Ekonomi

Trickle Down Effect: Dampak Aliran ke Bawah dalam Kebijakan Ekonomi

trickle-down-effect

Dalam dunia ekonomi, konsep “Trickle Down Effect” atau dampak aliran ke bawah telah menjadi subjek perdebatan yang mendalam dan perhatian utama para ekonom, analis, dan politisi. Konsep ini menjadi dasar bagi berbagai kebijakan ekonomi yang mempengaruhi distribusi kekayaan dan kesejahteraan masyarakat.

Artikel ini akan menyelidiki apa sebenarnya Trickle Down Effect, bagaimana pengaruhnya dalam kebijakan ekonomi, dan apakah konsep ini benar-benar berhasil dalam menangani ketidaksetaraan ekonomi.

Apa Itu Trickle Down Effect

Trickle Down Effect, atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai dampak aliran ke bawah, adalah konsep yang mendasari kebijakan ekonomi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan memberikan insentif kepada kelompok ekonomi atas, yaitu perusahaan besar dan individu kaya.

Konsep ini mengasumsikan bahwa, ketika kelompok ekonomi atas mendapatkan lebih banyak kekayaan dan keuntungan, maka kekayaan tersebut akan “menetes” ke lapisan ekonomi yang lebih rendah. Secara bertahap kekayaan yang menetes itu akan meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Trickle Down Effect dikenal juga sebagai ekonomi sisi pasokan, ekonomi trickle-down mendapat nama sehari-hari dari humoris awal abad kedua puluh, Will Rogers.

Para pendukungnya percaya bahwa ini melepaskan pasar bebas untuk menghasilkan kemakmuran. Sementara para kritikus menganggapnya sebagai upaya sinis untuk mengisi kantong para kaya sambil memberikan janji kosong kepada para pekerja berpenghasilan rendah.

Konsep Trickle Down Effect seringkali terkait dengan kebijakan pemotongan pajak bagi kelompok ekonomi atas, insentif investasi bagi perusahaan besar, dan deregulasi ekonomi. Teorinya adalah bahwa jika perusahaan memiliki lebih banyak uang untuk berinvestasi dan menciptakan lapangan kerja, maka tingkat pengangguran akan berkurang, dan pendapatan masyarakat akan meningkat secara keseluruhan.

Contoh Kebijakan Ekonomi Trickle Down Effect

1. Potongan pajak era Bush

Pada awal tahun 2000-an, Presiden George W Bush menjadikan reformasi pajak sebagai salah satu pilar administrasinya. Teori ekonomi aliran ke bawah menjadi dasar dari potongan pajak ini.

Dia mengurangi pajak warisan (atau pewarisan) serta pajak pendapatan untuk kalangan kaya, sekaligus juga untuk kelas menengah, dengan bantuan Kongres.

2. Stimulus Great Depression Hoover

Setelah krisis tahun 1929, Presiden Herbert Hoover percaya bahwa obat terbaik untuk depresi yang terjadi adalah memberikan bantuan besar kepada perusahaan dan magnet industri. Upayanya untuk melakukannya gagal, yang berujung pada penolakan publik yang luas.

Kemudian berakhir dengan pemilihan Presiden Franklin D Roosevelt, yang berlari dari platform ekonomi yang berlawanan yang dikenal sebagai New Deal.

3. Reganomics

Presiden Ronald Reagan hampir sinonim dengan ekonomi aliran ke bawah atau ekonomi sisi pasokan. Administrasinya bekerja sama dengan Kongres untuk meloloskan dua undang-undang reformasi pajak selama tahun 1980-an.

Hal ini menurunkan tingkat pajak teratas hampir lima puluh persen bagi para penghasil pendapatan tinggi, dari 73 persen menjadi 28 persen. Sementara dia mengejar kebijakan regulasi dan pajaknya di Amerika Serikat, perdana Menteri Inggris pada saat itu, Margaret Thatcher, juga mengejar reformasi ekonomi serupa.

