Investasi

Pahami Beberapa Hal Penting dalam Menghitung Pajak Deposito

pajak deposito

Ajaib.co.id – Dalam menghitung pajak deposito yang telah ditetapkan, ada beberapa hal yang bisa jadi pertimbangan untuk menggunakan deposito sebagai investasi. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.

Salah satu instrumen investasi yang banyak digunakan oleh orang-orang adalah deposito. Walaupun keuntungan dari deposito ini kecil yang berasal dari suku bunga, banyak orang yang tetap menggunakan instrumen ini sebagai tabungan. Apalagi risiko dari deposito ini sangatlah kecil, bahkan bisa dikatakan tidak ada.

Nah, bagi kamu yang ingin menggunakan deposito sebagai tabungan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan deposito, salah satunya adalah pajak deposito. Mungkin beberapa dari kamu yang sudah menjalankan deposito dalam beberapa tahun, masih kebingungan dengan cara menghitung pajak deposito dan pajak bunga deposito.

Apalagi bagi kamu yang tengah merencanakan keuangan di masa mendatang dan menggunakan deposito untuk mewujudkan hal tersebut. Nah, berikut ini akan dijelaskan cara dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung pajak deposito.

Memahami Dasar Hukum Pajak Deposito

Keuntungan yang didapat dari menggunakan deposito sebagai instrumen investasi berasal dari suku bunga. Suku bunga ini biasanya diatur oleh bank yang mengeluarkan deposito tersebut berdasarkan ketentuan Lembaga Pinjaman Simpanan atau LPS.

Di balik keuntungan dari penggunaan deposito ini ada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi setiap nasabah yaitu membayar pajak.

Pajak yang dimaksud adalah potongan dari pajak deposito yang dimiliki setiap nasabah. Penetapan pajak deposito ini sudah ditetapkan melalui peraturan dari Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan ini dijelaskan melalui berikut:

  • PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI melalui PP 131 Tahun 2000 (berlaku sejak 1 Januari 2001).
  • Pemotongan PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI melalui KMK-51/KMK.04/2001 (berlaku sejak 1 Januari 2001).

Dari aturan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak tersebut menjelaskan bahwa:

  • Setiap penghasilan berupa bunga deposito, tabungan, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia akan dipotong pajak penghasilan. Hal ini juga termasuk bank asing yang ada didirikan atau bertempat di Indonesia.
  • Persentase dari potongan pajak deposito sebesar 20% jika nilainya di atas Rp7.500.000,-.

Jika nilai deposito yang kamu cairkan atau catatan yang dimiliki tidak sesuai, hal ini karena adanya potongan untuk pembayaran pajak. Hitungan ini disesuaikan dengan nilai dana deposito yang kamu miliki. Jika kamu nilai dana deposito secara besar, maka pajak yang harus dibayarkan juga besar.

Cara Menghitung Pajak Deposito

Nah, untuk memahami besaran 20% potongan pajak dari deposito yang dimiliki, kamu bisa menghitungnya secara mudah. Misalnya saja, jika kamu memiliki deposito sebesar Rp100.000.000 di bank dan mendapatkan bunga sebesar 10% per tahun. Penghitungan pajak yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Bunga deposito per tahun sebesar Rp100.000.000 x 10% = Rp10.000.000
  • Bunga deposito per bulan sebesar Rp10.000.000 : 12 = Rp833.333
  • Pajak deposito per bulan sebesar 20% x Rp833.333 = Rp166.666
  • Pajak deposito per tahun sebesar Rp166.666 x 12 = Rp1.999.992

Jadi, bunga deposito yang kamu dapatkan sebesar Rp10.000.000 per tahunnya akan dikenakan pajak bunga sebesar Rp1.999.992. Maka, bunga yang akan kamu cairkan dari deposito yang dimiliki sebesar Rp8.000.008.

Bisa dikatakan, cukup mudah untuk menghitung bunga dan pajak deposito yang dikenakan. Nah, bagi kamu yang mungkin mulai tertarik untuk menggunakan deposito sebagai instrumen dalam berinvestasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelumnya. Hal ini untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi pada dana deposito kamu. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:

Memilih Bank yang Memiliki Kredibilitas Baik

Peran bank sebagai pengelola dana yang kamu deposito adalah hal paling penting. Oleh karena itu, pilihlah jenis bank yang memiliki kredibilitas baik dalam mengelola keuangan atau yang tepercaya. Kamu bisa memastikan bank yang akan dipilih sudah memiliki izin dan terdaftar di OJK atau Otoritas Jasa Keuangan.

Selain itu, memilih bank yang tepercaya juga akan mempengaruhi suku bunga dari dana deposito. Namun satu hal yang harus diingat, jika suku bunga ini ditetapkan oleh bank berdasarkan aturan Lembaga Pinjaman Simpanan. Di mana, lembaga ini bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi setiap aktivitas simpanan nasabah di setiap bank.

Menentukan Jangka Waktu

Investasi di deposito dapat dilakukan dengan memilih jangka waktu yang ditetapkan. Di mana, deposito memiliki tiga macam jangka waktu seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call. Ketiga jenis deposito ini tentu memiliki perbedaan masing-masing. Untuk deposito berjangka, memiliki jangka waktu mulai dari 1 bulan sampai 24 bulan dan bunga yang didapat akan dibayarkan pada akhir periode.

Lalu, sertifikat deposito yang jangka waktunya tidak jauh berbeda dengan deposito berjangka. Hanya saja, deposito ini berbentuk sertifikat yang dapat dipindahtangankan dan dicairkan oleh siapapun pemegang sertifikat tersebut.

Ketiga adalah deposito on call yang merupakan jenis deposito yang pencairannya harus melalui pemberitahuan terlebih dulu kepada pihak bank dan dapat diproses dalam beberapa hari.

Menyesuaikan Pencairan dengan Periode Waktu yang Ditentukan

Deposito memang sangat mirip dengan tabungan. Hanya saja, jika tabungan dapat dicairkan kapanpun, deposito harus menyesuaikan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan di awal. Di mana, calon nasabah dapat memilih waktu yang akan ditentukan sebagai waktu pencairan di awal perjanjian deposito.

Jika kamu tetap ingin mencairkan dana deposito, walau jangka waktu yang ditetapkan belum memenuhi ketentuan, maka pihak bank akan memberikan kamu pinalti berupa denda atas pencairan tersebut. Ketentuan dari denda ini biasanya berbeda-beda, tergantung kebijakan bank dalam memberikan denda.

Deposito sebagai instrumen investasi memang cukup bisa diandalkan bagi kamu yang tidak terlalu mengharapkan keuntungan besar. Hal ini karena deposito sama halnya dengan tabungan di bank, hanya saja ada ketentuan dana minimal yang harus disetorkan dan waktu pencairan yang sudah ditetapkan. Kamu juga akan dikenakan pajak deposito berupa potongan dari suku bunga yang didapat per tahunnya.

Selain itu, masih ada instrumen investasi yang dapat digunakan dengan keuntungan lebih besar dari deposito, namun risikonya juga cukup rendah yaitu investasi reksa dana. Investasi reksa dana kini memang cukup diminati oleh banyak orang. Apalagi kini investasi reksa dana bisa dilakukan secara online melalui smartphone dengan menggunakan aplikasi Ajaib.

Ajaib merupakan media investasi yang dapat membantu kamu berinvestasi khususnya pada reksa dana. Dengan menggunakan Ajaib, kamu bisa menemukan jenis reksa dana mana yang cocok dengan kebutuhan seperti reksa dana pasar uang, reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan jenis reksa dana lainnya.

Selain itu, reksa dana dapat membantu kamu mengatur dan mengelola perencanaan keuangan kamu untuk kebutuhan di masa mendatang seperti biaya pernikahan, biaya untuk membuka bisnis, membeli rumah, dan masih banyak lainnya. Tentunya dengan keuntungan yang cukup besar dan risiko rendah.

Yuk, download aplikasi Ajaib di smartphone kamu dan temukan kemudahan untuk berinvestasi sekarang.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait