

Ajaib.co.id – Siapa di sini yang suka makan makanan yang manis-manis? Nah, tahukah kamu bahwa makanan favorit kamu itu terbuat dari bahan dasar tebu loh. Setiap tahunnya jumlah konsumsi makanan dengan berbahan dasar tebu dan gula terus meningkat. Menariknya, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan tebu akan segera melantai di BEI yaitu PT Aman Agrindo Tbk (GULA).
Profil Singkat Emiten
PT Aman Agrindo Tbk (GULA) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan tebu, perdagangan gula dan industri gula.
Perseroan saat ini memiliki kegiatan usaha utama dalam bidang perkebunan tebu, perdagangan gula, dan industri gula. Hingga saat ini Perseroan telah melakukan kegiatan perdagangan terhadap beberapa jenis gula yaitu Gula Pasir, Gula Cair, dan Gula Merah yang sumbernya diperoleh dari pemasok gula. Lebih lanjut, Perseroan juga melaksanakan perdagangan tebu yang sumbernya diperoleh dari perkebunan tebu yang dijalankan oleh Perseroan, baik dengan lahan yang Perseroan sewa dari pihak ketiga maupun lahan milik Perseroan.
Saat sebelum melaksanakan proses Penawaran Umum Saham Perdana (IPO), komposisi kepemilikan saham Perseroan terdiri atas PT Aman Resources Indonesia (70,804%), Andreas Utomo (28,904%), dan Steve Matthew Utomo (0,292%).
Detail Rencana IPO GULA
Saham GULA melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 214.072.500 lembar saham baru atas nama dengan nominal Rp100 setiap lembar saham, atau sama dengan 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat dengan kisaran harga penawarannya sebesar Rp250 – Rp300.
Perkiraan struktur pemegang saham setelah aksi IPO PT Aman Resources Indonesia (56,643%), Andreas Utomo (23,123%), Steve Matthew Utomo (0,234%), dan Masyarakat (20,00%).
Penjamin pelaksana emisi efek GULA adalah PT UOB Kay Hian Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian. Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) terhadap terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.
Jadwal Penawaran Saham IPO GULA
Jadwal penawaran saham berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:
- Masa Penawaran Awal : 23 Juni – 12 Juli 2022
- Tanggal Efektif : 21 Juli 2022
- Masa Penawaran Umum : 25 – 29 Juli 2022
- Tanggal Penjatahan : 29 Juli 2022
- Tanggal Distribusi Saham : 1 Agustus 2022
- Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia : 2 Agustus 2022
Rencana Penggunaan Dana IPO Saham GULA
Berdasarkan prospektus saham IPO GULA, dana yang dihimpun dari kegiatan IPO setelah dikurangi biaya emisi akan difokuskan untuk modal kerja yang dengan rincian sebagai berikut:
1. Sekitar 23% akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya untuk menunjang kegiatan produksi gula merah, dimana dalam hal ini Perseroan menunjuk pihak ketiga yang akan bertindak sebagai kontraktor pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya tersebut; Perseroan telah memiliki Kontrak Pekerjaan Pembangunan Pabrik Gula pada tanggal 18 Februari 2022 yang telah ditandatangani oleh Perseroan dan kontraktor pihak ketiga, yaitu PT Sembilan Sedjati Sarana, dengan total nilai kontrak sebesar Rp11 miliar. Pembangunan pabrik tersebut rencananya akan dilakukan di Desa Tegal Papak, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
2. Selanjutnya, sekitar 57% akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian dan instalasi mesin produksi gula merah dengan pihak ketiga; Perseroan telah mengadakan suatu kesepakatan tertulis dengan pihak ketiga, yaitu Henan Ocean Machinery Equipment Co.Ltd. (Sebagai Penjual Mesin) tertanggal 10 Januari 2022 yang telah ditandatangani bersama oleh Perseroan dan Penjual Mesin dengan total nilai transaksi sebesar US$2 juta atau sekitar Rp28 miliar.
3. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional Perseroan.
Kinerja Laporan Keuangan GULA
Prospektus saham GULA menunjukkan kinerja keuangan yang sangat baik dan meningkat signifikan positif dari tahun ke tahun, seperti misalnya pada kinerja Penjualan, tercatat per 31 Desember 2021 naik sebesar 43% secara YoY, hal ini berkontribusi terhadap peningkatan Laba Bruto dan juga Laba Usaha GULA di mana pada periode 31 Desember 2021 berhasil melesat naik sebesar 97% dan 83% secara YoY.
Rasio Keuangan GULA
Berikut merupakan rangkuman rasio keuangan saham IPO GULA selama bulan Desember 2019 hingga kinerja Desember 2021:
*) Rasio Laba Neto Tahun Berjalan/ Ekuitas – Neto, Laba Neto Tahun Berjalan/Total Aset, dan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) per 30 April 2022 merupakan rasio keuangan yang disetahunkan.
Data di atas menunjukkan GULA secara fundamental dengan kinerja cukup baik. Rasio pertumbuhan mencatatkan kinerja positif di sepanjang tahun 2021.
