Bisnis & Kerja Sampingan

Belajar Sukses dalam Berbisnis ala Pendiri Sinarmas Group

sinarmas group

Ajaib.co.id – Nama Eka Tjipta Widjaja di kancah pebisnis nasional hingga internasional bukan hal yang asing. Melalui perusahaan yang beliau bangun yaitu Sinarmas Group, mampu mengantarkan Eka menjadi deretan orang terkaya di Indonesia. Sinarmas Group merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di beberapa bidang.

Mulai dari sektor real estate, agribisnis dan pangan, layanan keuangan dan perbankan, telekomunikasi, pulp dan kertas, hingga energi dan infrastruktur menjadi rangkaian kesuksesan dalam membangun suatu perusahaan. Tidak heran jika Widjaja Family masuk ke dalam deretan 10 orang terkaya di Indonesia yang dilansir oleh majalah Forbes pada tahun 2019.

Total kekayaan yang mampu mengantarkan Widjaja Family ke deretan orang terkaya di Indonesia ini mencapai USD 9,6 miliar atau setara dengan Rp134,629 triliun. Di balik kesuksesan yang beliau raih, tentu perjalanannya tidak semudah yang kebanyakan orang bayangkan. Pasalnya, kesuksesan yang diraih tersebut tentu didasari keinginan untuk memiliki kehidupan yang layak dan lebih baik lagi.

Nah, untuk mengetahui perjalanan Eka Tjipta Widjaja sebelum menjadi sukses hingga berhasil membangun kerajaan bisnis lewat Sinarmas Group, berikut ini akan dijelaskan perjalanan beliau dari awal.

Perjalanan Awal Pendiri Sinarmas Group

Walaupun Eka Tjipta Widjaja telah meninggal pada Januari 2019 lalu, perusahaan-perusahaan yang beliau bangun akan tetap berjalan karena kini perusahaan-perusahaan tersebut diwariskan ke penerusnya yaitu anak-anak dan cucu-cucu beliau. Perjuangan awal beliau dalam membangun perusahaan memang tidak semulus bisnis perusahaannya sekarang.

Pendiri Sinarmas Group ini bahkan hanya seorang lulusan sekolah dasar. Eka Tjipta Widjaja merupakan imigran miskin asal China yang merantau ke Indonesia pada usia 9 tahun bersama sang ayah. Beliau tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 1932. Adanya hutang yang harus dibayar oleh sang Ayah karena biaya pindah ke Indonesia membuat Eka tidak melanjutkan pendidikannya dan memilih membantu sang ayah untuk bekerja.

Beliau membantu sang ayah dengan berdagang permen, biskuit hingga barang dagangan lain dari rumah ke rumah dengan menggunakan sepeda. Berkat kegigihan dan ketekunan Eka dalam bekerja, ia berhasil mendapatkan uang hasil dari berdagang. Pada usia 15 tahun, kemampuan Eka dalam berbisnis kian matang dan membuat beliau mulai membuka usaha lain seperti membeli becak, membuka bisnis tepung terigu, bahan bangunan seperti semen dan pasir, kontraktor kuburan, bisnis jualan kopra, dan masih banyak lainnya.

Hampir semua bisnis sudah beliau jajal dengan keuntungan dan kegagalan yang terus dialami. Kegagalan yang menjadi langkah Eka untuk memulai kesuksesan dalam bisnis yaitu pada saat berjualan kopra. Di mana, saat itu merupakan masa penjajahan Jepang yang membuat warga pribumi di Indonesia susah untuk berjualan.

Setelah masa penjajahan Jepang berakhir, di tahun 1980 bisnis kopra mulai kembali naik. Pada saat itulah, Eka mulai membeli sebidang tanah untuk berkebun kelapa sawit dan mesin untuk mengolah kelapa sawit yang mengantarkan beliau untuk dapat berbisnis di bidang agribisnis hingga dilanjutkan dengan membeli perkebunan teh, lalu menghasilkan pabrik teh.

Beralih ke Sektor Perbankan sebagai Bentuk Langkah Ekspansi

Pada tahun 1982, Eka mengakuisisi Bank Internasional Indonesia atau BII dan berhasil meningkatkan nilai aset BII menjadi Rp9,2 triliun yang sebelumnya sebesar Rp13 miliar. Langkah ini seolah membukakan jalan bagi beliau untuk memperluas bisnisnya. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya perusahaan pulp dan kertas bernama PT Indah Kiat yang mampu memproduksi 700 ribu pulp dan 650 ribu kertas per tahun.

Tidak sampai di situ, ia juga berkiprah di sektor pengembang dan real estate dengan menggunakan bendera Sinarmas. Sinarmas berhasil membangun tempat perbelanjaan dan apartemen seperti ITC Mangga Dua, ITC Ambassador, Apartemen Green View, dan proyek properti lainnya di Jakarta.

Bisa dikatakan bisnis dari Sinarmas Group ini mulai dibangun dengan proses pendirian atau akuisisi perusahan-perusahaan di bidang tertentu. Hal ini bisa dilihat dari tahun 1968 ketika Sinarmas membangun perusahaan penyulingan minyak nabati serta kopra pertama yaitu PT Bitung Manado Oil, lalu akuisisi pada PT Tjiwi Kimia pabrik soda kimia di tahun 1972, pendirian bisnis properti bernama PT Duta Pertiwi Tbk, PT Internas Artha Leasing di bidang pelayanan keuangan, PT Dian Swastatika Sentosa di tahun 1996 yang bergerak di bidang energi.

Tidak hanya sampai di situ, di tahun 2006, Sinarmas juga membangun perusahaan telekomunikasi yaitu Smartfren. Selain membangun perusahaan, Sinarmas juga bertanggung jawab atas dampak lingkungan atas perusahaan-perusahaan yang mereka dirikan sehingga Sinarmas Group juga mendirikan gerakan CSR atau Corporate Social Responsibility bernama Sinarmas Forestry.

Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Sinarmas Group berkembang begitu pesat. Di mana, sepeninggalan Eka Tjipta Widjaja, perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Sinarmas Group diwariskan dan dikelola oleh anak serta cucu-cucunya. Sebut saja seperti bisnis pulp dan kertas dikelola oleh Teguh Ganda Widjaja yang merupakan anak tertua Eka Tjipta Widjaja.

Lalu ada sektor agribisnis dan makanan yang dipegang oleh Franky O. Widjaja, sektor pengembangan dan real estate pada Muktar Widjaja, sektor jasa dan keuangan dipegang oleh Indra Widjaja, dan masih banyak lainnya. Selain itu, beberapa perusahaan yang tergabung dalam Sinarmas Group juga sudah melantai di Bursa Efek Indonesia dengan pergerakan saham yang cukup menjanjikan. Berikut contohnya:

  • Bumi Serpong Damai
  • Bank Sinarmas
  • Puradelta Lestari
  • Dian Swastatika Sentosa
  • Duta Pertiwi
  • Smartfren Telecom
  • Indah Kiat Pulp and Paper
  • Sinarmas Agro Resources and Technology
  • Sinarmas Multiartha
  • Tjiwi Kimia

Sinarmas Group yang merupakan kerajaan bisnis dengan beberapa perusahaan yang bergerak di berbagai sektor mampu membuat Widjaja Family, yaitu Eka Tjipta Widjaja sebagai pendiri, mencatatkan kekayaan hingga ratusan triliun rupiah. Kegigihan, tekad, kemauan, dan usaha tentu menjadi modal utama hingga beliau bisa menghasilkan kerajaan bisnis dan menempatkan diri sebagai orang terkaya di Indonesia.

Hal ini jelas bisa menjadi pelajaran bagi kamu yang ingin sukses dalam membangun bisnis yang sedang dijalankan. Selain itu, penting bagi kamu dalam mengelola keuangan yang dimiliki agar dapat memenuhi rencana-rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Salah satu pengelolaan keuangan yang bisa dilakukan adalah dengan berinvestasi.

Apalagi kini instrumen investasi sangat mudah untuk digunakan, salah satunya adalah investasi reksa dana. Investasi reksa dana sekarang bisa dilakukan secara online melalui smartphone yang dimiliki yaitu dengan menggunakan aplikasi Ajaib. Ajaib hadir untuk membantu kamu dalam berinvestasi khususnya pada reksa dana. Di mana, kamu dapat menemukan jenis reksa dana yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan.

Jadi, kamu bisa mencapai tujuan dalam berinvestasi dengan mendapatkan keuntungan besar dan risiko yang rendah. Yuk, download aplikasi Ajaib di smartphone kamu dan temukan kemudahan dalam berinvestasi sekarang.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait