Berita

Pemerintah Terbitkan Global Bond Terbesar Sepanjang Sejarah

Obligasi Syariah

Ajaib.co.id – Seperti kita ketahui data cadangan devisa pemerintah yang tersimpan di Bank Indonesia pada Maret 2020 telah tergerus sebesar US$ 9,4 miliar menjadi US$ 121 miliar. Karena itu pemerintah berencana menerbitkan global bond untuk meredam gejolak di pasar keuangan domestik.

Penerbitan kali ini bisa dikatakan berbeda karena nilainya yang cukup besar. “Ini merupakan penerbitan bond terbesar dalam sejarah penerbitan bond denominasi dolar AS oleh pemerintah Indonesia,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani melalui video conference, Selasa (7/4).

CNNIndonesia melaporkan bahwa surat utang negara global (global bond) tersebut diterbitkan dengan denominasi dolar AS sebesar US$4,3 miliar. Global bond tersebut terdiri dari tiga seri yakni RI030, RI1050, dan RI0470.

  • RI030 sebesar US$1,65 miliar dengan tenor 10,5 tahun. Jatuh tempo pada 15 Oktober 2030 dengan imbal hasil (yield) sebesar 3,9 persen.
  • RI1050 sebesar US$1,65 miliar dengan tenor 30,5 tahun. Jatuh tempo pada 15 Oktober 2050 dengan yield sebesar 4,25 persen.
  • RI0470 sebesar US$1 miliar dengan tenor 50 tahun. Jatuh tempo pada 15 April 2070 dengan yield sebesar 4,5 persen.

Sri Mulyani mengatakan Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang menerbitkan global bond pada periode penyebaran virus corona. Bahkan, mekanisme penerbitan maupun roadshow penawarannya dilakukan secara virtual dan berbeda dari penerbitan biasanya.

Bendahara negara mengklaim, pemerintah berhasil mendapatkan tingkat imbal hasil atau yield yang lebih baik dibandingkan penerbitan global bond pada 2015 dan 2018 lalu. Meskipun pasar keuangan global tengah mengalami tekanan akibat pandemi. Ia menyatakan hal tersebut menggambarkan kepercayaan investor asing yang positif kepada perekonomian dan pengelolaan keuangan negara.

“Kondisi hari ini yang very volatile dan outflow lebih dari Rp130 triliun di SBN, kami mampu mendapatkan pricing atau yield yang lebih rendah,” imbuhnya.

Khusus untuk seri RI0470 dengan tenor 50 tahun, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ini merupakan surat utang dengan tenor terpanjang yang pernah diterbitkan oleh pemerintah. Menurutnya, pemerintah memanfaatkan besarnya preferensi investor global terhadap surat utang dengan tenor jangka panjang.

“Kami terbitkan global bond ini dalam rangka menjaga pembiayaan secara aman dan sekaligus menambah cadangan devisa Bank Indonesia,”ujarnya.

RI Rilis Global Bond Terbesar, Apa Kata Pelaku Pasar?

Pelaku pasar merespons positif terkait penerbitan surat utang dalam denominasi dolar AS terbesar dalam sejarah di tengah pandemi Corona.

Head of Economy Research PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C Permana berpendapat, penerbitan instrumen surat utang ini direspons cukup baik oleh pasar, karena dapat memberikan ruang tambahan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.

“Dampaknya positif, selain memberikan ruang tambahan untuk fleksibilitas APBN, juga akan memberikan stabilitas bagi Rupiah dan likuiditas bagi pasar keuangan dalam negeri,” kata Fikri Permana, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (8/4/2020).

Sementara itu, dalam riset yang dipublikasikan BNI Sekuritas, penerbitan tiga global bond oleh pemerintah akan menambah katalis positif ke pasar.

BNI Sekuritas mencatat, penerbitan ini merupakan emisi obligasi mata uang asing kedua oleh Pemerintah pada tahun 2020, di mana, sebelumnya pemerintah menerbitkan obligasi berdenominasi dolar AS dan Euro pada Januari 2020.

“Penerbitan obligasi mata uang asing juga akan mengurangi tekanan pasokan di pasar obligasi domestik, menambahkan katalis positif ke pasar,” tulis BNI Sekuritas, dalam riset harian, Rabu (8/4/2020).

Ketiga global bond berdenominasi dolar AS ini terbagi dalam tiga tenor yang berbeda. Pertama, Global Bond USD bertenor 10,5 tahun dengan total US$ 1,65 miliar, dan oversubscribed 2 kali atau US$ 3,53 miliar. Surat utang ini jatuh tempo 15 Oktober 2030, dan memiliki kupon 3,85% yang dibayarkan dua kali dalam setahun (semi annually).

Kedua, Global Bond USD bertenor 30,5 tahun dengan total US$ 1,65 miliar yang oversubscribed hingga US$ 3,33 miliar dan jatuh tempo pada 15 Oktober 2050. Surat utang ini memiliki kupon 4,25% yang dibayarkan dua kali dalam setahun.

Ketiga, Global Bond USD bertenor 50 tahun dengan nilai penerbitan US$ 1 miliar, dan oversubscribed 2,5 kali atau YS$ 2,59 miliar. Surat utang ini jatuh tempo 15 April 2070, dengan kupon yang ditawarkan 4,45% yang dibayarkan dua kali dalam setahun.

Global Bond Bisa Untuk Tambah Cadangan Devisa

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kepada okezone.com bahwa penerbitan global bond ini tidak hanya akan membantu pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Akan tetapi juga bisa membantu menambah jumlah cadangan devisa.

“Insyallah kemarin kita mendengar pemerintah menerbitkan global bond USD4,3 miliar. Sudah diumumkan dan itu akan menambah cadangan devisa,” ujarnya dalam rapat virtual dengan Komis XI, Kamis (8/4/2020).

Memang menurut Perry, pada akhir Maret, posisi cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan menjadi USD121 miliar dari sebelumnya USD130,4 miliar. Namun, saat ini posisi cadangan devisa Indonesia masih lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Adapun posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Jadi kami bisa pastikan bahwa jumlah cadangan yang sekarang USD 12 miliar lebih dari cukup itu. sekitar 7 bulan pembayaran impor, utang pemerintah atau stabilisasi nilai tukar rupiah,” jelasnya.

BI akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung ketahanan eksternal dan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Apalagi situasi saat ini sedang tidak stabil imbas pandemi virus corona (covid-19).

“Sekarang cadangan devisa kita relatif stabil,” kata Perry.

Artikel Terkait