Obligasi Jangka Panjang vs Pendek: Pilih yang Sesuai Tujuanmu
ajaib•September 29, 2025

Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang fleksibel karena tersedia dalam pilihan jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan finansial investor.
Obligasi jangka pendek umumnya menawarkan tenor kurang dari 5 tahun dengan tingkat risiko lebih rendah serta likuiditas yang lebih cepat. Sementara itu, obligasi jangka panjang biasanya memiliki tenor di atas 5 tahun, memberikan peluang imbal hasil yang lebih besar, serta sesuai bagi investor yang berfokus pada pertumbuhan asset.
Ringkasan
- Obligasi tersedia dalam pilihan jangka pendek dan panjang, bisa disesuaikan dengan tujuan finansial Anda.
- Jangka pendek lebih aman dan likuid, sedangkan jangka panjang berpotensi memberi imbal hasil lebih tinggi.
- Kombinasi obligasi pemerintah dan korporasi membantu seimbangkan stabilitas serta pertumbuhan aset.
Perbedaan dari Segi Jangka Waktu
Perbedaan utama obligasi jangka pendek dan jangka panjang terletak pada segi tenornya. Obligasi jangka pendek biasanya memiliki jatuh tempo kurang dari 5 tahun. Instrumen ini lebih aman karena fluktuasi harganya tidak terlalu tinggi, serta cocok bagi investor yang membutuhkan likuiditas lebih cepat untuk tujuan keuangan jangka menengah, seperti biaya pendidikan atau renovasi rumah.
Sebaliknya, obligasi jangka panjang memiliki tenor lebih dari 5 tahun, bahkan bisa mencapai 10–30 tahun. Karena jangka waktunya lebih lama, obligasi jenis ini lebih rentan terhadap perubahan suku bunga dan kondisi pasar, namun potensi imbal hasilnya juga cenderung lebih besar. Obligasi jangka panjang ideal bagi investor yang memiliki horizon investasi panjang, seperti persiapan pensiun atau akumulasi kekayaan jangka panjang.
Perbedaan dari Segi Risiko dan Keuntungan
Dari sisi risiko dan keuntungan, obligasi jangka pendek umumnya lebih aman karena nilainya tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga. Investor bisa mendapatkan kupon rutin dengan risiko kerugian harga yang lebih kecil, meski imbal hasilnya biasanya lebih rendah dibanding tenor panjang. Instrumen ini lebih cocok bagi mereka yang mengutamakan kestabilan dan kepastian pengembalian.
Sementara itu, obligasi jangka panjang cenderung menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi karena investor menanggung risiko lebih besar. Risiko utamanya berasal dari perubahan suku bunga, inflasi, serta ketidakpastian kondisi ekonomi dalam jangka panjang. Meski demikian, bagi investor yang berani mengambil risiko dan memiliki horizon investasi panjang, obligasi jenis ini bisa menjadi pilihan menarik untuk mengejar pertumbuhan aset yang lebih optimal.
Mana yang lebih cocok untuk Anda? Pemilihan antara obligasi jangka pendek atau jangka panjang sangat bergantung pada tujuan keuangan, profil risiko, dan horizon investasi Anda. Jika Anda mengutamakan keamanan modal, membutuhkan likuiditas cepat, atau menyiapkan kebutuhan dalam waktu dekat, obligasi jangka pendek bisa menjadi pilihan yang lebih tepat.
Namun, jika Anda memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi, tidak keberatan dengan fluktuasi pasar, dan berfokus pada pertumbuhan aset jangka panjang seperti persiapan pensiun, obligasi jangka panjang lebih sesuai. Dengan memahami kebutuhan pribadi dan kondisi keuangan, Anda bisa menentukan instrumen mana yang paling mendukung strategi investasi Anda.
Kombinasi Strategi Jangka Pendek & Panjang
Menggabungkan obligasi jangka pendek dan jangka panjang bisa menjadi strategi cerdas untuk menyeimbangkan risiko dan imbal hasil. Obligasi jangka pendek dapat berfungsi sebagai instrumen yang menjaga likuiditas dan kestabilan portofolio, sehingga dana tetap aman jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Di sisi lain, obligasi jangka panjang memberikan peluang imbal hasil lebih tinggi dan dapat membantu membangun kekayaan dalam horizon investasi yang panjang.
Dengan kombinasi ini, investor bisa menikmati kestabilan dari obligasi jangka pendek sekaligus pertumbuhan dari obligasi jangka panjang, sehingga portofolio lebih seimbang dan fleksibel dalam menghadapi dinamika pasar.
Untuk memaksimalkan strategi kombinasi ini, investor juga bisa memilih tipe obligasi yang berbeda, misalnya menggabungkan obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Obligasi pemerintah, terutama yang berjangka pendek, dapat menjadi penopang utama karena memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah. Sementara itu, obligasi korporasi dengan tenor panjang bisa menambah potensi imbal hasil yang lebih besar, terutama jika diterbitkan oleh perusahaan dengan peringkat kredit baik.
Perpaduan antara keduanya memberikan keseimbangan: stabilitas dari obligasi pemerintah sekaligus peluang pertumbuhan dari obligasi korporasi, sehingga strategi kombinasi jangka pendek dan panjang menjadi lebih efektif.
Secara garis besar, baik obligasi jangka pendek maupun jangka panjang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga pemilihan yang tepat sangat bergantung pada tujuan keuangan, profil risiko, dan horizon investasi Anda. Dengan mengombinasikan keduanya—serta memadukan obligasi pemerintah untuk keamanan dan obligasi korporasi untuk potensi return lebih tinggi—investor dapat membangun portofolio yang lebih seimbang, fleksibel, dan tahan menghadapi perubahan pasar.
Baca Juga: Bagaimana Cara Memilih Obligasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Kamu?
Mulai Investasi Obligasi di Ajaib!
Ajaib adalah aplikasi investasi all-in-one, mulai dari Saham Indonesia, reksadana, obligasi, kripto, hingga saham Amerika. Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di beragam instrumen di Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Sudah berizin dan diawasi OJK & BAPPEBTI.
Tags :
#obligasiArtikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!