7 Tips Cerdas Membeli Obligasi untuk Pemula
ajaib•September 29, 2025

Investasi obligasi bisa menjadi salah satu pintu masuk yang menarik bagi pemula yang ingin mulai mengembangkan aset dengan risiko lebih terukur. Instrumen ini menawarkan pendapatan rutin melalui kupon sekaligus peluang keuntungan tambahan jika dijual di pasar sekunder. Meski terlihat sederhana, investor tetap perlu memahami karakter obligasi, mulai dari tenor, risiko, hingga potensi imbal hasil, agar keputusan yang diambil tidak hanya aman tetapi juga selaras dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai.
7 Tips Membeli Obligasi untuk Investor Pemula
Berinvestasi di obligasi bisa menjadi cara yang efektif untuk diversifikasi portofolio dan menghasilkan pendapatan yang relatif stabil. Namun, seperti instrumen investasi lainnya, obligasi juga memiliki risikonya sendiri. Bagi Anda yang tertarik untuk memulai, berikut adalah tujuh tips penting yang perlu diperhatikan sebelum membeli obligasi.
1. Tentukan Tujuan Investasi dengan Jelas
Langkah pertama dan terpenting adalah memahami mengapa Anda ingin berinvestasi di obligasi. Apakah tujuannya untuk memperoleh pendapatan tetap (kupon) secara rutin, untuk melindungi kekayaan (capital preservation), atau untuk mengimbangi volatilitas dari investasi saham dalam portofolio Anda? Dengan menentukan tujuan sejak awal, Anda dapat memilih jenis obligasi yang paling sesuai, apakah itu obligasi pemerintah yang aman untuk konservasi modal atau obligasi korporasi dengan kupon tinggi untuk tujuan pendapatan.
Tujuan investasi juga akan menentukan horizon waktu Anda. Jika Anda menabung untuk dana pendidikan anak yang jatuh tempo 10 tahun lagi, membeli obligasi dengan jatuh tempo 10 tahun bisa menjadi pilihan yang strategis. Keselarasan antara tujuan finansial, horizon waktu, dan karakteristik obligasi adalah kunci dari investasi yang sukses.
2. Pahami Profil Risiko dan Tingkat Toleransi Anda
Tidak semua obligasi diciptakan sama. Setiap obligasi membawa tingkat risiko yang berbeda, terutama risiko kredit (gagal bayar) dan risiko suku bunga. Sebelum berinvestasi, evaluasi profil risiko Anda sendiri. Apakah Anda seorang investor yang konservatif, moderat, atau agresif? Investor konservatif mungkin lebih cocok dengan obligasi pemerintah (misalnya, Surat Utang Negara atau SUN) yang dijamin negara, sementara investor yang mencari yield lebih tinggi dengan risiko lebih besar mungkin mempertimbangkan obligasi korporasi.
Selalu perhatikan peringkat obligasi (bond rating) yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti Pefindo. Peringkat ini memberikan gambaran tentang kemampuan penerbit obligasi (emiten) dalam memenuhi kewajiban pembayaran kupon dan pokoknya. Obligasi dengan peringkat tinggi (contoh: AAA ke AA) memiliki risiko kredit rendah, sedangkan obligasi peringkat non-investment grade (di bawah BBB) atau yang sering disebut junk bond menawarkan kupon tinggi tetapi dengan risiko gagal bayar yang juga lebih tinggi.
3. Lakukan Riset Mendalam tentang Emiten dan Jenis Obligasi
Pengetahuan adalah kunci. Sebelum mengeluarkan uang, lakukan due diligence atau penelitian menyeluruh terhadap penerbit obligasi. Untuk obligasi korporasi, analisis laporan keuangan, prospek bisnis, serta track record perusahaan tersebut. Untuk obligasi pemerintah, pelajari kondisi makroekonomi negara tersebut.
Selain itu, pahami juga jenis obligasi yang ditawarkan. Apakah itu obligasi konvensional (dengan kupon tetap atau mengambang), obligasi syariah (Sukuk), atau obligasi ritel (ORI) yang diperuntukkan bagi investor individu? Setiap jenis memiliki karakteristik, keuntungan, dan peraturan yang berbeda. Memahami perbedaannya akan membantu Anda memilih produk yang paling sesuai dengan keyakinan dan strategi investasi Anda.
