Ajaib.co.id – CEO Perusahaan berpikir inflasi sedang membayangi, dan begitu juga banyak analis keuangan. Gaya dasi dan tanda-tanda peringatan inflasi aneh lainnya juga mungkin memperingatkan bahwa keadaan akan menjadi sulit. Apalagi saat ini pertumbuhan ekonomi sedikit terguncang, terutama sejak adanya wabah virus corona.
Perlambatan Ekonomi di Indonesia
Dikutip dari CNBC Indonesia bahwa riset terbaru Citi menyebutkan penyebaran virus corona di negara ASEAN patut diwaspadai. Hal ini diprediksi bisa membuat lonjakan kasus akibat minimnya pengujian corona terhadap masyarakat. Penyebaran virus corona ini bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi ASEAN, dan kemungkinan akan melambat signifikan.
Penyebaran virus corona yang masif di negara ASEAN membuat Citi menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 dari 4,3% menjadi 2,9%. Jika dibandingkan angka pencapaian pada 2019, maka angka ini melambat hingga 4%.
Bukan hanya itu, Citi juga memprediksi proses pemulihan ekonomi di ASEAN lebih U-Shaped ketimbang V-Shaped. Artinya akan terjadi koreksi dalam, setelah itu bertahan agak lama sebelum bisa bangkit berdiri.
Bukan hanya negara ASEAN, perekonomian dunia maupun perekonomian global juga sedang menurun. Hal ini pun diakibatkan karena wabah Corona yang sudah menyerang berbagai negara di seluruh dunia.
Apa itu Pertumbuhan Ekonomi?
Pertumbuhan ekonomi adalah keadaan ekonomi negara selama periode tertentu yang lebih baik atau meningkat dari periode sebelumnya berdasarkan beberapa indikator. Di mana, indikator ini adalah kenaikan pendapatan nasional dan pendapatan per-kapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dibanding angka pengangguran, serta berkurangnya tingkat kemiskinan. Ketika kondisi dari indikator-indikator tersebut menurun dibanding periode sebelumnya, maka negara sedang mengalami kemunduran ekonomi.
Namun, menurut Simon Kuznets menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah keadaan di mana negara mampu meningkatkan output (hasil produksi ekonomi) berdasarkan kemajuan teknologi yang diiringi penyesuaian ideologi. Hal ini menunjukkan adanya tiga komponen yang berkaitan satu sama lain dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu peningkatan produksi negara, kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, dan penyesuaian ideologi yang terbuka dalam menerima teknologi baru.
Bagaimana Mengukur Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dilihat dan diukur dengan membandingkan komponen yang mewakili keadaan ekonomi negara terhadap periode sebelumnya. Terdapat dua komponen yang bisa digunakan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, seperti:
1. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah pendapatan yang diterima negara dalam periode waktu tertentu, berdasarkan pendapatan yang diterima warga negara. Hal ini berarti pendapatan warga negara yang berada di luar negeri juga dihitung ke dalam GNP. Sedangkan pendapatan warga negara asing yang berada di Indonesia tidak termasuk dalam GNP. Di mana, pendapatan termasuk ke dalam GNP adalah produk barang jadi yang dilihat dari harga pasar yang berlaku pada periode yang akan dihitung.
Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi ini, kamu bisa menggunakan pendekatan PNB atau GNP dengan membandingkan GNP di periode ini dengan GNP periode sebelumnya. Misalnya, ketika kamu mengetahui persentase pertumbuhan ekonomi di tahun 2020, maka kamu perlu mengetahui jumlah GNP yang didapat Indonesia di tahun 2019 dan GNP pada tahun 2018. Lalu menghitungnya dengan mengurangi GNP 2019 terhadap GNP 2018, lalu dibagi GNP 2018 dan dikalikan 100%.
2. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) bisa kamu lihat dari pendapatan negara berdasarkan batas wilayah atau teritorialnya. Sehingga, seluruh produksi ekonomi yang dilakukan dan terjadi dalam negara, baik itu warga negaranya atau warga negara asing, termasuk ke dalam perhitungan GDP. Sebaliknya, pendapatan atau produksi yang dilakukan oleh warga negara yang berada di luar negeri tidak termasuk ke dalam hitungan GDP.
Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi berdasarkan GDP hampir sama dengan menggunakan GNP, di mana dilihat perbandingan antara GDP di periode tersebut terhadap GDP di periode sebelumnya. Misalnya kamu ingin mengetahui persentase pertumbuhan ekonomi di tahun 2020, maka Anda perlu memiliki data GDP di tahun 2020 dan GDP di tahun 2019.
Tips Cerdas Mengatasi Inflasi
Berita baiknya adalah kamu dapat menyiapkan rumah, karir, dan keluarga kamu untuk mengurangi dampak dari penurunan selanjutnya. Inilah tips cerdas dan sederhana kami untuk mengatasi badai keuangan.
#1 Jangan pernah berhenti berburu
Tidak ada pekerjaan yang aman dari inflasi – bahkan pekerjaan kamu pun tidak. Yang terbaik adalah bersiap jika atasan kamu mulai mengurangi staf.
Buat penampilan digital kamu tetap segar dengan berpartisipasi dalam peluang jaringan di luar perusahaan kamu. Menjaga kontak profesional di perusahaan lain akan membantu kamu dengan baik jika kamu kehilangan pekerjaan kamu saat ini.
Meninjau dan memperbarui resume kamu juga merupakan ide yang bagus. Sertakan keterampilan dan pengalaman tambahan yang kamu peroleh, dan pastikan itu diformat secara profesional.
#2 Lepaskan utang selagi bisa
Jika kamu membawa banyak kartu kredit atau utang lain, pembayaran bulanan akan menjadi lebih sulit untuk ditangani jika kamu kehilangan pekerjaan.
Kamu mungkin menemukan diri kamu tidak dapat melakukan apa pun kecuali pembayaran minimum – dan utang hanya akan bertambah buruk ketika biaya bunga meningkat. Bayar utang itu sekarang, selagi kamu punya penghasilan untuk melakukannya. Lakukan pembayaran terbesar yang kamu bisa.
#3 Menjadi ahli ekonomi
Tidak ada cara pasti untuk menentukan dengan tepat bagaimana dan kapan inflasi berikutnya akan terjadi, tetapi kamu dapat menangkap tanda-tanda peringatan tertentu dengan memperhatikan berita pertumbuhan ekonomi.
Salah satu indikator utama adalah “kurva hasil terbalik,” ketika suku bunga obligasi pemerintah jangka pendek naik lebih tinggi daripada imbal hasil obligasi jangka panjang. Biasanya, obligasi dengan horizon waktu yang lebih lama memiliki hasil yang lebih baik.
#4 Simpan, simpan, dan simpan lagi!
Dalam inflasi ekonomi terakhir, jutaan orang Indonesia menjadi pengangguran dan tetap seperti itu untuk waktu yang lama. Kamu dapat mengatur selang dalam pekerjaan jika kamu memiliki cukup uang yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan kamu setidaknya selama enam bulan. Ambil daftar pengeluaran bulanan kamu, tambahkan semuanya dan kemudian gandakan dengan enam untuk menemukan tujuan tabungan darurat kamu.
Mengerjakan pertunjukan sampingan, memotong pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting atau meminta lebih banyak waktu di tempat kerja adalah cara untuk menyalurkan lebih banyak penghasilan kamu ke dalam tabungan. Kamu akan berterima kasih pada diri sendiri suatu hari!
Itulah beberapa tips yang bisa kamu coba mulai tanamkan mulai hari ini untuk menghindari dampak inflasi yang berlebih.
Bacaan menarik lainnya:
UU No. 8 Tahun 1995. LN No. 64 Tahun 1995. TLN No. 3608
Halim, A. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Alfabeta
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.