Investasi

Tren Rupiah Masih Potensial Jadi Terkuat di Asia Pada 2020

tren rupiah

Tren rupiah masih menguat terhadap mata uang dunia di 2019-2020. Mengapa tren rupiah ini semakin membaik? Simak ulasan redaksi Ajaib berikut ini.

Apakah kamu termasuk salah satu investor milenial penyuka valuta asing? Jika ya, pasti kamu sudah kenal perilaku kinerja valuta-valuta asing superior dunia seperti USD, Euro, GBP dan Yen. Setiap mendapat pendapatan lebih, pasti kamu segera ingin menginvestasikannya dengan membeli valuta favorit atau reksa dana pasar uang, sambil memonitor pergerakan nilainya dari hari ke hari, berharap akan meraih imbal hasil yang membahagiakan. Tapi pernahkah kamu menyangka bahwa ternyata rupiah bisa jadi salah satu di antaranya? Hal ini dikarenakan tren rupiah yang terus bangkit lho.

Sejak awal tahun 2020, tren rupiah semakin menguat hingga berpotensi menjadi mata uang terbaik di Asia. Hah, kok bisa gitu? Too good to be true nggak sih? Ini kenyataan, nilai mata uang negeri tercinta ini bahkan telah mencapai level terkuatnya sejak Februari 2018 lalu, dan pada 2019 berhasil menguat nyaris 3,5% terhadap USD!

Minimnya Defisit Perdagangan Mendongkrak Nilainya

Di 2020 ini, mata uang kita diprediksi bakal jadi mata uang terbaik di dunia karena hingga saat ini laju nilainya bukannya berkurang malah semakin kencang.

Dicermati dari sisi fundamental, sepertinya rupiah memang layak jadi mata uang terbaik di dunia, karena menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan Desember 2019 tercatat bahwa Indonesia masih ada defisit hingga minus US$28,2 juta, yang artinya jauh lebih sedikit dari perkiraan. Sementara, neraca perdagangan Indonesia pada keseluruhan 2019 mencapai US$3,19 miliar.

Rupiah Merebut Asia

Media massa multinasional asal Amerika Serikat, Bloomberg, ternyata sudah lebih awal memprediksi mata uang kita sebagai calon mata uang terbaik di dunia, beramunisikan yield obligasi Indonesia yang berada di kisaran 5-8%, sehingga bisa jadi keuntungan yang mampu menarik aliran modal untuk masuk ke Indonesia. Didukung oleh fundamental dan berkat performa mengesankan tersebut, rupiah diprediksi mampu merebut tahta mata uang terbaik Asia dari Bath Thailand di 2020, setelah sebelumnya berada di peringkat ke-3 di bawah Bath Thailand dan Peso Filipina.

Kok Bisa?

Kinerjanya cemerlang pada 2019, menguat signifikan terhadap USD dan mata uang utama lainnya. Sepanjang 2019, penguatan nilainya mencapai 3,44% dan menutup tahun di angka Rp13.880/USD di pasar spot, yang merupakan level terkuat dalam 1,5 tahun terakhir. Pergerakannya dam 12 bulan nyaris terus-menerus berada di zona hijau secara year-to-date (ytd), terkecuali selama sekitar 2 minggu pada pertengahan Mei saja, dan sejak Indonesia mendapat kenaikan peringkat surat utang dari S&P 500 pada 31 Mei 2019, tidak pernah lagi sedikit pun menyentuh zona merah secara ytd.

S&P 500 menaikkan peringkat surat utang jangka panajng Pemerintah Indonesia dari BBB- pada 2018, ke BBB pada 2019, dengan argument prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiscal yang prudent. BBB- adalah level terendah dalam peringkat surat utang yang termasuk kategori layak investasi (investment-grade).

Apakah sejatinya S&P 500 itu? Itu adalah sebuah indeks yang terdiri dari saham 500 perusahaan bermodal besar yang mayoritas berasal dari Amerika Serikat, yang merupakan indeks paling populer milik Standard & Poor’s, sebuah divisi dari McGraw-Hill, perusahaan perdagangan yang berbasis di Rockefeller Center, New York.

Saham-saham yang terdaftar dalam indeks ini merupakan perusahaan publik besar dan diperdagangkan di bursa saham utama Amerika Serikat seperti Bursa Saham New York dan Nasdaq. Setelah Dow Jones Industrial Average, S&P 500 merpakan indeks yang paling banyak diamati investor. Sebuah perusahaan yang sahamnya dimasukkan ke dalam daftar ini, otomatis akan mengalami peningkatan nilai saham.

Mata uang kita ternyata tak hanya perkasa melawan USD, tapi juga mata uang Euro yang dibuat merosot 5,51%, dan mata uang safe heaven Swiss Franc yang melemah 2,59%.

Hanya mata uang Great Britain Pound, atau yang biasa dikenal dengan Poundsterling berhasil kembali melawan rupiah di akhir Desember 2019 dengan penguatan sebesar 0,56%, meski di awal Agustus sempat melemah 7,55%.

Di benua Asia dan Australia, Japan Yen hanya melemah 2,59% dan AUD melemah 3,91%.

Sang Garuda telah berhasil membentangkan sayap kharismatiknya di 4 benua. Ditambah prospek membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik dan global, kecemerlangan ini diyakini berlanjut hingga 2020.

Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2020 Menguntungkan

Di tengah perlambatan ekonomi global, nilai tukar mata uang kita juga sedang sedikit dalam tekanan di akhir Februari 2020 ini, setelah faktanya stabil perkasa sepanjang 2019. Penyebabnya pelaku pasar sedang antusias menempatkan investasinya pada safe heaven.

Namun pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang agresif akan menjadi salah satu kunci penguatan rupiah di 2020. Apalagi The Fed sudah menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di 2021, sehingga risiko modal lari menuju Amerika Serikat berkurang.

Pertumbuhan Ekonomi RI Juga Diprediksi Membaik

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat di level 124,2 di akhir 2019 menjadi indikasi konsumen optimis terhadap kondisi ekonomi RI dan akan meningkatkan konsumsinya, sehingga meningkatkan PDB.

Di samping itu, manufaktur Indonesia juga membaik walaupun masih berkontraksi di angka indeks 49,5 pada Desember 2019, level tertinggi dalam 5 bulan terakhir.

Di tahun 2019 pun, Bank Indonesia sudah 4x menurunkan suku bunga acuan (7 Day Reverse Repo Rate), masing-masing sebesar 25 basis poin hingga ke level 5%, beruntun selama Juli-Oktober.

Stimulus moneter BI lainnya yaitu:

  • Penurunan Giro Wajib Minimum (GWM).
  • Pelonggaran rasio Loan to Value/Loan to Financing.
  • Meningkatkan batasan Rasio Intermediasi Makroprudensial dari 80-92% ke 84-94%, guna mendorong pembiayaan perbankan bagi dunia usaha.
  • Pemerintah Indonesia juga ikut membuat gebrakan dengan Omnibus Law, yang katanya bisa menarik investasi deras ke Indonesia.

Nilai Tinggi Mata Uang Bisa Indikasi Perekonomian Kuat

Mungkin kalangan milenial pun sudah paham bahwa mata uang negara yang tidak terlalu sukses akan cenderung menurun nilainya. Namun sebaliknya, jika ekonominya baik, jarang sekali terlihat efek sebaliknya. Contohnya Jepang yang merupakan salah satu negara berekonomi terkuat dunia, namun nilai Yen Jepang tetap relatif kecil dengan perbandingan USD1 = Japan Yen108,74.

Nilai tinggi mata uang sebetulnya hanya menunjukkan terkendalinya inflasi di negara itu. Sedangkan untuk investasi valuta asing, prioritaskan mata uang yang paling stabil.

Teruskan antusiasme berinvestasi valuta asing kamu, sambil jangan lupa tingkatkan keuntungannya dengan diversifikasi ke reksa dana seperti di Ajaib. Yakni, APERD berintegritas yang memberikan fleksibilitas dengan minimum investasi cuma Rp10.000, aplikasi mudah, menu pilihan paket investasi variatif, dan menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta pengawasan penuh Otoritas Jasa Keuangan. Ajaib tetap jadi pilihan cerdas untuk kalangan milenial!


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait