Ajaib.co.id – Melalui keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada hari hari Selasa (25/8/2020), terungkap bahwa hasil lelang Surat Berharga Negara (SBN) baru-baru ini telah melampaui target indikatif yang ditetapkan Rp20 triliun.
Pemerintah menyerap dana hingga Rp22 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) dalam rangka menambal pembiayaan APBN. Ada pun total penawaran yang masuk mencapai Rp78,34 triliun.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, untuk seri SPN03201126, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,2112 persen.
Penawaran untuk seri ini mencapai Rp4,1 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 3,18 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 5 persen.
Untuk seri SPN12210603, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,476 persen.
Untuk seri FR0086, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp8,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,41474 persen.
Untuk seri FR0087, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp5,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,46927 persen.
Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,21965 persen.
Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,27987 persen.
Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,34496 persen.
Pada pekan sebelumnya, pemerintah juga menyerap dana sebesar Rp22 triliun dari lelang tujuh seri SUN yang diadakan dengan penawaran masuk mencapai Rp106 triliun.
Mengenal Surat Berharga Negara
Surat Berharga Negara (SBN) mulai populer sebagai aset investasi millenial dalam 2-3 tahun terakhir. Tren ini muncul setelah pemerintah merutinkan penawaran produk ORI dan SBR yang dapat dibeli dengan pemesanan minimal hanya Rp1 juta. Investasi aman dengan jaminan negara, keuntungan pasti diperoleh tanpa perlu analisis teknikal maupun fundamental rumit.
Beragam keunggulan SBN jelas membuat banyak orang tertarik. Tapi, tahukah kamu, apa perbedaan antara ORI dan SBR? Mari mengenal SBN lebih jauh dengan menelisik kedua produk tersebut.
Macam-Macam Surat Berharga Negara (SBN) untuk Ritel
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Surat Utang Negara adalah Surat Berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah sesuai Undang-Undang No. 24 Tahun 2002, yang terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara.
SUN merupakan surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara RI sesuai masa berlakunya. Dana yang terhimpun dari penerbitan SUN akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai kebutuhan anggaran negara.
SUN kini juga dikenal dengan istilah Surat Berharga Negara (SBN). Investor dapat memperoleh SBN dari pasar perdana maupun pasar sekunder dengan minimum pemesanan tertentu. Pasar perdana adalah kegiatan penawaran SBN untuk pertama kalinya, sedangkan pasar sekunder adalah kegiatan jual-beli SBN antar investor setelah SBN diluncurkan di pasar perdana.
Sebagai imbalan investasi SBN, investor akan memperoleh bunga atau imbal hasil yang dibayarkan secara berkala hingga jatuh tempo. Pemerintah melindungi investor dari risiko gagal bayar, sehingga SBN tergolong salah satu aset investasi paling aman. Investor juga dapat memperoleh keuntungan berupa capital gain apabila SBN diperdagangkan di pasar sekunder. Tapi terdapat bermacam-macam SBN dengan spesifikasi, jangka waktu, dan tingkat bunga berbeda-beda.
Jenis SBN yang umum dikenal masyarakat adalah obligasi negara yang berorientasi ritel. Ciri khasnya terletak pada minimum pemesanan yang sangat rendah, serta jangka waktu di bawah 5 tahun dengan pembayaran bunga (kupon) secara diskonto. Di sini kita mungkin lebih mengenalnya dalam bentuk dua produk:
- Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
- Savings Bond Ritel (SBR)
Selain ORI dan SBR, ada pula produk obligasi negara bertitel Sukuk Tabungan (ST) dan Sukuk Ritel (SR). Spesifikasi SR mirip dengan ORI, sedangkan spesifikasi ST mirip dengan SBR. Hanya saja, ST dan SR merupakan obligasi negara yang diterbitkan sesuai prinsip syariah.
Tips Berinvestasi SBN
Setelah mengenal SBN dan macam ragam spesifikasinya seperti ORI dan SBR, manakah yang menurutmu paling menarik? Perbedaan terpenting sebenarnya terletak pada kapabilitas ORI untuk diperdagangkan di pasar sekunder.
Kalau kamu sudah familier dengan perdagangan saham atau ETF di bursa efek Indonesia, investasi ORI bisa jadi lebih menggiurkan. Potensi profit ORI ganda dari bunga dan capital gain sekaligus asalkan kamu menjualnya pada momen yang tepat. Tapi kalau kamu berniat untuk menanamkan dana investasi dalam SBN tanpa diutak-atik lagi sampai jatuh tempo, maka pilihan SBR maupun ORI sama-sama layak dipilih.
Atau kamu tertarik untuk berinvestasi dalam surat berharga negara selain SBR dan ORI? Ada pula alternatif lain berupa investasi dalam surat berharga negara secara tidak langsung. Caranya dengan membeli unit penyertaan dalam reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana tematik yang memuat koleksi SBN non-ritel seperti Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Obligasi Negara Republik Indonesia.
Aplikasi Ajaib menyediakan beberapa reksa dana tematik terkait SBN ritel maupun non-ritel yang cukup populer. Kamu dapat berinvestasi SBN via reksa dana tematik dengan modal awal mulai dari Rp100 ribu. Keuntungan akan bertambah seiring dengan kenaikan nilai aktiva bersih (NAB) dan dapat dicairkan kapan saja tanpa menunggu jatuh tempo.