IHSG merupakan kependekan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yaitu indeks yang mengukur kinerja semua saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Akan tetapi, banyak pemula sering salah memahami IHSG. Bahkan, ada pula yang ingin membeli IHSG!
Berbagai kesalahpahaman ini wajar saja dalam perjalanan kita meningkatkan wawasan seputar dunia investasi saham. Namun, agar tidak tersesat lebih jauh, ada baiknya mencermati jawaban untuk lima (5) pertanyaan yang paling sering diajukan investor pemula berikut ini.
Saham IHSG Itu Apa Saja?
Istilah “Saham IHSG” mengacu pada semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kita dapat melihat daftar saham ini pada menu Daftar Saham dalam situs web IDX.
Bursa Efek Indonesia saat ini memiliki 847 saham. Setiap saham memiliki bobot berbeda-beda, tergantung pada kapitalisasi pasarnya. Istilah “saham blue chip” merujuk pada saham-saham berkapitalisasi paling besar yang dapat berdampak lebih besar pula pada IHSG, antara lain Bank BCA (BBCA), Telkom (TLKM), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), United Tractors (UNTR), dan masih banyak lagi.
Dalam hal ini, calon investor harus benar-benar memahami bahwa “IHSG” dan “Saham IHSG” adalah dua hal berbeda. “IHSG” adalah indeks yang mengukur kinerja Bursa Efek Indonesia, sedangkan “Saham IHSG” mengacu pada saham-saham yang membentuk indeks tersebut.
Di samping IHSG, Bursa Efek Indonesia memiliki banyak indeks lain untuk mengukur kinerja saham berdasarkan kriteria yang berbeda-beda. Contohnya indeks LQ45 untuk saham-saham yang paling likuid, indeks JII untuk saham-saham syariah, indeks IDX High Dividend 20 untuk saham-saham yang rutin memberikan dividen jumbo, indeks sektoral, dan masih banyak lagi.
Bursa Efek Indonesia membagi saham ke dalam 11 sektor, yakni Healthcare, Basic Materials, Financials, Transportation & Logistics, Technology, Consumer Non-Cyclicals, Industrial, Energy, Consumer Cyclicals, Infrastructure, serta Properties & Real Estate. Kinerja setiap sektor akan terekam dalam indeks sektoral, dan calon investor bisa mengetahui sektor mana yang bagus dan kurang bagus dengan melihat pertumbuhannya.
Kenapa Saham IHSG Melemah?
Harga saham tidak statis, melainkan fluktuatif. Artinya, harga saham dapat naik-turun dari waktu ke waktu. Selaras dengan itu, IHSG pun selalu naik-turun pada setiap hari perdagangan bursa.
Ada banyak faktor yang memengaruhi naik-turunnya saham, baik dari segi internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain kondisi keuangan perusahaan, prospek kinerja perusahaan di masa depan, dan aksi korporasi. Sedangkan faktor eksternal antara lain kondisi ekonomi makro, kebijakan bank sentral, kebijakan pemerintah, serta kurs rupiah.
Ketika harga suatu saham melemah sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan naik, penyebabnya mungkin berasal dari salah satu atau beberapa faktor di atas. Mungkin ada kebijakan pemerintah yang mencederai prospek perusahaan. Mungkin juga perusahaan mengalami rugi berlipat ganda, atau sebab-sebab lain. Selain itu, harga saham akan melemah apabila perusahaan terjerat masalah hukum atau gugatan utang-piutang.
Sebaliknya, harga saham-saham tertentu bisa jadi tetap naik ketika Indeks Harga Saham Gabungan turun. Hal ini terjadi karena bobot harga saham yang jatuh pada saat itu lebih besar daripada bobot saham yang naik. Contohnya pada awal pandemi COVID-19, IHSG jatuh tapi harga saham-saham farmasi malah meningkat pesat.
Apa Artinya Kalau Saham IHSG Naik?
Coba tengok lagi berbagai faktor yang memengaruhi naik-turunnya saham di atas. Faktor-faktor itu dapat mengakibatkan harga saham melemah, tetapi juga dapat membuat harga saham meningkat.
Umpamanya kondisi ekonomi makro Indonesia positif, maka investor akan beramai-ramai memborong saham IHSG karena mengharapkan keuntungan lebih besar dari investasinya di masa mendatang. Apabila harga sebagian besar saham blue chip meningkat berkat aksi beli itu, IHSG juga akan naik pesat.
Dengan demikian, kenaikan saham IHSG menandakan prospek ekonomi dan kinerja perusahaan-perusahaan emiten BEI yang lebih baik.
Apakah Kita Bisa Beli Saham IHSG?
IHSG itu sendiri tidak dapat diperjualbelikan, karena IHSG semata-mata merupakan indeks untuk membantu kita dalam memantau kinerja bursa. Namun, kita bisa membeli saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sebelum membeli suatu saham, pastikan kamu mengenal perusahaan emiten yang menerbitkan saham tersebut. Selidikilah prospek bisnisnya, laporan keuangannya, sertia tren harga sahamnya saat ini. Jangan membeli saham semata-mata karena mendengar ajakan artis atau rumor yang belum tentu benar.
Bagaimana Cara Beli Saham IHSG?
Kita dapat membeli saham melalui platform trading saham online. Pertama-tama, mendaftarlah ke suatu perusahaan sekuritas atau broker saham melalui website atau aplikasi. Setelah pendaftaran disetujui, kamu akan memperoleh akses login ke platform dan Rekening Dana Nasabah (RDN). Setorkan modal yang akan digunakan untuk membeli saham ke RDN, kemudian ikutilah tutorial dalam platform untuk mencari saham yang diinginkan dan membelinya.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Masa depan kamu tentu akan menjadi lebih terjamin dan aman secara finansial bila kamu berinvestasi bukan? Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih aman dan tepercaya. Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib Sekuritas sekarang, karena proses pendaftarannya yang mudah dan 100% online, tanpa memerlukan modal yang besar.
Berbagai layanan dan indeks saham juga tersedia dalam rangka mendukung investasimu agar semakin maksimal! Mulai dari saham, reksa dana, margin trading, day trading, dan layanan bagi nasabah premium, Ajaib Prime, bisa kamu temukan di aplikasi Ajaib Sekuritas.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Sekuritas sekarang!