Ajaib.co.id – Keberhasilan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mendorong startup yang didanainya menjadi Unicorn mencerminkan bahwa bisnis digitalnya mulai membuahkan hasil dengan sangat baik. Dengan bisnis yang sangat besar dan kuat pada sektor teknologi yang kini tumbuh kian pesat, Telkom secara valuasi dinilai murah dan berpotensi harganya meroket kedepannya.
Selain investasi lewat anak usahanya ke 50 lebih startup mulai menguntungkan, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) juga sangat menarik karena nominal dividennya besar. Laba Telkom kedepannya diproyeksikan tumbuh kuat, seiring transformasi yang terus dilakukan ke digital telco.
“Yang sedang hype adalah sektor berbasis teknologi dan fenomena bank-bank digital yang ramai mendapat valuasi premium dari pasar,” tutur Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan.
Sektor teknologi dinilai memberikan pertumbuhan yang sangat pesat. Dengan adanya fenomena bank-bank digital yang ramai mendapatkan valuasi premium dari pasar atau saham sektor teknologi, hal itu tidak lepas karena prospek pertumbuhan dimasa mendatang yang bisa diberikan.
Pada sisi lain, saham first liner lainnya mengalami kondisi yang sama dengan TLKM, seperti UNVR yang sahamnya cenderung turun, serta saham consumer good lainnya yaitu INDF yang harga sahamnya cenderung tidak memiliki trend dalam 5 tahun terakhir.
Jika melihat pergerakan harga saham TLKM saat ini, dapat dikatakan sangat menarik karena bisnisnya yang kuat dan besar yang menjadi semakin kuat (Sejak Era Pandemi COVID-19). Valuasi yang murah dan nominal dividen yang besar merupakan alasan yang sangat kuat kenapa saham TLKM menarik.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan memproyeksikan laba bersih Telkom tahun ini mampu tumbuh hingga double digit, sekitar 10% sampai dengan 12%. Dengan asumsi level Price to Earnings Ratio (PER) di 18 x, target harga TLKM berkisar Rp 4.100-4.200 dalam 12 bulan ke depan dan potensi dividen tahun buku 2021 sebesar Rp180 per lembar saham.
Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, kemarin 2 Agustus 2021, saham TLKM ditutup meningkat 2,16% ke level harga Rp3.310. Namun, harga ini masih jauh di bawah rekor tertinggi (ATH) saham TLKM sekitar Rp4.800 per lembar saham pada era 2 Agustus 2017.
Market capitalization Telkom tercatat sekitar Rp328 triliun merupakan nilai terbesar ketiga setelah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dengan nilai dividend yield sekitar 5,08%. Sedangkan market capitalization BBCA Rp727 triliun dan BBRI Rp457 triliun.
Menjadi Nomor 1 di Asia Tenggara
“Keberhasilan Group Telkom melahirkan lagi Unicorn baru, Nium, akan menjadi sentimen positif bagi kinerja saham TLKM,” tutur Analis Ciptadana Sekuritas Gani.
Keberhasilan Nium sebagai startup yang menjadi Unicorn memberikan hasil nyata bahwa monetisasi digital bisnis yang menjadi bagian besar bisnis Telkom mulai membuahkan hasil dengan sangat baik.
Keberhasilan tersebut, para investor akan melihat potensi startup lainnya yang bisa didorong Group Telkom untuk menjadi Unicorn. Jika kedepan semakin banyak, maka kontribusi dalam peningkatan laba dan nilai asset TLKM akan naik semakin signifikan.
Nium merupakan Unicorn pembayaran Business to Business (B2B) pertama dari ASEAN.
Unicorn merupakan startup dengan valuasi seminimal adalah US$1 miliar atau sama dengan Rp14,1 triliun, sedangkan yang sudah diatas US$10 miliar dipanggil sebagai Decacorn.
“Dengan berinvestasi di perusahaan sektor digital, saham TLKM jadi semakin menarik. Ini mengingat dampaknya positif ke TLKM, karena Group Telkom salah satu investor awal di Nium (Tahun 2018), saat valuasinya masih rendah,” jelasnya.
Investor kedepannya tidak akan hanya melihat Telkom hanya sebagai perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi saja, tetapi juga menjadi one stop digital telco provider. Ditambah lagi, di era sekarang, Telkom harus terus mendiversifikasi bisnis agar tidak hanya fokus di bidang infrastruktur telekomunikasi, namun juga berinvestasi di perusahaan digital dengan potensi pertumbuhan yang signifikan.
Telkom memiliki prospek yang sangat menarik tahun ini. Setelah tahun lalu hanya membukukan pertumbuhan kinerja yang cukup minim, pada tahun 2021, TLKM diproyeksikan bisa mencatatkan keberhasilan pertumbuhan mid-single digit. Perbaikan di seluruh sisi dan seluruh segmen akan menjadi faktor utama yang mendongkrak kinerja TLKM serta harga saham TLKM.
“Kami melihat, target para manajemen TLKM tahun 2021 yang mematok pertumbuhan kinerja konsolidasi pada kisaran mid-single digit dan margin EBITDA yang stabil dapat dicapai. Hal itu seiring adanya perbaikan kinerja pada seluruh sisi segmen bisnis TLKM. Proyeksi Ciptadana Sekuritas pun sejalan dengan target TLKM, sehingga dapat diartikan pada pertumbuhan Earnings per Share (EPS) atau laba per saham sebesar 6,4% secara YoY,” tuturnya.
Untuk pendapatan di tahun kinerja 2021, Gani memprediksi TLKM dapat membukukan hingga Rp141,7 triliun. Sedangkan untuk laba bersihnya bisa mencapai nilai Rp22,13 triliun.
Sepanjang tahun kinerja 2020, TLKM membukukan pendapatan konsolidasi senilai sekitar Rp136,46 trilliun, hanya naik tipis sekitar 0,7% dibanding tahun sebelumnya 2019. EBITDA tahun 2020 tercatat Rp72,08 triliun, tumbuh double digit sebesar 11,2%. Sedangkan laba bersih TLKM tercatat sekitar Rp20,80 triliun, tumbuh double digit 11,5%.
Transformasi Digital Telkom
Muhammad Ridwan Effendi seorang pengamat telekomunikasi menjelaskan, selain bergerak di service telekomunikasi, TLKM juga mengembangkan berbagai layanan digital. Ini seperti platform aplikasi, investasi di startup, platform cloud, IoT, dan data center.
Langkah yang signifikan menarik tersebut dilakukan oleh TLKM juga untuk mewujudkan transformasi digital di Indonesia.
Muhammad Ridwan melanjutkan, transformasi digital yang dilakukan oleh Telkom adalah langkah yang tepat. Ini karena TLKM harus segera beradaptasi dengan perkembangan dunia digital saat ini. Dan sudah on the right track.
Sumber: Lahirkan Unicorn Baru, Laba Telkom Diproyeksikan Melesa, dengan perubahan seperlunya.