Perencanaan Keuangan

Tujuan Ekonomi Syariah 2020; Ruang Lega Untuk Berkreasi

tujuan ekonomi syariah

Ajaib.co.id – Sistem ekonomi syariah berkembang pesat selama beberapa tahun belakangan ini. Minat masyarakat pada produk ekonomi Islam ini tak bisa dilepaskan dari tujuan ekonomi syariah itu sendiri. Masyarakat ingin mendapatkan keuntungan dan manfaat ekonomi syariah baik di dunia maupun akhirat.

Hidup setelah mati dikatakan akan menjadi hasil dari berbagai perilaku kita di dunia. Hal itulah yang dipercayai oleh sebagian besar orang. Aktivitas itu termasuk pula kegiatan ekonomi yang kita lakukan di dunia, apakah mengandung dosa atau tidak.

Banyak yang percaya jika sistem ekonomi konvensional mengandung riba dan haram hukumnya. Pasalnya, prinsip ini menguntungkan satu pihak dan tidak membagi keuntungan dengan tidak merata. Karena itulah, aktivitas ekonomi berbasis syariah kemudian cenderung disukai belakangan.

Pasalnya, tujuan ekonomi syariah yang memberikan manfaat bukan hanya bagi pelakunya namun juga bagi masyarakat dan lingkungannya dianggap sebagai salah satu hal mulia. Selain itu, hasil yang didapat juga dianggap bebas riba dan halal sehingga memberikan ketenangan tersendiri bagi penggunanya.

Mengulik Tujuan Ekonomi Syariah, Bawa Manfaat Bagi Semua

Produk ekonomi syariah kini semakin populer dan diminati. Mulai dari asuransi syariah, investasi syariah sampai produk perbankan syariah lainnya semakin banyak penggunanya. Keberadaannya yang menjadi alternatif bagi produk perbankan konvensional dianggap sebagai angin segar.

Masyarakat mendapatkan pilihan produk keuangan yang lebih banyak sehingga bisa disesuaikan dengan selera dan kecenderungannya. Karakteristik ekonomi syariah yang mengedepankan keterbukaan juga menarik minat banyak pihak. Bukan hanya pemeluk agama Islam saja namun juga masyarakat keseluruhan.

Tentu saja keunggulan sistem ekonomi syariah ini tak lepas dari tujuan ekonomi syariah itu sendiri. Adapun, ekonomi syariah adalah ilmu berilhamkan nilai Islam yang mempelajari masalah ekonomi rakyat. Instrumen profitnya berupa sistem bagi hasil, menentang praktek eksploitasi pemilik modal terhadap buruh, dan melarang penumpukan kekayaan.

Tujuan dan prinsip ekonomi syariah jika diuraikan secara singkat yakni memberikan kesejahteraan, rasa adil, dan kebersamaan bagi seluruh masyarakat serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.

Seorang ahli fiqih asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukkan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu (Rahman, 1995:84). Hal ini bisa diaplikasikan menjadi tiga hal yakni:

  • Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.
  • Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
  • Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar, yaitu: keselamatan keyakinan agama (al din), kesalamatan jiwa (al nafs), keselamatan akal (al aql), keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl) dan keselamatan harta benda (al mal).

Ketiga hal ini yang kemudian diwujudkan salah satunya dengan keberadaan ekonomi syariah. Ekonomi syariah bukan hanya sekedar menjadi cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi dalam koridor Islam saja. Melainkan juga prinsip fundamental ekonomi yang disaring dari Al-Qur an dan As-Sunnah.

Solusi Bagi Ekonomi Konvensional yang Terus Melemah

Pada pertengahan 2018 lalu, pertumbuhan ekonomi Amerika 3,5%, terus turun ke 2,1%, dan diperkirakan turun lagi kuartal ini. Bank Federal Reserve memotong bunga di bulan Juli, dan sekali lagi bulan depan. Ekonomi China melemah hingga 4,8%. Ekonomi Jerman terpuruk di antara negara pengguna Euro hingga 0% pada masa itu.

“Pertumbuhan ekonomi global terus melemah dan mengisyaratkan tanda-randa resesi, khususnya sektor industri. Perdagangan adalah bagian terbesarnya” – Michelle Meyer, Head of United States economics at Bank of America Merril Lynch.

Bunga obligasi jangka panjang makin tinggi, karena investor ingin meng-cover resiko inflasi. Situasi tak jua membaik pada tahun 2019. Bahkan pada tahun 2020, perekonomian global semakin buruk setelah dihantam pandemi Corona yang melemahkan berbagai aktivitas ekonomi.

