Ajaib.co.id – Tahukah kamu? Terkadang orang membeli suatu produk bukan karena ia butuh atau ingin saja, tetapi karena produk itu memiliki gengsi. Apa maksudnya? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahuinya.
Ada banyak cara untuk meningkatkan penjualan. Tapi utamanya, membentuk brand dan menentukan sasaran penjualan (target market) merupakan sebuah fundamental dalam memasarkan produk. Ada penjual yang gagal memasarkan sebuah tas berkualitas bagus dengan harga murah. Tapi, ada juga yang berhasil menjual sebuah sandal seharga sepeda motor.
Kali ini, kita akan membahas cara untuk meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan gengsi. Istilah ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan prestige atau prestise, yang berdasarkan KBBI berarti martabat, harga diri atau kehormatan.
Alasan Konsumen Membeli Merk
Ada ungkapan bahwa konsumen bukan hanya membeli barang, tapi membeli merk. Artinya, demi mendapatkan sebuah barang dengan merk tertentu, pembeli berani mengeluarkan nominal uang yang tidak terbatas. Khususnya, jika merk tersebut dianggap dapat meningkatkan prestise mereka, karena kedekatan merk dengan kesan atau citra yang merk tersebut ciptakan.
Misalnya, di dunia fesyen, barang-barang branded (bermerk) sering menjadi lahapan sosialita, bahkan banyak yang menjadi penggemar setia. Sebut saja tas merk Hermes yang memiliki harga fantastis, dan booming di kalangan selebritis.
Begitu juga sepatu merk Loubutin yang menginfeksi kalangan atas di tanah air, dimana para pecinta fashion, sibuk berburu merk-merk tersebut, dan banyak yang membeli semata demi koleksi, atau rasa gengsi agar tidak ketinggalan jaman.
Padahal, tidak jarang juga selebritis hanya sekadar menyewa, atau malah membeli barang bajakan dari merk tersebut. Hal ini menunjukkan, lebih penting bagi mereka sebagai konsumen, untuk menunjukkan merk yang mereka gunakan demi menaikkan prestise, ketimbang membeli barang yang memang bisa mereka beli sesuai kemampuan.
Gengsi Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Dalam studi tentang perilaku konsumen, perilaku pembelian konsumen dapat dibedakan sebagai perilaku rasional dan tidak rasional. Beberapa tindakan konsumen yang tidak rasional dalam melakukan pembelian diantaranya:
- Lebih mengutamakan merk, jika dibandingkan kegunaan atau kemampuan membeli.
- Membeli sesuatu dikarenakan prestise, bukan dikarenakan kebutuhan.
Menurut psikolog sosial, Hening Widyastuti dalam tribunnews menyebutkan, bahwa seseorang mengaitkan gengsi dengan harga diri. Khususnya, saat seseorang yang berada dalam lingkungan yang memicu mereka bersaing satu sama lain untuk menjaga eksistensi dan prestise yang mereka miliki.
Tentu saja hal ini juga bisa dilihat dengan banyaknya pengguna media sosial, yang memamerkan gaya hidupnya di berbagai platform sosmed. Padahal, dalam kesehariannya, jauh dari kondisi yang dipamerkan.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka sebetulnya kurang percaya diri dengan keadaannya dan berharap menaikkan harga diri dengan menunjukkan merk produk yang mereka konsumsi.
Maka mengkonsumsi barang-barang branded bermerk semata untuk menaikkan prestise, merupakan sebuah perilaku yang umum dilakukan oleh konsumen yang tidak percaya diri.
Di mana dengan penggunaan barang-barang tersebut, dianggap dapat meningkatkan harga dirinya di tengah lingkungan dan pada akhirnya meningkatkan kepercayaan diri individu tersebut.
Barang Mahal Diidentikkan dengan Mutu Tinggi
Tentu tidak semua pembelian barang bermerk semata-mata demi gengsi. Pasalnya, banyak juga produsen yang mengidentikkan brand miliknya sebagai barang bermutu tinggi dengan segala kelebihannya.
Oleh karena itu, beberapa konsumen lebih memilih untuk menabung dan membeli satu barang bermerk dengan mutu baik, ketimbang beberapa barang tak bermerk yang dianggap kualitasnya tak sebanding.
Kamu pasti pernah mendengar ungkapan, “Harga tak pernah bohong,” atau “Ada harga ada rupa.” Kedua ungkapan tersebut menunjukkan bahwa ada konsumen yang mengidentikkan harga barang mahal dengan tingginya kualitas barang tersebut.
Barang Bermerk Dianggap Bisa Menjadi Investasi
Alasan lain konsumen membeli barang bermerk selain karena gengsi, adalah karena anggapan bahwa barang bermerk bisa menjadi investasi. Pasalnya, koleksi barang bermerk yang terjaga dengan baik, bisa dijual kembali suatu hari nanti dengan harga tinggi.
Bahkan untuk produk koleksi yang sangat langka, harganya bisa meningkat berkali-kali lipat seiring waktu. Apalagi, jika kondisi barang terawat dengan baik, atau merupakan sebuah edisi spesial terbatas. Oleh karena itu, maka banyak juga kalangan atas atau pebisnis yang sengaja membeli barang bermerk sebagai bentuk investasi untuk disewakan atau dijual kembali.
Cara Menaikkan Gengsi pada Produk
Dengan mengetahui perilaku konsumen tersebut, maka menaikkan prestise produk bisa menjadi salah satu strategi meningkatkan penjualan. Karena dengan demikian, produk tersebut dapat menarik para pelanggan yang tidak sayang dalam membelanjakan uangnya.
Inilah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menaikkan gengsi (brand image) produk yang kamu miliki:
Berikan Kemasan Menarik
Ungkapan jangan menilai buku dari sampulnya, tidaklah tepat jika hendak menaikkan brand image sebuah produk. Membuat kemasan produk yang cantik, elegan, eksklusif hingga sesuai dengan sasaran pasar adalah hal yang wajib dilakukan. Carilah penyedia jasa desain produk, dan pilihlah yang paling sesuai dengan citra produk yang ingin diciptakan.
Naikkan Harga Jual
Dengan menaikkan harga jual, akan menempatkan produk kamu di kelas yang berbeda. Tentunya, harus sesuai dengan pengemasan dan kualitas produk yang ditawarkan. Kembali lagi, banyak konsumen kelas atas yang meyakini bahwa harga mahal menunjukkan kualitas tinggi. Apalagi, akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi konsumen yang dianggap berkelas karena ‘mampu’ membeli produk dengan harga mahal.
Tingkatkan Kualitas
Tentunya menjaga kualitas barang harus disesuaikan dengan harga yang dipasang pada produk. Tingkatkan kualitas mulai dari pemilihan bahan baku terbaik, proses produksi dan kontrol kualitas yang ketat, sehingga bisa menghasilkan produk di atas rata-rata.
Memberikan garansi juga dapat meningkatkan kepercayaan pada kualitas produk. Dengan demikian, konsumen akan merasa puas dan menjadi pelanggan dengan melakukan pemesanan kembali, bahkan mempromosikannya pada calon konsumen lain.
Testimoni Pelanggan High Profile
Testimoni dari pelanggan setia, bisa sangat ampuh dalam meningkatkan penjualan. Khususnya, jika pelanggan memiliki high profile. Adanya testimoni akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya:
- Promosi murah, karena testimoni biasanya berupa kesaksian dari pelanggan yang tidak dibayar, namun berdasarkan kepercayaan.
- Calon konsumen yakin bahwa produk tersebut berkualitas, karena melihat pengalaman dan profil pelanggan yang telah mencoba produk.
- Calon pelanggan yakin bahwa penjual dapat dipercaya.
- Membujuk calon pelanggan yang tertarik menempatkan dirinya dalam kelas yang sama dengan pelanggan yang memberikan testimonial. Jadi, jika yang memberikan testimoni adalah artis kelas A, maka calon konsumen yang ingin memiliki gengsi yang sama dengan artis kelas A tersebut, akan membeli produk.
Testimoni tidaklah sama dengan endorsement selebgram yang saat ini banyak digunakan. Karena sebenarnya testimoni adalah ungkapan jujur dari pelanggan yang telah mencoba produk.
Sementara endorsement merupakan iklan, dimana selebgram dibayar untuk menyampaikan pesan sesuai yang diminta. Sehingga, mereka belum tentu benar-benar mencoba produk ataupun benar-benar memberikan kesaksian sesuai pengalaman mereka.
Bacan menarik lainnya:
Prentice Hall. Kurtz, D. & L.E. Boone. (2006). Principles of Marketing. London: Thomson
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.
