Ekonomi

Barang Produksi Adalah Elemen Penting dalam Bisnis

barang-produksi
Barang produksi memiliki nilai guna yang dapat menunjang bisnis.

Ajaib.co.id – Dalam bisnis tertentu, dikenal istilah barang produksi. Keberadaannya sangat penting dalam bisnis. Pasalnya, barang produksi dapat menunjang kelancaran bisnis itu sendiri.

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan barang produksi? Barang produksi adalah barang yang dibeli oleh perusahaan untuk digunakan dalam pembuatan produk jadi mereka. Dengan kata lain, barang produksi adalah barang setengah jadi.

Tapi, barang produksi bukanlah bahan mentah. Perusahaan yang membeli barang produksi akan mengolahnya terlebih dahulu sebelum menjadi produk yang siap diperjualbelikan.

Alat-alat kelistrikan, sparepart otomotif, mesin pengeboran, dan mesin jahit adalah beberapa contohnya. Barang produksi juga mencakup tempat usaha yang dipergunakan untuk melakukan produksi, seperti pabrik, ruko, atau toko.

Sebuah perusahaan yang bergerak di industri minyak dan gas bumi (migas), misalnya, membeli mesin pengeboran minyak bumi. Mesin pengeboran ini kemudian akan digunakan oleh perusahaan tersebut untuk keperluan eksplorasi atau eksploitasi minyak bumi.

Tepung ketela, contoh lainnya, dibeli oleh sebuah pabrik roti. Pabrik roti tersebut kemudian mengolah tepung ketela beserta bahan-bahan lain untuk menjadi roti. Roti siap makan ini lalu diedarkan kepada para konsumen.

Jadi, barang produksi diperlukan dalam kegiatan produksi atau membuat barang. Barang yang digunakan oleh para konsumen akhir atau end user tentu tidak tersedia dengan sendirinya, melainkan harus dibuat terlebih dahulu.

Ada barang produksi, ada pula yang namanya pasar produksi. Sejatinya, pasar produksi tak selalu merujuk pada sesuatu yang berwujud atau berupa barang.

Pasar produksi juga mencakup jasa, contohnya bursa kerja. Kompetensi dan keahlian pekerja adalah salah satu faktor yang dibutuhkan untuk produksi. Kompetensi para pekerja ini bisa ditemui pada bursa kerja di mana bertemu permintaan dan penawaran.

Jadi, pasar produksi adalah pasar yang menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan untuk produksi kegiatan ekonomi.

Barang produksi baru memiliki manfaat jika bernilai guna (utility). Nilai guna ini dirasakan oleh konsumen saat mengonsumsi atau menggunakan barang. Apabila kepuasaan konsumen semakin tinggi, maka nilai guna dari barang tersebut akan meningkat pula.

Nilai guna barang dapat dikategorikan menjadi enam jenis, yakni

Kegunaan dasar (element utility)

Peningkatan manfaat suatu barang bisa terwujud setelah diolah. Kegunaan dasar ini contohnya adalah kain sebagai bahan dasar untuk membuat benang.

Kegunaan bentuk (form utillity)

Manfaat lebih dapat terasa dari suatu barang jika barang tersebut diubah dari bentuk asalnya. Tepung ketela pada contoh di atas berubah bentuk menjadi roti melalui pengolahan. Sebelum diolah, ketela memiliki kegunaan yang berbeda dibandingkan setelah menjadi roti.

Kegunaan tempat (place utility)

Manfaat suatu barang akan lebih terasa bila digunakan di lokasi yang tepat. Sweater atau jaket, misalnya, lebih tepat digunakan di tempat yang bersuhu dingin.

Kegunaan kepemilikan (ownership utility)

Sebuah barang akan lebih bermanfaat setelah dimiliki oleh orang yang membutuhkan. Sebuah gitar yang dibeli di toko musik akan menjadi lebih bermanfaat bagi pembelinya yang seorang gitaris.

Kegunaan waktu (time utility)

Waktu juga bisa menentukan kegunaan suatu barang. Barang tertentu akan lebih bermanfaat bila dipakai di waktu tepat, misalnya jas hujan atau payung saat turun hujan.

Kegunaan pelayanan (service utility)

Jasa pelayanan juga dapat memengaruhi kegunaan suatu barang. Pelayanan berupa program acara, contohnya, akan memengaruhi kegunaan dari sebuah pesawat televisi.

Produksi bertujuan memenuhi kebutuhan konsumen. Kebutuhan konsumen ini berkontribusi dalam mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat.

Produksi, misalnya, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga menyerap banyak pengangguran. Dengan begitu, aktivitas produksi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan negara secara umum.

Sementara itu, pelaku kegiatan produksi disebut produsen. Dalam keseluruhan produksi suatu produk, produsen bisa terdiri dari lebih satu pihak.

Tepung ketela, misalnya, dihasilkan dari lahan pertanian yang diusahakan oleh para petani. Maka, petani ini bisa disebut sebagai produsen tepung ketela.

Tepung ketela yang diolah di pabrik roti kemudian dijual ke konsumen. Maka, pabrik roti tadi bisa disebut sebagai produsen roti.

Roti yang dihasilkan pabrik roti tidak akan memiliki nilai guna sebelum sampai ke tangan konsumen. Hal ini karena pabrik roti tidak akan memeroleh pendapatan sebelum rotinya dibeli oleh konsumen. Jika roti tidak dibeli oleh konsumen, maka bisa berdampak pada produksi sehari-hari, misalnya menurunkan kapasitas produksinya.

Di sini, kegiatan produksi tak hanya menciptakan manfaat suatu barang, melainkan juga menambah guna suatu barang. Inilah pengertian produksi secara luas, yakni kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Nilai kegunaan juga bisa berubah tergantung tempat atau lokasi. Cianjur, sebagai contoh, adalah daerah yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi bermutu tinggi di Indonesia.

Lantas, apakah ini berarti nilai kegunaan beras di Cianjur terbilang tinggi? Tidak juga. Justru nilai kegunaan beras di Cianjur tidak tinggi karena hasil produksinya cenderung melebihi yang dibutuhkan oleh masyarakat di daerah tersebut.

Hal ini mengakibatkan harga beras di daerah tersebut relatif lebih murah jika dibandingkan dengan daerah lain yang kondisi tanahnya tidak memungkinkan untuk usaha pertanian padi.

Nah, apabila beras yang dihasilkan di daerah Cianjur dipindahkan ke Jakarta, maka nilai kegunaan beras tersebut akan lebih tinggi karena yang membutuhkan beras di Jakarta relatif lebih banyak. Hal ini mengakibatkan harga beras di Jakarta menjadi lebih tinggi. Kegiatan memindahkan beras dari Cianjur ke Jakarta juga termasuk kegiatan produksi.

Artikel Terkait