Berbisnis dengan membuka usaha sekarang menjadi tren di kalangan milenial. Pengusaha muda sekarang jadi profesi yang sama kerennya dengan pegawai BUMN ataupun CPNS. Hanya saja, menjalankan usaha memiliki tantangan yang berbeda daripada bekerja kantoran.
Seringkali pengusaha muda tidak membekali diri dengan pengetahuan keuangan yang baik dan bagaimana mengelolanya. Salah satu kasus paling sering dijumpai adalah pengusaha yang menyamakan margin dengan profit. Padahal keduanya memiliki makna yang jauh berbeda dan beda pula pengelolaannya. Salah kaprah dua hal ini bisa menyebabkan modalmu habis dan usahamu bangrut.
Pengelolaan margin dan profit yang berbeda akan membuat usahamu berusia panjang. Namun jika salah arah bisa saja usahamu gulung tikar meskipun jumlah pemasukannya tinggi. Ajaib akan menerangkan perbedaan 2 istilah ini dan bagaimana kamu bisa menerapkannya untuk pengelolaan kas bisnismu.
Margin
Margin adalah persentase keuntungan yang didapatkan pengusaha dalam jangka waktu tertentu berdasarkan profitnya. Nilai margin didapatkan dengan membagi profit dengan biaya dan kemudian dikalikan 100%. Biasanya ini digunakan untuk menampilkan keuntungan bersih dalam kurun waktu setahun dalam pelaporan keuangannya.
Margin atas bisnis biasanya menjadi dasar pertimbangan pengusaha untuk melanjutkan bisnisnya. Selain itu, bisa juga menjadi arahan untuk menentukan strategi marketing yag diterapkan di waktu berikutnya. Bisnis dengan persentase margin yang buruk biasanya menjadi lampu merah bagi pengusaha untuk menutup atau menggejot pemasukannya.
Profit
Secara umum, istilah profit berarti pendapatan bersih. Perhitungan profit biasanya didapatkan dengan menghitung pemasukan bisnis/usaha dikurangi dengan biaya secara keseluruhan dalam jangka waktu tertentu. Sejumlah biaya yang biasanya dijadikan patokan adalah biaya bahan baku, biaya sewa tempat, dan gaji karyawan jika ada.
Pada penerapan bisnis, profit inilah yang merupakan keuntungan bagi pemilik usaha. Profit bisa digunakan untuk bersenang-senang, menabung atau berinvestasi. Hanya saja, akan jauh lebih baik apabila profit yang didapatkan dimanfaatkan untuk pengembangan usaha untuk mendapatkan pemasukan yang lebih besar lagi mendatang.
Omzet
Istilah ini paling banyak dipahami oleh masyarakat dibandingkan margin atau profit. Omzet artinya adalah jumlah keuntungan yang didapatkan dari aktivitas usaha tanpa dikurangi dengan biaya lain-lainnya. Sebagai contoh, omzet adalah jumlah uang yang kamu dapatkan dengan berjualan kue kering per hari. Namun, jumlah itu belum dikurangi dengan biaya bahan baku pembuatan, biaya gas untuk memanggang kue, atau biaya bensin jika dilakukan pengantaran.
Singkatnya, omzet merupakan pendapatan kotor yang diterima baik per hari atau per bulan. Banyak orang salah kaprah mendefinisikan omset sebagai keuntungan semata yang kemudian bisa digunakan sesuka hati. Padahal, omset biasanya masih termasuk dengan modal awal yang dikeluarkan oleh pengusaha.
Banyak kasus usaha yang gulung tikar meskipun respon pasar atau pembelinya baik adalah karena salah pengelolaan pemasukan. Salah satunya karena mereka menggunakan hasil omset yang masih termasuk modal untuk kebutuhan pribadi. Pebisnis yang ulung harus tahu benar jika ketiga hal ini harus digunakan dengan tepat untuk usaha yang maju dan terus berkembang.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.