Teknologi

Mengenali Scam dan Cara Menghindarinya

scam

Ajaib.co.id – Pandemi Covid-19 telah membatasi ruang gerak masyarakat dalam beraktivitas sehingga inovasi digital harus diterima oleh setiap orang. Percepatan penerimaan digital ini diikuti oleh ancaman kejahatan siber berupa scam.

Scam bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Kejahatan yang sangat merugikan ini sebenarnya bisa dicegah dengan memahami metode dan modus scam itu sendiri. Mari kita kenali agar bisa terhindar!

Pengertian Scam

Scam adalah upaya penipuan untuk mendapatkan uang atau sesuatu yang berharga dari pelaku. Biasanya, pelaku akan berupaya mencuri data korban lalu disalahgunakan. Kegiatan ini bisa dilakukan secara individu, kelompok, hingga perusahan.

Cara Kerja Scam Beserta Contoh

Kejahatan scam memiliki berbagai skema sekaligus sebagai pengelompokan tindakan:

1. Account Take Over (ATO)

Account Take Over (ATO) adalah penipuan yang berupaya mengambil alih akun seseorang tanpa adanya komunikasi antara korban dan pelaku. Kendati demikian, korban bisa merasakan secara langsung dampak dari pencurian akun tersebut.

ATO biasa dilakoni oleh orang terdekat seperti keluarga atau kerabat terdekat yang mengetahui informasi personal dari korban.

2. Auction Fraud

Auction fraud merupakan tindakan yang dilakukan oleh penipu untuk menjual sesuatu baik barang maupun jasa melalui suatu situs lelang. Padahal objek yang dijual tidak ada seperti penjualan tiket konser yang tidak valid.

3. Catfish

Catfish merupakan tindakan membuat sebuah profil palsu untuk menipu korban. Misalnya, oknum yang membuat akun media sosial palsu menggunakan nama dan foto yang sama dengan seseorang seolah seperti seorang kerabat untuk mencari tahu informasi korban.

4. Phishing

Phishing adalah  bentuk tindakan penipuan yang dilakukan dengan mencuri informasi penting kemudian mengarahkan korban untuk masuk ke sebuah situs atau halaman palsu agar dapat menjebak korban.

Kejahatan siber ini terjadi untuk berbagai layanan langganan berbayar, perbankan, UMKM, hingga e-commerce. Penipuan phishing biasanya berkedok transfer bank, pembobolan data para pengguna e-commerce, hingga layanan streaming gratis untuk meretas perangkat korban.

5. Skimming

Skimming adalah tindakan pencurian data informasi pada kartu debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada magnetic stripe kartu secara ilegal. Biasanya terjadi pada kartu debit maupun kredit.

Namun, saat ini perbankan sudah menerapkan kartu berbasis chip.

6. Social engineering (soceng)

Social engineering adalah teknik untuk mendapatkan data dan informasi. Biasanya pelaku memengaruhi pikiran seseorang dengan memanipulasi psikologis dan emosional melalui suara, gambar, maupun tulisan yang persuasif dan meyakinkan. Misalnya, mendapatkan iming-iming menang lomba dengan hadiah yang menggiurkan, pemberitahuan anggota keluarga kecelakaan dan sebagainya.

7. Donation scam

Penipuan dengan modus untuk donasi atau bantuan bagi seseorang atau kegiatan lainnya. Contohnya, orang yang mengaku dari yayasan tertentu meminta bantuan donasi untuk pembangunan panti sosial atau sekolah, atau rumah ibadah.

8. Share login info

Share login info adalah upaya mencuri informasi rahasia dan sensitif seperti PIN, Password, dan One Time Password (OTP). Modusnya dengan memulai dengan memberikan informasi palsu kepada korban sehingga korban tanpa sadar akan memberikan informasi sensitif dan rahasia kepada pelaku.

9. Share card info

Share card info adalah modus penipuan yang hampir sama dengan kejahatan share login info. Pelaku akan mencuri informasi penting dari sebuah kartu mulai dari nomor kartu hingga kode OTP yang diberikan oleh bank penerbit.

Biasanya terjadi dengan skema pelaku bertindak menghubungi korban dengan mengatasnamakan bank. Korban tanpa sadar akan memberikan informasi penting terkait kartu debit maupun berupa nomor kartu dan kode OTP atau PIN, begitupun informasi sensitif lainnya.

10. Social engineering

Social Engineering adalah upaya kejahatan yang memanfaatkan bentuk interaksi dengan manusia. Biasanya, penipu akan menggunakan manipulasi psikologis kepada korban sehingga korban tanpa sadar akan melakukan kesalahan keamanan dengan memberikan informasi sensitif kepada pelaku.

Misalnya, mengatasnamakan dari instansi tertentu lalu meminta berbagai data atau uang agar persoalan yang diceritakan kepada korban bisa segara diproses.

11. Chain mail

Chain mail adalah email yang berisi informasi palsu untuk tujuan menakut-nakuti, mengintimidasi, atau menipu penerima. Penipu ingin memaksa penerima meneruskan e-mail tersebut ke orang lain.

Sehingga, terbentuk jaringan spam, dan dalam beberapa kasus digunakan untuk mengambil alamat email individu untuk spam.

12.  Online survey scam

Online survey scam adalah situs yang mengeklaim menawarkan uang atau voucher hadiah kepada peserta yang bersedia menjawab pertanyaan dalam survei. Biasanya, situs-situs ini meminta pengguna untuk menghabiskan waktu lama di website, seringkali, uang atau voucher yang dijanjikan tidak pernah dibayarkan.

Penipu berupaya mendapatkan informasi demografis pengguna dan menjual informasi tersebut kepada pihak yang menginginkan.

Ciri-Ciri Pelaku Scam

  1. Mengaku pihak/instansi/organisasi yang dikenal.
  2. Menawarkan hadiah atau menginfokan masalah.
  3. Menuntut untuk segera bertindak.
  4. Memberikan instruksi untuk segera melakukan pembayaran.

Tips Menghindari Scam

Selain mengetahui modus, jenis, dan ciri pelaku scam, masih dibutuhkan upaya untuk menghindarinya dengan mengikuti tips berikut ini:

1. Tidak memberikan data pribadi

Data pribadi menjadi hal paling utama diincar oleh para scammer. Mereka akan berupaya untuk segera mengetahui data pribadi untuk menjalankan aksinya. Oleh sebab itu, jangan mudah membagikan data pribadi ke orang sekitar apalagi dengan mengunggah di media sosial KTP, kartu ATM, NPWP, dan data-data sensitif lainnya.

2. Gunakan password yang kuat

Menggunakan password atau PIN yang kuat menjadi kewajiban saat mengadopsi teknologi. Kombinasikan kata sandi dengan menggunakan angka, huruf, kapital, dan simbol. Hindari menggunakan tanggal lahir, nama orang tua maupun nama anak.

3. Ganti password maupun PIN secara berkala

Meski memiliki password maupun PIN yang kuat tidaklah cukup agar bisa terhindar dari kejahatan siber. Masih dibutuhkan kedisiplinan mengganti password secara berkala agar terjauhkan dari kejahatan ini.

4. Tidak mudah percaya suatu informasi

Ketika mendapatkan informasi baik hadiah, musibah, maupun instruksi jangan langsung dipercaya. Lantaran, scammer akan membuat psikologis korban untuk tidak berpikir panjang. Oleh sebab itu, penting mengasah sikap kritis. Jangan lupa untuk mengecek ke pihak resmi maupun memastikan kredibilitas pemberi informasi tersebut.

5. Memverifikasi keamanan website

Biasanya, pelaku penipu menggunakan situs yang hampir mirip dengan situs resmi. Oleh sebab itu, penting mencari tahun tampilan dan alamat resmi dari suatu situs. Pastikan URL situs dimulai dengan “https” dan ada ikon gembok di samping kolom URL.

6. Gunakan Two Factor Authentication

Memaksimalkan kehadiran Two Factor Authentication patut dicoba untuk meningkatkan keamanan. Two Factor Authentication adalah metode pengamanan login akun menggunakan verifikasi dua langkah.

Dengan metode ini, setiap upaya login akan selalu memerlukan verifikasi dari dua perangkat. Sehingga, setiap ada upaya pembobolan akun, maka akan ada pemberitahuan kepada pemilik akun.

7. Jangan mudah menggunakan WIFI gratis di tempat umum

Terkadang penyediaan internet gratis di tempat dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk mencuri informasi data para pengguna WIFI tersebut.

Artikel Terkait