PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan Hyundai Motor Company menandatangani MoU atau nota kesepahaman untuk menjamin pasokan aluminium yang stabil di tengah peningkatan permintaan terhadap aluminium untuk manufaktur otomotif.
Kerja sama tersebut dilakukan untuk membentuk suatu sistem yang komprehensif dan koperatif untuk produksi dan pasokan aluminium oleh ADMR melalui perusahaan anaknya PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).
Sementara itu, acara penandatanganan MoU dilakukan disela-sela pertemuan B20 di Bali Nusa Dua Convention Center, Indonesia, oleh Jae Hoon Chang, Presiden dan CEO Hyundai Motor Company dan Garibaldi Thohir, dan Presiden Komisaris PT Adaro Minerals Indonesia Tbk.
Di sisi lain, kerja sama antara Hyundai Motor Company dan ADMR menandai komitmen perusahaan untuk mempercepat transisi menuju energi berkelanjutan, terutama netralisasi karbon.
“Aluminium di Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam dan energi dipandang akan berdaya saing di masa depan,” ungkap Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur ADMR dalam keterangan pers pada Senin (14/11).
Aluminium hijau Indonesia juga digolongkan sebagai aluminium berkarbon rendah yang diproduksi menggunakan PLTA, yang merupakan sumber listrik ramah lingkungan, serta diharapkan akan menjadi pasokan aluminium yang memenuhi kebijakan netralisasi karbon HMC di tengah peningkatan permintaan aluminium di antara para produsen otomotif global.
Selain itu, suplai dan permintaan telah menjadi tidak stabil karena variabel-variabel situasional tak terduga yang telah mendorong peningkatan harga energi untuk produksi aluminium.
“Hyundai Motor Company telah mulai mengoperasikan pabriknya di Indonesia serta aktif bekerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang dimana perusahaan dapat bersinergi dalam industri otomotif ke depannya, misalnya dengan berinvestasi di perusahaan patungan yang memproduksi sel baterai,” kata Jae Hoon Chang, Presiden dan CEO Hyundai Motor Company.
Kerja sama smelter aluminium ini, lanjut Chang, juga diharapkan akan memperkuat hubungan kerja sama antara Hyundai Motor Company dan Indonesia dengan sinergi yang lebih kuat.
Poin-poin kerja sama dalam Nota Kesepahaman ini meliputi produksi dan pasokan aluminium yang diproduksi KAI dan HMC berhak untuk membeli aluminium yang diproduksi KAI pada tahap awal, dan kemudian negosiasi pertama mengenai pembelian aluminium rendah karbon yang diproduksi KAI di masa mendatang dengan volume offtake yang belum ditentukan pada kisaran sekitar 50.000 TPA sampai 100.000 TPA.
Christian menambahkan, kerja sama ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap proses hilirisasi mineral Indonesia di kawasan industri hijau terbesar dunia yang berlokasi di Kalimantan Utara.
“Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan dan Hyundai Motor Company yang memiliki rekam jejak, pengalaman, dan teknologi mutakhir untuk kendaraan listrik, kami berharap untuk mencapai tanggal operasi komersial [COD] pada kuartal pertama 2025 dan memproduksi aluminium sebanyak 500.000 TPA pada tahap awal,” jelasnya.
Sumber: Adaro Minerals (ADMR) Merapat ke Hyundai, Jualan Aluminium Lancar, dengan perubahan seperlunya.