Ajaib.co.id – Berencana jual uang kuno? Sebaiknya cari tahu dulu harga pasarannya sekarang. Agar kamu mendapatkan keuntungan maksimal.
Uang merupakan alat tukar atau standar pengukur nilai sah, yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara. Uang logam atau koin (emas, perak, atau logam) dan kertas. Biasanya uang terdapat gambar khas negara tersebut, seperti pahlawan, budaya, hingga keanekaragaman hayati.
Sejarah Uang Indonesia
Keberadaan uang Indonesia memiliki sejarah yang panjang, Kompas.com (14/03/2020). Bahkan jauh sebelum kedatangan Belanda. Berikut ini sejarah singkat uang Indonesia.
● Sebelum pendudukan Belanda, Bumi Nusantara telah mengenal uang. Saat itu banyak beredar uang koin logam.
● Di era kolonial, Hindia Belanda menggunakan mata uang Guilder terbitan De Javasche Bank.
● A.A. Maramis, Menteri Keuangan, membentuk Panitia Penyelenggara Pencetakan Uang Kertas Republik Indonesia pada 7 November 1945. Pembentukan panitia dalam rangka penerbitan Oeang Republik Indonesia (ORI).
● Pencetakan uang pertama pada Januari 1946 di Jakarta. Pada Mei 1946, pencetakan uang harus terhenti karena situasi keamanan tidak kondusif. Lalu pencetakan dialihkan ke kota lain, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Ponorogo, dan Malang.
● Pemerintah RI menetapkan ORI sebagai mata uang resmi mulai pukul 00.00 WIB, 30 Oktober 1946. Pemerintah juga menarik peredaran uang De Javasche Bank dari Hindia Belanda dan De Japansche Regeering dari Jepang. Namun waktu itu, muncul juga Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA).
● Rupiah sebagai mata uang resmi Indonesia ditetapkan pada 2 November 1949.
● Pada Desember 1951, pemerintah menasionalisasikan De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia (BI), berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 1953 dan mulai berlaku pada 1 Juli kemudian.
Jual Uang Kuno
Uang yang sudah tidak diproduksi atau tak beredar disebut juga uang kuno. Tak sedikit orang yang mengoleksinya. Kalau ada kolektor, tentu ada penjual.
Jika melihat situs jual beli online atau marketplace, banyak akun yang jual uang kuno. Harganya tak tanggung-tanggung. Koin pecahan Rp 1.000 dibanderol Rp100 juta. Padahal uang koin tersebut belum terbilang kuno.
Uang kuno tak sekadar hobi semata. Namun juga ladang bisnis menjanjikan. Karena tak sedikit kolektor uang kuno baik dalam dan luar negeri yang memburu benda antik ini. Baik uang koin maupun kertas.
Penjual uang kuno pun tak susah ditemui. Mereka bisa dijumpai di kios toko antik, penjual pinggir jalan di daerah wisata, hingga ke marketplace.
Namun harga jual uang kuno mereka berbeda-beda. Karena tak ada penetapan harga pokok, harga jual, serta jasa atau layanan, tak seperti penjual yang menjajakan makanan.
Tak heran jika ada yang jual uang kuno dihargai sangat tinggi. Namun hal itu masalah jika uang tersebut sudah langka. Kalau kamu berencana jual uang kuno, cari tahu dulu harga pasarannya sekarang.
Kiat Cari Tahu Harga Pasarannya
Jika kamu berencana ingin jual uang kuno, sebaiknya cari tahu harga pasarannya. Pasalnya kolektor semakin selektif dan teliti dalam membelinya.
Mereka ogah merogoh kocek dalam untuk uang yang tak digunakan lagi, tetapi stoknya masih banyak. Seperti uang koin Rp 1.000 yang berlatar belakang gambar pohon kelapa sawit.
● Cari Tahu Ketersediaan Uang
Sutomo, kolektor asal Bantul, Yogyakarta, berpendapat mengenai harga jual uang kuno, Grid.id (18/06/2020). Sebelum jual uang kuno, kamu harus mencari tahu ketersediaan uang.
Kamu bisa mengulik info secara daring, bertanya kepada penjual dan kolektor, serta cek stok uang kunomu. Penjual harus memilah mana yang layak dijual dengan harga terjangkau dan harga tinggi. Menurut Sutomo, kenaikan harga uang kuno yang sudah puluhan tahun tidak terlalu signifikan.
● Memilah Uang Kuno
Sutomo mengatakan, ada dua kriteria uang kuno. Pertama, uang tidak diterbitkan lagi oleh BI dan tidak beredar lagi. Seperti uang terbitan 1970-an dan sebelumnya.
Kedua, makin sedikit yang beredar di pasaran makin mahal harganya. Contohnya uang Rp1.000 terbitan 1952 seri budaya yang sudah langka dan uang bergambar Soekarno terbitan 1960.
Dengan kriteria di atas, kamu bisa memilah mana uang kuno dan uang yang telah dihentikan. Kamu juga bisa menentukan harga pasarannya. Sehingga keuntungan yang didapatkan optimal.
● Kondisi Uang
Meski langka, kondisi uang kuno harus terlihat bersih, tidak kucel (uang kertas), plus cemerlang (uang koin). Jika kondisi fisik uang terdapat gorengan atau coretan, harganya akan turun.
Namun jika kondisinya sangat kumal malah tidak layak jual. Karena uang dengan kondisi tersebut dan dijual dengan harga mahal, kolektor enggan membelinya. Jika uang kuno milikmu kotor segera bersihkan.
Kamu harus memperhatikan lebih ekstra ketika membersihkan dan menyimpan uang kertas. Agar menghindari uang robek atau berubah warna. Simpan uang di dalam plastik (sesuaikan ukurannya) serta letakkan di wadah kering dan sejuk (hindari menyimpan di wadah kayu karena lembab)
● Mendalami Sejarah Uang
Sebenarnya mendalami sejarah uang tak harus dilakukan. Namun tak ada salahnya untuk mendalami sejarah uang di Indonesia dan seluk beluk koleksi uang kuno. Karena ada sebagian pembeli ingin mengetahui sejarah atau kisah uang yang akan dibelinya. Mungkin saja, ia belum mengetahui kisah di balik uang tersebut.
Selain itu, menceritakan sejarah uang juga bisa meningkatkan komunikasi antara pembeli dan penjual. Hal ini baik untuk mengenalkan sekaligus mengembang bisnismu. Bisa pula menambah jejaring bisnis dan bukan tak mungkin melancarkan bisnis uang kunomu.
Bisnis uang kuno tak seperti bisnis kuliner, yang perputarannya cepat dan konsep bisnis bisa berubah mengikuti tren. Modal bisnis ini, selain uang kuno, juga harus sabar. Karena tak semua orang mengoleksi barang antik.