Ekonomi syariah menyadari situasi muram ini dan ingin mengimbanginya dengan cara pandang berbeda terhadap keuntungan ekonomi. Agaknya sudut pandang baru ini terbukti lebih mampu menghadapi pergolakan ekonomi yang terjadi beberapa waktu belakangan.

Dikutip dari Republika.co.id, pandemi Covid-19 berdampak ke semua sektor di dunia termasuk keuangan dan ekonomi syariah. Meski demikian, dampak ke sektor ini dipercaya lebih minim ketimbang sektor-sektor konvensional.

Proposition Manager Refinitiv, perusahaan penyedia data pasar keuangan global, Shaima Hassan menyampaikan, dampak terhadap ekonomi syariah bisa lebih halus karena sektor ini berada di lapis kedua atau sekunder. Selain itu, ekonomi syariah lebih banyak bermain di sektor ritel.

Dinamika Peran Agama dalam Dunia Usaha

Dalam naik turunnya situasi ekonomi dunia, kesejahteraan kehidupan berbagai bangsa sering jadi taruhannya. Dan sesuai kodratnya sebagi mahluk sosial, manusia akan saling menolong dalam upaya melewati masa sulit. Perilaku ini bisa murni terdorong hati nurani, atau, dipicu oleh kepatuhan terhadap ajaran agama-agama yang mewajibkan menolong sesama.

Sayangnya, “sesama” itu kadang praktek oknumnya bermakna “sesama yang beragama sama, berbangsa sama, atau bersuku sama. Penggiat ekonomi syariah di zaman dulu mungkin menyimpan kegetiran akibat perlakuan rasis kolonialisme, sehingga semangatnya seakan memberi warna otoritarian pada tujuan ekonomi syariah.

Padahal, ekonomi syariah pada dasarnya adalah ekonomi kesadaran, bukan pemaksaan, karena ia menekankan 4 sifat: kesatuan (unity), keseimbangan (equilibrium), kebebasan (free will), dan tanggung jawab (responsibility). Tujuan ekonomi syariah baru bisa tercapai dengan optimal dengan menerapkan 4 hal tersebut.

Gerakan Masyarakat Ekonomi Syariah dan Yayasan Gerakan Infaq Dunia

Penggiat ekonomi syariah di Indonesia ingin melakukan gerakan positif untuk memampukan masyarakat pengusaha lemah maupun “yang sedang lemah”. Terutama kalangan muda yang terjebak bonus demografi dan persaingan lapangan pekerjaan super ketat. Youth Entrepreneur Summit berperan penting dalam pengembangan ekonomi umat.

Bersamaan dengan Momentum peresmian Bank Infaq oleh pebisnis Indonesia sekaligus penggagasnya – Sandiaga Uno mendorong semua pihak untuk optimis, fokus terus terhadap ekonomi dan isu kewirausahaan kaum muda.

Bank Infaq berbasis Masjid dan Masjlis Taklim, beroperasi di bawah Yayasan Gerakan Infaq Dunia dengan cara menerima infaq dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman dana tanpa bunga kepada masyarakat yang membutuhkan. Pengembalian pinjaman dengan cicilan, proses peminjaman mudah dan sesuai ketentuan syariat.

Dengan mengharamkan riba, yang berarti “kelebihan”, tujuan ekonomi syariah adalah memberikan keselarasan bagi kehidupan bukan hanya umat Muslim, melainkan seluruh mahluk hidup di muka bumi yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya, politik dan bangsa.

Perkembangan Pesat Ekonomi Syariah di Indonesia

Tujuan ekonomi syariah sepertinya bisa dipahami para pelaku dunia keuangan di Indonesia. Pasalnya, perkembangannya termasuk pesat dibandingkan negara lainnya. Tentu saja hal ini juga ditopang dengan fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia.

Mengacu pada pemberitaan Republika.co.id, Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan, dari beberapa riset, kondisi ekonomi syariah Indonesia terbilang melesat. Emir mencontohkan, Indonesia naik dari peringkat 2 ke peringkat 1 untuk Global Muslim Travel Index 2019 versi Crescent Rating dan Master Card.

Kemudian Cambridge Institute of Islamic Finance menobatkan Indonesia di peringkat pertama untuk Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019. Indonesia menjadi negara eksportir keempat untuk produk halal ke negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Produk domestik bruto (GDP) negara anggota OKI sebesar 15,8 triliun pada 2013 naik menjadi 19,4 triliun pada 2017, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,1 persen.

Hal ini masih bisa berkembang di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan, dan lainnya. Salah satu caranya dengan pengembangan literasi halal lifestyle, pengembangan SDM, pengembangan industri halal itu sendiri, dan lainnya. Rasaya, tujuan ekonomi syariah bisa diwujudkan dengan berbagai sektor yang masih menjanjikan ini.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait