Saham

Saham Agro Yasa Lestari Terkena Auto Reject, Apa Maksudnya?

saham agro yasa lestari

Ajaib.co.id – Tahukah kamu jika saham Agro Yasa Lestari kini menjadi saham auto reject? Lalu bagaimana peluang saham Agro Yasa Lestari ini? Untuk mendapatkan jawabannya, simak ulasan berikut ini.

Saham Agro Yasa Lestari resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 12 Februari 2020. Sepanjang 2020, perusahaan dengan kode emiten AYLS ini merupakan emiten ke-12 yang melantai di BEI. Saham ini dilepas dalam IPO (Initial Public Offering atau penawaran umum perdana) sebanyak 258,7 juta. Dalam debut ini, saham Agro Yasa Lestari melesat sebesar 70% dari harga awalnya, sehingga membuat saham ini langsung terkena auto reject atas (ARA). Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan auto reject?

Sekilas Tentang Saham Agro Yasa Lestari

Sebelumnya, mari kenali dahulu perusahaan yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia ini. PT Agro Yasa Lestari Tbk adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 2010 dan ikut menyokong kebutuhan aspal pembangunan infrastruktur di proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan aspal, geosintetik, dan agribisnis sebagai pemasok bungkil kedelai yang dijadikan pakan ternak untuk perusahaan-perusahaan di bidang consumer goods. Saham Agro Yasa Lestari menjadi saham perusahaan geotekstil pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada awal Februari lalu.

Apa yang Dimaksud Auto Reject?

Lalu, apa maksudnya saham Agro Yasa Lestari terkena auto reject? Kamu yang masih pemula di dunia saham mungkin sering bingung ketika mendengar istilah auto reject yang menimpa saham-saham tertentu. Auto dalam bahasa Inggris berarti “otomatis”, sedangkan reject berarti “penolakan”. Jadi, sederhananya auto reject berarti “penolakan otomatis”. Auto reject merupakan pembatasan maksimum dan minimum dari pergerakan harga saham untuk menjaga kondisi perdagangan tetap wajar. Auto reject dilakukan sebagai upaya dari BEI untuk menjaga dinamika pasar saham tetap sehat. Ada dua istilah lainnya yang umum digunakan berkaitan dengan istilah auto reject ini, yakni auto reject atas (ARA) dan auto reject bawah (ARB).

Auto reject atas atau ARA terjadi ketika kenaikan harga saham tertentu sudah mencapai batas auto reject tertinggi dari OJK. Presentase batasan pergerakan ini yaitu 35% bagi saham yang memiliki rentang harga Rp50-Rp200, 25% bagi saham harga Rp200-Rp5.000, dan 20% bagi saham dengan harga di atas Rp5.000. Namun, presentase yang berlaku saat perdagangan perdana saham atau IPO berlaku dua kali lipat, yaitu 70% untuk harga saham Rp50-Rp200, 50% untuk harga Rp200-Rp5.000, dan 40% untuk harga saham di atas Rp5.000.

Jika suatu saham terkena ARA, maka segala transaksi dari trader akan otomatis tertolak. Contohnya seperti yang terjadi pada saham Agro Yasa Lestari ketika melakukan IPO atau penawaran umum perdananya. Pada perdagangan perdana, harga saham yang ditawarkan Agro Yasa Lestari yaitu Rp100 dan langsung melesat menjadi Rp170 per saham. Hal inilah yang membuat saham Agro Yasa Lestari terkena auto reject atas atau ARA.

Sedangkan auto reject bawah atau ARB adalah keadaan terbalik dari ARA. ARB terjadi ketika penurunan harga saham tertentu sudah mencapai presentase maksimalnya, sehingga terjadi penolakan otomatis. Auto reject bawah bertujuan untuk membatasi penurunan harga saham sehingga tidak merosot terlalu drastis sampai menyentuh harga minimal.

Biasanya, ARB terjadi jika aksi jual dalam perdagangan tinggi, Namun, jika terjadi ARB yang beruntun tanpa informasi yang jelas, perusahaan perlu mencermati kinerja dan mengkaji rencana perusahaan tersebut, lalu mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi di kemudian hari. Sebenarnya, ARB ini bisa juga kamu manfaatkan untuk mengevaluasi situasi saham tertentu sehingga kamu bisa merumuskan langkah tepat yang harus diambil.

Faktor Pendorong Terjadinya ARA

Apa sebenarnya faktor yang mendorong terjadinya ARA pada saham-saham baru seperti saham Agro Yasa Lestari? Pada dasarnya, saham-saham yang melakukan pencatatan di waktu IPO atau penawaran umum perdana memang memiliki potensi terkena auto reject atas. Alasannya yaitu karena di masa IPO saham tersebut secara fundamental dihargai lebih murah sehingga presentase kenaikan harganya pun tinggi. Apakah ini berarti saham tersebut diminati publik?

Jawabannya belum tentu, karena kenaikan harga bisa saja dan justru seringkali terjadi dalam volume perdagangan yang kecil. ARA juga bisa terjadi akibat tidak meratanya distribusi saham tertentu sehingga transaksi yang terjadi rendah dan membuat harga saham melambung. Namun, banyak pula kok saham-saham baru yang memang memiliki fundamental baik dan ditawarkan dengan harga rendah sehingga berpotensi untuk naik. Nah, yang perlu kamu waspadai yaitu jika menemukan harga saham yang melejit naik tetapi volume transaksinya kecil.

Itulah sekilas informasi tentang auto reject atas (ARA) dan auto reject bawah (ARB) yang mungkin kerap membuatmu bingung sebagai investor pemula, tapi tentunya perlu kamu ketahui. Semakin banyak mengenal istilah di dunia saham, kamu akan semakin terbantu membuat keputusan dan mengambil langkah yang cocok untukmu sebagai seorang investor.

Jika kamu pemula yang ingin mencoba instrumen investasi lain yang risikonya lebih rendah, kamu bisa coba mulai berinvestasi reksa dana melalui aplikasi Ajaib yang dijamin aman dan telah mendapat izin dari OJK. Ajaib menyediakan beragam pilihan reksa dana yang cocok untuk pemula serta dapat kamu sesuaikan dengan tujuan finansialmu.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait