

Ajaib.co.id – PT Bank Neo Commerce Tbk (dulu PT Bank Yudha Bhakti Tbk) adalah perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Perusahaan dengan kode saham BBYB tersebut awalnya hanya dimiliki oleh Koperasi induk/Pusat Militer dan Polisi.
Bank yang mulai beroperasi sejak 9 Januari 1990 ini ternyata dimiliki oleh 8 koperasi lingkungan TNI/Polri, meliputi Induk Koperasi TNI Angkatan Darat, Induk Koperasi TNI Angkatan Udara, Induk Koperasi TNI Angkatan Laut, Induk Koperasi Kepolisian, Induk Koperasi Veteran RI, Induk Koperasi Purnawirawan ABRI, Pusat Koperasi MABES TNI, dan Pusat Koperasi Kemhan.
Namun, seiring dengan perkembangan ekonomi dan tuntutan regulasi, serta upaya menumbuhkan kinerja bank, dilakukan aliansi strategis dengan pihak swasta pada tahun 1996. Langkah tersebut kini membuat kepemilikan saham BBYB per Maret 2021 terbagi menjadi 5 PT Akulaku Silvrr Indonesia (24,98%), PT Gozco Capital (20,13%), PT Asabri (18,53%), Yellow Brick Enterprise LTD (11,10%), dan masyarakat (25,26%).
Saham BBYB resmi melantai di BEI pada 13 Januari 2015 dengan harga jual Rp115/lembar saham dan sukses mengumpulkan dana sebesar Rp34,50 miliar. Per Jumat, 12 Maret 2021 saham BBYB berada di angka Rp630/lembar saham, naik lebih dari 500% dibandingkan harga IPO-nya.
Kenaikan harga saham BBYB diduga karena sentimen positif tentang bank digital yang diberitakan di berbagai media dan forum saham. Namun, apakah sentimen transformasi bank digital didukung oleh fundamental BBYB yang baik? Mari kita bedah sahamnya di bawah ini.
Meski Pandemi, BBYB Masih Bukukan Laba Bersih Rp15,87 Miliar
Jika dilihat secara kinerja, BBYB mampu mempertahankan kinerja positifnya sepanjang tahun 2020. Bank hasil transformasi dari Bank Yudha Bhakti mencatatkan laba bersih senilai Rp15,87 miliar secara year on year, turun tipis 0,82% dibandingkan laba bersih tahun 2019 senilai Rp16 miliar. Penurunan laba itu tidak terlepas dari kinerja penyaluran kredit BBYB di tahun 2020 yang turun 4,19% menjadi Rp3,66 triliun dari Rp3,82 triliun.
Sementara itu, pendapatan bunga bersih BBYB meroket signifikan 88,54% menjadi Rp298,32 miliar dari tahun lalu Rp158,23 miliar. Dari sisi pendanaan, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) turun 2,96% yoy dari Rp4,06 triliun menjadi Rp3,94 triliun sepanjang tahun 2020. Pada pos Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), saham BBYB tercatat menunjukkan perbaikan CKPN, yang tahun sebelumnya di angka 4,52% menjadi 3,67%,
Di bawah ini adalah laporan kinerja laba BBYB (dalam Rp miliar)
Komponen Laba | September 2020 | September 2019 |
Pendapatan Bunga Bersih | 298 | 158 |
Laba Bersih | 15,87 | 16 |
DPK | 4060 | 3094 |
CKPN | 3,67% | 4,52% |
Beralih ke rasio keuangan umum, BBYB masih belum mampu menghasilkan keuntungan dari aset dan ekuitas di tahun 2020. ROE dan ROA saham BBYB tercatat berada di level 1,62% dan 0,34%. Sementara, NIM BBYB tertekan di level 4,03% dibandingkan posisi tahun 2019 sebesar 4,86% yang artinya keuntungan perusahaan dari selisih bunga pendapatan turun dibandingkan tahun lalu.
Perusahaan membukukan loan to funding ratio (LDR) sebesar 92,95% turun tipis dari 94,14% secara tahunan. Pda pos permodalan rasio kecukupan modal (CAR), saham BBYB membukukan kenaikan CAR ke angka 32,78% dari 29,35% di tahun 2019 BOPO perusahaan tercatat di level 96,71% merosot tipis dibandingkan tahun lalu di angka 97,24%. BOPO yang tinggi mengindikasikan perusahaan belum efisien dalam memanfaatkan biaya operasi, sehingga biaya operasional harus terpakai sebesar 96,71% dibandingkan total pendapatan.
Adapun Rasio Non-Performing Loan (NPL) perusahaan tercatat menurun ke level 4,05% secara year on year dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,32%. Jika dilihat dari angka NPL yang ideal di bawah 5%, rasio NPL saham BBYB dibandingkan bank-bank lainnya yang di bawah 3.%
Rasio | September 2020 | September 2019 |
ROA | 0,34% | 0,37% |
ROE | 1,62% | 2,27% |
NIM | 4,03% | 4,86% |
LFR | 92,95% | 94,14% |
CAR | 32,78% | 29,35% |
BOPO | 96,1% | 97,24% |
NPL | 4,05% | 4,32% |
NPL Net | 2,67% | 1,63% |
Saham BBYB menjadi salah satu emiten saham bank yang memberikan dividend di tengah pandemi Covid-19. Di tahun 2020, BBYB membagikan dividend sebesar Rp0,24/lembar saham dengan total Rp1,6 miliar. BBYB juga sempat membagikan dividend di tahun 2018 dan 2018 dengan nilai sebesar Rp5,7 miliar dan Rp3,7 miliar.
Bagaimana Prospek Bisnis BBYB Di Tahun Ini?
Transformasi bank digital menjadi jargon kebangkitan bank di tahun 2021. Ini menjadi salah satu sentimen positif bagi sejumlah bank, salah satunya adalah Bank Neo Commerce yang memicu harga sahamnya melesat ratusan persen. Nilai saham BBYB terpantau mengalami kenaikan cukup signifikan beberapa waktu lalu. Pada awal Februari, harga saham masih berada di posisi Rp340/lembar saham, tapi pada 24 Februari 2021, sahamnya sudah berada di harga Rp810/lembar saham, yang artinya naik sebesar 238%.
Terkait transformasi bank digital, BBYB mengumumkan pelaksanaan right issue untuk mendapatkan tambahan modal guna memenuhi Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Pemenuhan modal inti minimum bank melalui skema Penawaran Umum Terbatas dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Para pemegang saham utamanya, misalnya PT Akulaku Silvrr Indonesia berkomitmen untuk turut serta dalam aksi korporasi ini. Yang diharapkan dapat mengumpulkan dana sebesar Rp249,82 miliar.
Menurut riset dari Alvara Research Center, penetrasi digital semakin masif di sektor perbankan, serta layanan berbasis digital seperti internet dan mobile banking semakin sering digunakan oleh para nasabah sehingga antusiasme masyarakat terhadap layanan bank digital sangat besar. Salah satu upaya manajemen saham BBYB meyakinkan masyarakat beralih ke bank digital adalah dengan memperkenalkan identitas baru sebagai Neo Bank dan memberikan neo customer experience sebagai bagian dari transformasi digitalnya kepada masyarakat.
Perusahaan juga melakukan kerja sama dengan berbagai perusahaan digital ternama, seperti Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud. Kerja sama ini dilakukan untuk mewujudkan pengalaman perbankan digital yang aman dan terlindungi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir atas kerahasiaan data mereka.
Selain itu, beberapa hal yang akan dilakukan BBYB untuk mewujudkan transformasi bank digital di tahun ini adalah dengan meluncurkan produk dan layanan ritel untuk mendukung perluasan segmen pasar yang lebih luas. Misalnya, melalui produk mobile banking dengan fitur yang lengkap. Sedangkan, untuk menyasar korporasi, perusahaan akan meluncurkan corporate internet banking dan produk cash management yang memudahkan perusahaan dalam melakukan transaksi.
Ditambah lagi perusahaan telah resmi menjadi Bank Buku II oleh OJK sehingga memperluas kesempatan bank untuk meluncurkan produk-produk perbankan digital yang menunjang kebutuhan masing-masing segmentasi pasar. Kinerja keuangan yang masih terjaga di tahun 2020 meski dihadapkan tantangan pandemi Covid-19 bisa menjadi faktor pendukung bahwa saham BBYB memiliki prospek yang bagus di tahun ini.
Meskipun kinerja keuangannya di tahun 2020 cukup menjanjikan, tapi dengan nilai PER yang mencapai 264.43x dan PBV nya di angka 3.75x, harga saham BBYB saat ini sudah jauh dari harga wajarnya. Investor sebaiknya menerapkan strategi wait and see hingga harga saham BBYB kembali ke harga wajarnya.
Nah, buat kamu yang masih wait and see saham BBYB, kamu bisa cek dan melakukan transaksi saham lainnya lewat aplikasi Ajaib! Dengan Ajaib, kamu bisa melakukan transaksi saham dengan mudah, cepat, dan aman. Karena telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Yuk investasi sekarang juga di Ajaib!