4. Perhatikan Besaran Kupon dan Jatuh Tempo
Kupon adalah imbal hasil yang akan Anda terima secara periodik dari obligasi. Kupon ini bisa tetap (fixed) atau mengambang (floating). Bandingkan tingkat kupon yang ditawarkan dengan obligasi sejenis sebagai acuan apakah kupon tersebut menarik atau tidak. Namun, ingatlah bahwa kupon yang lebih tinggi biasanya diiringi dengan risiko yang lebih tinggi pula.
Jatuh tempo (tenor) obligasi adalah tanggal dimana nilai pokok obligasi akan dikembalikan kepada Anda. Obligasi dengan tenor panjang (contoh: 10 tahun) biasanya menawarkan kupon lebih tinggi untuk mengompensasi risiko suku bunga dan inflasi yang lebih besar dibandingkan obligasi tenor pendek (contoh: 1 tahun). Pilihlah tenor yang sesuai dengan kebutuhan kas dan horizon investasi Anda.
5. Diversifikasi Portofolio Obligasi
Prinsip diversifikasi tidak hanya berlaku untuk saham, tetapi juga untuk obligasi. Alih-alih menaruh semua dana Anda pada satu jenis obligasi dari satu emiten, sebarkan investasi Anda ke berbagai jenis obligasi, sektor industri, dan tenor yang berbeda. Misalnya, Anda bisa mengalokasikan dana ke kombinasi SUN, obligasi korporasi dari sektor perbankan, dan obligasi dari sektor infrastruktur.
Diversifikasi bertujuan untuk meminimalkan risiko. Jika satu emiten mengalami masalah, kerugian Anda dapat tertutupi oleh kinerja obligasi lainnya dalam portofolio. Strategi ini membantu melindungi portofolio Anda dari guncangan yang terjadi pada satu sektor atau emiten tertentu.
6. Pilih Platform atau Broker yang Tepat
Untuk membeli obligasi, Anda memerlukan akses ke pasar perdana (lewat bank distribusi) atau pasar sekunder (lewat perusahaan sekuritas). Pilihlah platform atau broker yang terpercaya, teregulasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan menawarkan layanan yang user-friendly serta biaya transaksi yang kompetitif.
Beberapa platform investasi online modern juga sudah menyediakan layanan pembelian obligasi ritel, membuatnya lebih mudah diakses oleh investor retail. Pastikan platform tersebut menyediakan informasi yang lengkap dan transparan tentang setiap produk obligasi yang dijual, termasuk prospektus dan peringkat risiko.
7. Perhatikan Timing atau Waktu yang Tepat
Harga obligasi di pasar sekunder memiliki hubungan terbalik dengan pergerakan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi yang sudah beredar cenderung turun, dan sebaliknya. Meskipun bagi investor buy-and-hold yang bertujuan untuk memegang hingga jatuh tempo, fluktuasi harga ini mungkin tidak terlalu relevan, pemahaman tentang siklus suku bunga dapat membantu Anda mendapatkan harga yang lebih baik.
Membeli obligasi saat suku bunga diperkirakan akan turun dapat memberikan keuntungan kapital (kenaikan harga obligasi). Sebaliknya, jika Anda membutuhkan likuiditas dan harus menjual obligasi di pasar sekunder sebelum jatuh tempo pada saat suku bunga naik, Anda berisiko mengalami kerugian modal. Oleh karena itu, perhatikan kondisi ekonomi dan siklus moneter yang ditetapkan bank sentral.
Investasi obligasi menawarkan peluang untuk memperoleh pendapatan tetap dan mendiversifikasi portofolio, namun kesuksesannya bergantung pada perencanaan yang matang dan eksekusi yang cermat. Pada akhirnya, pengetahuan dan disiplin adalah kunci untuk mengoptimalkan potensi return dan memitigasi risiko dalam perjalanan investasi Anda.
Baca Juga: Bagaimana Cara Memilih Obligasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Kamu?
Mulai Investasi Obligasi di Ajaib!
Ajaib adalah aplikasi investasi all-in-one, mulai dari Saham Indonesia, reksadana, obligasi, kripto, hingga saham Amerika. Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di beragam instrumen di Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Sudah berizin dan diawasi OJK & BAPPEBTI.
Tags :
#obligasiArtikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!