Perencanaan Keuangan

Rasio Likuiditas, Apa dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Rasio Likuiditas, Apa dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Ajaib.co.id – Kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari tingginya rasio likuiditas. Jika perusahaan memiliki rasio likuiditas perusahaan yang rendah, perusahaan tersebut harus memberikan memberikan informasi tambahan yang lebih rinci dibandingkan perusahaan lainnya. Sementara perusahaan berkinerja baik lebih mudah mendapatkan dukungan dari lembaga keuangan, kreditur, maupun pemasok.

Apa itu Rasio Likuiditas?

Rasio likuiditas adalah cara untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar atau membayar utang jangka pendeknya. Suatu perusahaan yang dapat memenuhi kewajibannya disebut perusahaan yang likuid. Sebaliknya, bila tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka perusahaan tersebut disebut ilikuid.

Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, kamu bisa membandingkan komponen yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.

Manfaat Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas ini penting diketahui dan dimiliki oleh perusahaan. Ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan mengetahui rasio likuiditas seperti:

a. Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.

b. Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin melakukan penarikan dana.

c. Poin penentu bagi perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis lain yang menguntungkan.

Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial perusahaan, kamu perlu membuat analisa atau interpretasi terhadap data finansial perusahaan.

Faktor yang Memengaruhi

Kondisi keuangan perusahaan selalu dipengaruhi berbagai macam faktor baik eksternal maupun internal. Hal ini juga berlaku pada tingkat likuiditas perusahaan. Di bawah ini adalah beberapa faktor yang memengaruhinya.

1. Skala Perusahaan

Skala perusahaan menggambarkan aset yang dimiliki dan industri tempat perusahaan beroperasi.  Penentuan skala perusahaan berdasarkan total penjualan, total aset, dan rata rata tingkat penjualan.

Di mana, perusahaan dengan skala besar memiliki akses lebih mudah dalam mendapatkan pendanaan dan pinjaman, sehingga memiliki kesempatan lebih besar bertahan dan menang dari kompetitor. Aset yang dimiliki juga sangat banyak, sehingga bisa dijadikan jaminan atas pendanaan atau pinjaman dari luar. 

2. Prospek Pertumbuhan

Pertumbuhan bisnis adalah prospek baik yang diharapkan mendatangkan pendapatan besar bagi perusahaan. Di mana, pendanaan perusahaan bisa berasal dari dua sumber, yaitu internal seperti penerbitan saham dan pendanaan eksternal berupa utang yang diberikan oleh pihak luar perusahaan.

Perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang baik memiliki tingkat perkembangan yang tinggi  dan aktif melakukan investasi. Namun, investasi yang menghasilkan pertumbuhan tinggi diwujudkan melalui kegiatan jangka panjang yang memerlukan biaya relatif besar.

3. Perputaran Modal 

Modal menjadi faktor penting bagi perusahaan untuk menjalankan operasional. Periode perputaran modal dicatat dan dihitung sejak modal diinvestasikan dalam komponen tertentu hingga kembali ke periode yang akan datang. Perputaran modal sangat berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Di mana, semakin cepat modal berputar, semakin bagus likuiditas perusahaannya.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas & Cara Menghitungnya

Likuiditas menjadi cara yang mudah sekaligus tepat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Penghitungannya dilakukan dengan rumus dan beberapa metode yang bisa dipilih sesuai kondisi. Ada beberapa jenis rasio likuiditas dan cara menghitungnya.

1. Rasio lancar (current ratio)

Penghitungan rasio lancar ditujukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar. Aktiva lancar adalah aktiva atau harta perusahaan yang likuid pada saat ini dan dapat ditukarkan dengan kas. Di mana, semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban utang lancarnya.

Rumus:

aktiva lancar (current asset) / utang lancar (current liabilities)

Jika nilai yang dihasilkan lebih dari 1,0 berarti perusahaan tersebut berkinerja baik. Tingginya rasio lancar juga berarti adanya uang kas berlebih. Bisa jadi karena keuntungan besar atau belum dimanfaatkan secara efektif untuk investasi.

2. Rasio cepat (quick ratio)

Rasio cepat memiliki rumus yang hampir sama dengan rasio lancar. Bedanya, rasio cepat tidak menyertakan inventaris karena sulit ditukar dengan kas. Rasio cepat terdiri dari piutang dan surat-surat berharga.

Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibanding aset lainnya. Quick Ratio ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Sehingga, semakin besar rasio, semakin baik juga keuangan perusahaan.

Rumus:

(aktiva lancar – persediaan) / utang lancar

Jika nilai yang dihasilkan lebih dari 1,0 berarti perusahaan tersebut berkinerja baik, sehingga perusahaan akan mudah untuk membayar kewajibannya.

3. Rasio kas (cash ratio)

Rasio satu ini menggunakan kas perusahaan sebagai acuan. Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besar uang kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas. Contoh rasio kas ini adalah rekening giro.

Rumus:

(kas + surat berharga) / utang lancar

Jika perbandingan kas lebih besar dari utang, berarti perusahaan dalam kondisi baik. Namun rasio kas jarang digunakan karena dianggap kurang realistis dan nilainya mudah berubah.

4. Rasio perputaran kas (cash turnover ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia uang dapat digunakan untuk melunasi kewajiban jangka pendek yang ditujukan dari tersedianya dana kas atau setara kas, seperti rekening giro. Di mana, perputaran kas menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap modal kerja bersih.

Rumus:

penjualan bersih / modal kerja bersih

Jika hasil rasio menunjukkan 1:1 atau 100% atau semakin besar perbandingan kas dengan utang maka akan semakin baik. Di mana, tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi perusahaan dalam menggunakan kas.

5. Rasio modal kerja terhadap total aset (working capital to total asset ratio)

Modal kerja yang dimaksud di sini adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Di mana, jika nilai rasio ini tinggi, operasional perusahaan menjadi lebih lancar dan diharapkan meningkatkan pendapatan dan laba.

Rumus:

aktiva lancar – utang lancar

Demikian gambaran singkat megenai rasio likuiditas yang juga bisa mulai kamu terapkan di bisnismu. Semakin dini mengetahui kesehatan perusahaan, semakin kamu dapat mengelola risiko di kemudian hari. Jadi, mulai sekarang perhatikan semuanya ya! Ini penting untuk kamu lakukan demi perkembangan dan juga kestabilan bisnis kamu.

Artikel Terkait