Ajaib.co.id – Setiap negara pasti memiliki mata uang masing-masing. Nilai mata uang bisa diartikan sebagai satuan harga uang yang disepakati oleh pemerintah dan rakyat dalam sebuah negara. Seperti Indonesia dengan mata uang rupiah yang memiliki nilai ekonomi.
Adanya mata uang ini digunakan sebagai alat tukar yang berlaku di sebuah negara. Berbeda kasusnya saat kita terlibat kegiatan jual beli secara global. Maka munculah istilah nilai tukar sebuah mata uang. Karena setiap mata uang dari berbagai negara memiliki nilai yang berbeda begitupan dengan nilai tukar terhadap mata uang negara lain.
Nilai tukar uang atau kurs ini menjadi hal yang penting dalam perekonomian yang sifatnya makro. Termasuk kaitannya dengan perekonomian global. Adapun mata uang yang dijadikan acuan dunia adalah dollar Amerika Serikat (AS). Alasannya karena mata uang ini merupakan salah satu mata uang utama yang digunakan hampir seluruh negara yang ada di dunia.
Maka tak heran jika kamu kerap melihat informasi atau analisis bagaimana nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Karena segala hal yang terjadi pada dollar AS dan Amerika akan memengaruhi perekonomian negara lain termasuk Indonesia.
Dikaji oleh otoritas moneter nilai tukar rupiah dengan dollar AS memang sangatlah penting untuk mengendalikan dan menstabilkan nilai tukar. Mengapa? Karena dengan adanya nilai tukar rupiah ini dapat menimbulkan dampak bagi perekonomian secara keseluruhan.
Kalau kamu masih bertanya dampak apa saja yang ditimbulkan. Ada beberapa dampak di antaranya harga barang maupun harga jasa yang mengalami kenaikan harga atau inflasi.
Kalau nilai tukar rupiah merosot ini dapat menjadi salah satu penyebab adanya permintaan masyarakat terhadap rupiah yang menurun. Penyebabnya bisa karena peran ekonomi nasional (Indonesia) yang menurun. Bisa juga karena permintaan mata uang asing yang digunakan sebagai alat pembayaran internasional tengah meningkat.
Maka memang fluktuasi nilai rupiah terhadap dollar AS memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian. Sehingga diperlukan sebuah kebijakan yang tepat untuk mengendalikan nilai tukar mata uang. Dengan begitu, pergerakannya dapat diprediksi serta perekonomian pun dapat berjalan dengan stabil.
Mengapa nilai tukar rupiah dapat berdampak pada perekonomian nasional? Begini, pergerakan nilai rupiah terhadap dollar AS ini mencerminkan perubahan-perubahan dalam aktivitas perekonomian. Karena biasanya aktivitas perekonomian dapat dilihat dari fluktuasi nilai tukar mata uang terkait.
Sejak 1997, di mana sistem nilai tukar mengambang (freely floating system) berlaku memang membuat nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pergerakannya ditentukan oleh mekanisme pasar.
Selain itu, dalam perekonomian terbuka, arus perdagangan international suatu negara bisa membuka peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada negara bersangkutan. Tepatnya melalui perdagangan internasional juga, suatu negara dapat memiliki kemampuan untuk memperluas proses konsumsi. Sehingga nilai tukar adalah salah satu hal yang menentukan perdagangan internasional dapat atau tidak dapat berjalan dengan lancar.
Berikut beberapa faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan nilai rupiah terhadap dollar AS:
Inflasi
Variabel inflasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap nilai mata uang rupiah pada dollar AS. Apabila terjadi kenaikan harga barang-barang atau inflasi akan meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Artinya inflasi menyebabkan nilai mata uang menurun.
Lalu berkurangnya permintaan barang dan jasa yang dapat dibeli oleh masyarakat sehingga menyebabkan nilai rupiah terdepresiasi karena adanya inflasi.
Suku Bunga
Sama halnya dengan inflasi, faktor suku bunga juga memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap nilai tukar rupiah pada mata uang asing, khususnya dollar AS. Ketika suku bunga bertambah maka nilai tukar rupiah pada dollar AS akan meningkat.
Latar belakangnya terjadi pada tahun 2008 dan 2009 saat ada krisis keuangan global yang melanda Amerika Serikat. Krisis ini turut membuat Indonesia terkena imbasnya. Investor yang berinteraksi secara global akan memindahkan dananya di negara dengan tingkat suku bunga yang tinggi karena menguntungkan bagi investor.
Namun, adanya pemangkasan stimulus yang dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed berdampak buruk bagi Indonesia. Hal ini yang membuat banyak investor menarik dana investasi dari Indonesia dan menyebabkan rupiah jatuh atau terdepresiasi.
Walaupun suku bunga di Indonesia tinggi, tetapi banyak aliran dana dalam negeri berpindah ke Amerika Serikat akibat dari ketidakpastian ekonomi dan pengaruh krisis keuangang global tersebut. Sehingga saat suku bunga naik di negara lain, maka nilai tukar akan ikut naik.
Defisit Anggaran
Variabel defisit anggaran juga berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai tukar mata uang rupiah. Ketika defisit (kekurangan) anggaran negara Indonesia bertambah maka akan turut menurunkan nilai tukar mata uang rupiah.
Dengan begitu, defisit anggaran di Tanah Air secara tidak langsung bisa memengaruhi nilai tukar. Artinya bisa menyebabkan nilai rupiah terdepresiasi saat defisit anggaran pada periode tertentu semakin meningkat.
Hal ini bisa terjadi karena ada nilai pinjaman atau utang yang dihitung dengan valuta asing. Sementara, pembayaran cicilan pinjaman dari luar negeri termasuk dengan bunganya dihitung dengan nilai rupiah. Jadi kita membayar dengan nilai uang rupiah yang lebih mahal dari dollar AS. Karena jika nilai tukar rupiah mengalami penurunan terhadap mata uang dollar AS, maka pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman dari luar negeri yang harus dibayarkan otomatis akan bertambah banyak.
Bagaimana sudah dipahami faktor-faktor pengaruhnya? Kalau sudah, kamu pasti sepakat jika pemerintah memang harus memiliki kebijakan yang diambil dengan menjaga kestabilan inflasi di masyarakat sehingga harga barang bisa terkendali.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) harus berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan menaikan atau menurunkan suku bunga guna mengantisipasi anjloknya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar AS. Termasuk pemerintah perlu sekali melihat ekonomi makro dalam mengatasi gejolak ekonomi terhadap nilai tukar rupiah baik secara langsung maupun tidak langsung.