Dampak Trickle Down Effect dalam Kebijakan Ekonomi

1. Pemotongan Pajak untuk Kelompok Ekonomi Atas

Salah satu implementasi Trickle Down Effect yang sering terjadi adalah pemotongan pajak untuk kelompok ekonomi atas, seperti perusahaan besar dan individu kaya. Tujuan dari pemotongan pajak ini adalah untuk merangsang investasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, hasil dari pemotongan pajak semacam itu telah menjadi subjek perdebatan.

Pengkritik kebijakan ini berpendapat bahwa pemotongan pajak untuk kelompok ekonomi atas dapat meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi. Sebaliknya, pendukungnya berargumen bahwa hal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya akan menguntungkan semua lapisan masyarakat.

2. Insentif Investasi bagi Perusahaan Besar

Kebijakan yang memberikan insentif investasi kepada perusahaan besar juga merupakan bagian dari konsep Trickle Down Effect. Pemerintah dapat memberikan insentif, seperti keringanan pajak atau bantuan keuangan, kepada perusahaan-perusahaan yang berinvestasi dalam proyek-proyek besar atau menciptakan lapangan kerja.

Namun, hasil dari insentif semacam ini juga masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perusahaan seringkali menggunakan insentif ini untuk tujuan mereka sendiri, seperti membeli saham mereka sendiri, daripada berinvestasi dalam pertumbuhan ekonomi yang akan menguntungkan masyarakat secara luas.

3. Deregulasi Ekonomi

Deregulasi ekonomi adalah langkah-langkah untuk menghilangkan atau mengurangi regulasi pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Dalam kerangka Trickle Down Effect, deregulasi diharapkan dapat memungkinkan perusahaan lebih leluasa beroperasi dan menghasilkan keuntungan.

Namun, dampak deregulasi juga harus dievaluasi dengan hati-hati. Beberapa kebijakan deregulasi yang berlebihan dapat mengarah pada kerusakan lingkungan, ketidaksetaraan ekonomi yang lebih besar, dan pelanggaran hak pekerja.

Apakah Trickle Down Effect Benar-Benar Berhasil?

Meskipun konsep Trickle Down Effect telah menjadi dasar bagi berbagai kebijakan ekonomi selama beberapa dekade, kesuksesannya dalam mengatasi ketidaksetaraan ekonomi masih menjadi perdebatan yang sengit.

Penelitian yang mendalam menunjukkan bahwa, dampak aliran ke bawah mungkin tidak sebesar yang diharapkan. Sebagai contoh, sebuah studi yang dilakukan oleh National Bureau of Economic Research menemukan, pemotongan pajak untuk kelompok ekonomi atas tidak memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi atau pengurangan tingkat pengangguran.

Selain itu, data empiris juga menunjukkan, selama beberapa dekade terakhir, ketidaksetaraan ekonomi di banyak negara telah meningkat, meskipun penerapan kebijakan yang mendasarkan diri pada konsep Trickle Down Effect.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, Trickle Down Effect adalah konsep dalam kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan insentif kepada kelompok ekonomi atas. Insentif diharapkan, keuntungan tersebut akan mengalir ke lapisan ekonomi yang lebih rendah. Namun, kesuksesan konsep ini masih menjadi subjek perdebatan.

Kebijakan yang berfokus pada kelompok ekonomi atas harus selalu dievaluasi secara kritis. Begitupula dengan dampaknya terhadap ketidaksetaraan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan harus dianalisis dengan seksama.

Terlepas dari argumen yang ada, yang pasti adalah pentingnya mencari keseimbangan yang tepat antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial dalam merancang kebijakan ekonomi.

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Masa depan kamu tentu akan menjadi lebih terjamin dan aman secara finansial bila kamu berinvestasi bukan? Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih aman dan tepercaya. Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib Sekuritas sekarang, karena proses pendaftarannya yang mudah dan 100% online, tanpa memerlukan modal yang besar.

Berbagai layanan dan indeks saham juga tersedia dalam rangka mendukung investasimu agar semakin maksimal! Mulai dari saham, reksa dana, margin trading, day trading, dan layanan bagi nasabah premium, Ajaib Prime, bisa kamu temukan di aplikasi Ajaib Sekuritas.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Sekuritas sekarang!

Artikel Terkait