atau masa jatuh tempo yang umumnya minimal 1 tahun.

Karena diterbitkan oleh non-pemerintah, maka memiliki risiko lebih tinggi tergantung dari kondisi perusahaan, pasar, maupun situasi politik dalam negeri.

Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), ada beberapa keuntungan yang akan kamu peroleh jika berinvestasi pada efek yang bersifat utang alias obligasi. Apa saja keuntungannya?

·        Menerima kupon/fee secara berkala dari obligasi yang dibeli. Biasanya bunga dari kupon atau fee lebih tinggi dari bunga Bank Indonesia (BI Rate).

·        Mendapatkan capital gain dari penjualan obligasi di pasar sekunder.

·        Risiko lebih rendah dibandingkan instrumen investasi lainnya, seperti saham yang harganya bergerak secara fluktuatif.

·        Pilihan seri seri obligasi di pasar sekunder banyak.

Perbedaan Obligasi Pemerintah dan Korporasi

Meskipun obligasi pemerintah lebih populer di kalangan investor, bukan berarti obligasi korporasi tidak menarik untuk jadi pilihan investasi.

Biar kamu lebih yakin, ketahui dulu perbedaan antara kedua jenis obligasi tersebut. Namun, apapun yang akhirnya jadi pilihan kamu harus disesuaikan dengan profil risiko serta tujuan investasi.

Berikut ini bedanya obligasi negara dan juga obligasi korporasi.

Obligasi Negara:

·        Termasuk investasi yang aman karena dijamin langsung oleh negara.

·        Imbal hasilnya (bunga atau kupon) relatif kecil.

·        Modal yang dibutuhkan untuk berinvestasi obligasi negara tidak besar.

·        Membeli obligasi pemerintah berarti ikut berkontribusi pada pertumbuhan dan pembangunan negara.

Obligasi korporasi:

·        Investasinya dijamin oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi.

·        Memiliki risiko yang cukup tinggi, karena perusahaan bisa saja bangkrut sehingga dana investasi berpotensi hilang.

·        Tingkat imbal hasil (return) lebih tinggi dibandingkan surat utang negara, di mana per tahunnya bisa mencapai lebih dari 11% jika tenornya di atas 10 tahun.

·        Untuk memulainya dibutuhkan modal cukup besar, biasanya minimum sekitar Rp20 juta.

Dari poin-poin di atas tentunya kelebihan dan kekurangan kedua obligasi di atas dapat disesuaikan dengan kepribadian kamu sebelum memilih untuk jadi investasi.

Kalau kamu suka dengan risiko demi imbal hasil yang tinggi, maka obligasi korporasi akan sangat menarik. Sementara bagi kamu yang ingin bermain aman, obligasi pemerintah pilihan terbaik.

Instrumen Investasi Menarik Lainnya

Pada intinya setiap jenis investasi memiliki risikonya tersendiri. Baik itu berinvestasi di obligasi pemerintah ataupun obligasi korporasi punya risiko yang sejalan dengan imbal hasil yang dapat kamu terima.

Namun, jika kamu masih belum yakin untuk berinvestasi pada surat utang atau obligasi, masih ada instrumen investasi menarik lainnya untuk dipilih.

Sebagai pembandingnya, kamu bisa melirik antara saham ataupun reksa dana. 

Ajaib menawarkan investasi saham dan juga reksa dana dalam satu aplikasi yang bisa dilakukan dari layar smartphone, sehingga menghemat waktu. Ya, Ajaib merupakan cara cerdas untuk berinvestasi saham maupun reksa dana dan terjamin karena telah terdaftar di OJK.

Bagi yang suka tantangan, investasi saham tak kalah menariknya. Apalagi aplikasi Ajaib memiliki fitur-fitur yang akan membantu kamu dalam mengambil keputusan kapan waktu yang terbaik untuk buy atau cut loss saham pilihan.

Artikel Terkait