GULA juga berhasil membukukan rasio usaha yang baik, tercermin pada Return on Equity (RoE) sebesar 8,00%, meningkat dari periode yang sama pada tahun 2020 sebesar 7,00%, hal ini mengindikasikan bahwa GULA berhasil memaksimalkan ekuitas yang dimiliki untuk memperoleh laba.
Kebijakan Dividen Saham GULA
Prospektus saham IPO GULA menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen saham GULA, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Perseroan berencana membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham secara kas sebanyak-banyaknya 50% dari Laba Bersih Perseroan mulai dari tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 dan seterusnya.
Prospek Bisnis GULA
Seiring dengan kehadiran vaksin dan peningkatan pada jumlah pasien COVID-19 yang sembuh, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 telah terlihat menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan dengan tahun 2020.
Tercatat bahwa pertumbuhan PDB telah mengalami peningkatan pada Triwulan I-2021 dengan pertumbuhan PDB sebesar 0,74% secara YoY, dari sebelumnya yaitu Triwulan IV-2020 dengan nilai sebesar -2,07% secara YoY. Kemudian pertumbuhan ekonomi kembali mengalami peningkatan pada Triwulan II dan Triwulan III tahun 2021 dengan nilai pertumbuhan PDB secara berturut-turut sebesar 2,19% YoY dan 3,51% YoY. (sumber: www.bi.go.id).
Gula merupakan komoditas yang berperan penting bagi perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai bagian dari kebutuhan pokok, pertumbuhan dan ketersediaan gula menjadi salah satu fokus pemerintah. Produksi gula kristal putih nasional berasal dari hasil panen tebu dalam negeri yang diperuntukan memenuhi kebutuhan konsumsi gula masyarakat.
Namun untuk memenuhi kebutuhan industri, pemerintah secara berkala juga memberikan izin produksi gula kristal rafinasi yang berasal dari impor gula mentah (Raw Sugar) yang dikhususkan untuk mensuplai kebutuhan gula sektor industri makanan maupun minuman.
Sebagai salah satu komoditas yang menjadi kebutuhan pokok, maka kebutuhan nasional terhadap konsumsi gula dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang kerap bertumbuh positif seiring waktu.
Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia akan terus mengalami peningkatan di masa yang akan datang, yaitu meningkat menjadi 294,1 juta jiwa pada tahun 2030 dengan kebutuhan gula nasional akan mencapai 9,8 juta ton (sumber: https://kemenperin.go.id/ dan www.bps.go.id). Dengan jumlah penduduk Indonesia yang diprediksi akan meningkat di masa yang akan datang, maka diproyeksikan kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap gula juga akan meningkat.
Tercatat jumlah kebutuhan konsumsi gula masyarakat Indonesia relatif tinggi dan terus bertumbuh, namun produksi gula nasional tidak menunjukkan pertumbuhan positif yang mengimbangi kebutuhan konsumsi gula masyarakat.
Tercatat bahwa jumlah konsumsi gula nasional pada tahun 2020 sebesar 2,66 juta ton, sedangkan produksi gula nasional pada tahun 2020 sebesar 2,12 juta ton berdasarkan Artikel Distribusi Perdagangan Komoditas Gula Pasir Indonesia yang diterbitkan oleh BPS. Kementerian Pertanian mencatat bahwa Indonesia mengalami defisit gula dengan jumlah sebesar 3,62 juta ton per tahun, yang disebabkan oleh tidak berimbangnya produksi dalam negeri dan kebutuhan konsumsi.
Berdasarkan artikel berjudul Buku Outlook Komoditas Perkebunan Tebu 2020 yang telah diterbitkan oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Produksi gula Indonesia pada tahun 2024 diproyeksikan mencapai 2,39 juta ton.
Kemudian seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, maka konsumsi gula Indonesia tahun 2024 diproyeksikan akan mencapai 6,43 juta ton. Sedangkan, dengan produksi gula Indonesia yang belum mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula domestik di masa yang akan datang, maka diproyeksikan bahwa jumlah impor gula Indonesia pada tahun 2024 akan mencapai 4,04 juta ton.
Dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus berkembang sehingga membuat konsumsi gula masyarakat Indonesia terus meningkat, serta mempertimbangkan produksi gula Indonesia yang diproyeksikan belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi gula domestik pada tahun 2024.
Perseroan percaya bahwa industri gula nasional memiliki kesempatan bisnis yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula domestik di masa yang akan datang. Dengan besarnya kesempatan untuk para pelaku industri gula, maka Perseroan menargetkan hal tersebut akan memberikan memberikan kemudahan bagi Perseroan untuk memiliki kinerja operasional dan keuangan yang baik, di masa yang akan datang.
Kesimpulan Bedah IPO GULA
Berdasarkan laporan prospektus saham IPO GULA, dalam kinerja dari tahun 2020 sampai dengan 2021 memiliki kinerja yang cukup baik, serta prospek bisnis GULA yang masih sangat luas kedepannya bersamaan dengan sektor industri gula yang masih sangat potensial memenuhi permintaan pasar.
Dengan prospek kinerja yang sangat bagus secara trend jangka panjang, maka saham IPO GULA ini menarik untuk dimasukan kedalam watchlist teman-teman.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.